Alumni UNISMA Ir Sholihin: Dari Kampus Hijau ke Proyek Energi Raksasa Dunia
Di sebuah ruang rapat perusahaan konsultan teknik berskala internasional, nama Ir. Sholihin selalu disebut dengan penuh respek. Alumni Fakultas Teknik Mesin Universitas Islam Malang (UNISMA)

TIMESINDONESIA, MALANG – Di sebuah ruang rapat perusahaan konsultan teknik berskala internasional, nama Ir. Sholihin selalu disebut dengan penuh respek. Alumni Fakultas Teknik Mesin Universitas Islam Malang (UNISMA) ini telah malang-melintang di dunia industri pembangkit listrik, mulai dari proyek raksasa di tanah air hingga energi terbarukan kelas dunia.
Namun, siapa sangka perjalanan itu berawal dari kampus sederhana di Malang, tahun 1980-an.
Awal Langkah di UNISMA
Sholihin masuk ke Fakultas Teknik Mesin UNISMA dengan tekad sederhana: ingin menjadi seorang engineer yang bisa memberi manfaat bagi masyarakat. Di bangku kuliah, ia bukan sekadar mah]asiswa yang tekun di kelas, tetapi juga aktif di organisasi. Himpunan Mahasiswa Mesin, Senat Mahasiswa Teknik, hingga forum sosial kemahasiswaan pernah digelutinya.
“Bagi saya, organisasi bukan hanya tentang kumpul-kumpul. Dari sana saya belajar kepemimpinan, cara berbicara di depan orang, hingga bagaimana mengelola perbedaan pendapat,” kenangnya.
Tak hanya itu, ia rajin mengikuti kursus tambahan dan seminar di luar kampus. Hasilnya, ia dikenal sebagai mahasiswa yang bukan hanya akademis, tetapi juga inovatif. Salah satu pencapaian akademiknya yang berkesan adalah meraih peringkat 3 dalam presentasi makalah di Pertemuan Mahasiswa Teknik Mesin se-Indonesia.
“Dari pengalaman itu saya belajar, bahwa kualitas mahasiswa UNISMA tidak kalah dari kampus mana pun,” ujarnya penuh keyakinan.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Lulus dan Menggapai Dunia Industri
Tahun 1993, Sholihin resmi menyandang gelar sarjana teknik. Dunia kerja menantinya, dan benar saja, langkah pertamanya langsung menapaki proyek berskala nasional. Ia diterima di BUMN Konsultan Indra Karya dan dipercaya menangani Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) dengan kapasitas 1.500 MW.
“Waktu itu proyeknya yang terbesar di Indonesia. Rasanya seperti mimpi bisa langsung terjun di pekerjaan sebesar itu,” kenangnya.
Pengalaman inilah yang membuka jalan. Dari Indra Karya, ia direkrut oleh TEPSCO, konsultan asal Jepang, untuk proyek PLTU Gresik 400 MW. Setelah itu, perjalanan kariernya semakin mendunia.
Engineer di Proyek-Proyek Raksasa
Selama lebih dari dua dekade, Sholihin terlibat dalam proyek-proyek strategis yang tersebar dari Jawa hingga Sulawesi. Di antaranya:
- PLTU Paiton 2x1300 MW (Toyo Engineering, Jepang)
- PLTU Cirebon 660 MW Supercritical (Doosan Heavy Industry, Korea)
- PLTU Pacitan 2x315 MW (SNC Lavalin, Kanada)
- PLTD Antam Pomala (Wärtsilä, Finlandia)
- PLTU Bima 20 MW (Amythas, Indonesia)
- PLTU Kalimantan Tengah 2x10 MW (PAMA Persada Nusantara)
- PLTU Sulut-1 100 MW (Pusmanpro, PLN)
- PLTU Tangerang 315 MW (Pusmanpro, PLN)
- Dan yang paling monumental, PLTS Cirata 192 MWp, Purwakarta – pembangkit listrik tenaga surya terbesar di Asia Tenggara (Tractebel Engie, Belgia).
Bagi Sholihin, setiap proyek bukan sekadar pekerjaan. Ada nilai pengabdian di dalamnya. “Energi adalah kebutuhan dasar manusia. Bisa terlibat di proyek yang memberi listrik untuk jutaan orang, itu sebuah kebanggaan sekaligus amanah,” katanya.
Sisi Sosial Seorang Engineer
Meski sibuk dengan pekerjaan teknis yang menuntut profesionalisme tinggi, Sholihin tak pernah lepas dari sisi sosial. Di kampung halamannya, ia aktif membangun mushola, memberikan sumbangan, dan hadir di kegiatan masyarakat.
“Ilmu tinggi tidak ada artinya kalau kita lupa dengan masyarakat sekitar,” tuturnya singkat.
Pengalamannya membuat Sholihin ingin berbagi kepada adik-adik mahasiswa UNISMA.
“Gunakan waktu kuliahmu dengan baik. Belajar yang tekun, aktiflah di organisasi, dan jangan lupakan akhlak. Dunia industri itu keras, dan di situlah ilmu yang sebenarnya. Siapkan mentalmu, rendah hati, dan terus belajar di semua lini. Jangan berhenti mengasah kemampuan meski sudah lulus,” pesannya.
Harapan untuk UNISMA
Sebagai alumni, ia berharap UNISMA terus melahirkan generasi hebat. “Jangan batasi kreativitas mahasiswa. Dorong mereka untuk studi banding, menulis karya ilmiah, hingga berkiprah di olahraga dan sosial. Dengan begitu, mental mahasiswa UNISMA akan semakin kuat dan siap bersaing di mana pun,” ujarnya.
Tak lupa, Sholihin juga menitipkan pesan kepada sesama alumni. “Jangan pernah merasa cukup dengan ilmu yang didapat di kampus. Dunia industri berkembang sangat cepat. Terus belajar, terus berusaha, dan jangan lupa berdoa. Semoga kita semua diberi keselamatan dunia dan akhirat.”
Kini, di usianya yang matang, Ir. Sholihin tetap berdiri tegak sebagai seorang engineer yang rendah hati. Dari Malang ke panggung internasional, ia telah membuktikan bahwa alumni UNISMA mampu bersaing dan memberi kontribusi nyata bagi bangsa. (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Apa Reaksi Anda?






