Bahtsul Masail Syuriah PWNU Jawa Timur Meriahkan Rangkaian Haul ke-9 Kiai Badruddin Anwar
Bahtsul Masail LBM Syuriah PWNU Jawa Timur resmi dibuka oleh Drs. KH. Hairuddin, Ak., M.Si.. Pembukaan ini menjadi rangkaian awal Bahtsul Masail Syuriyah PWNU Jawa timur
MALANG Bahtsul Masail LBM Syuriah PWNU Jawa Timur resmi dibuka oleh Drs. KH. Hairuddin, Ak., M.Si.. Pembukaan ini menjadi rangkaian awal Bahtsul Masail Syuriyah PWNU Jawa timur dalam memeriahkan Haul ke-9 Almaghfurlah KH. Muhammad Badruddin Anwar, pendiri Pondok Pesantren An-Nur II, Senin (17/11/2025).
Kegiatan ini diikuti sekitar 350 peserta dari berbagai cabang dan majelis wakil cabang NU se-Jawa Timur dan 55 total mushahih dan perumus.
Selain skala acara yang besar, satu hal yang paling menonjol pada pembukaan bahtsul masail kali ini adalah standar pelayanan yang disediakan oleh Pondok Pesantren Wisata An-Nur II “Al-Murtadlo”. Panitia dan pengurus pesantren mempersiapkan pelayanan yang tidak hanya memadai, tetapi juga mencerminkan nilai dasar pesantren: menghormati tamu sebagai prioritas.
Acara sebesar ini mengingatkan Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur II, Dr. KH. Fathul Bari, S.S., M.Ag., pada dawuh abahnya, Almaghfurlah R. KH. Muhammad Badruddin Anwar, “Lek ngundang uwong gampang, tapi yo opo carane ngurmati wong seng kon undang (Mengundang orang itu muda, tapi bagaimana caramu menghormati orang yang kamu undang (itu yang sulit))" ungkapnya. Wajar jika penyambutan para mushahih, perumus, dan peserta sore itu tampak rapi dan teratur dengan khas pesantren.
Melayani Tamu itu Nomor Satu
Dari Gerbang Biru menuju lokasi bahtsul masail, bendera Nahdlatul Ulama dan umbul-umbul An-Nur II terpajang di sepanjang pinggir jalan. Banner-banner di setiap sudut lokasi dan plang nama mempermudah para tamu mencari tujuannya. Mulai dari lokasi parkir, asrama, tempat bahtsul masail, bahkan sekadar penunjuk arah ke kamar mandi.
Setibanya di area pesantren, para tamu langsung diarahkan ke ruang registrasi di depan masjid oleh tim penerima tamu. Mereka beranggotakan santri senior, mahasiswa Ma’had Aly dan STIKK, serta pengurus pesantren disiapkan untuk membantu tamu sejak langkah pertama mereka turun dari kendaraan. Mobil golf mondar-mandir menjemput para tamu dari lokasi parkir menuju lokasi registrasi.
Khusus perumus dan mushahih, ruang registrasi berada di Pendopo Al-Badari lantai 2 sekaligus lokasi penginapan. Tempat yang nyaman dan tenang. Untuk peserta berada di lantai 3 asrama Kamar A yang juga diantarkan oleh penerima tamu. Lokasinya cocok untuk melihat pemandangan Masjid An-Nur II dan matahari terbenam dengan siluet Gunung Kawi karena asrama menghadap ke arah barat. Sementara para sopir diarahkan ke wisma tamu untuk meningkatkan kenyamanan masing-masing. Para panitia juga stand by di titik-titik strategis untuk memberikan pelayanan apapun.
Ketua Tanfiziah PCNU Malang KH. Hamim Kholil mengatakan, “Memang di sini, Pondok Pesantren An-Nur II itu menjadi jujukan kita untuk kita repotkan karena satu-satunya Pesantren An-Nur II itu yang ada labelnya Pesantren Wisata.” Pondok Pesantren An-Nur II diakui selalu siap dalam melayani tamu yang datang.
Tenda terop dengan kombinasi warna biru-putih dipasang di depan Masjid An-Nur II sebagai tempat penyambutan dan ramah-tamah. Area masjid yang bersih, luas, dan tertata membuat jalannya acara pembukaan berlangsung khidmat dan nyaman. Usai pembukaan, para tamu langsung menikmati hidangan prasmanan yang disediakan di bawah terop itu. Kehangatan suasana makan bersama membuat peserta dari berbagai daerah dapat saling bersenda-gurau dan berdiskusi ringan sebelum masuk ke jalsah pertama.
Bahtsul masail dilaksanakan dalam dua jalsah selama dua hari, jalsah pertama dilaksanakan pada Senin malam (17/11/2025) dan jalsah kedua pada Selasa pagi (18/11/2025). Dari 350 peserta dan 55 perumus-mushahih terbagi menjadi tiga golongan dan lokasi: Komisi Waqi’iyah di Masjid An-Nur II, Komisi Maudlu’iyah di aula kantor lantai 3, dan Komisi Qanuniyah di gedung STIKK lantai 2.
Kalau Salat adalah Tiang Agama, Bahtsul Masail sebagai Tiang Nahdlatul Ulama
Wakil Ketua Syuriah PWNU KH. Abdul Matin Djawahir dengan bangga mengungkapkan bahtsul masail adalah tiang Nahdlatul Ulama. “Saya bangga sekali, masa depan LBM ini insyaallah selalu menjadi, nopo, cagak e ulama,” ucapnya. Bahtsul masail sebuah sarana untuk menyelesaikan berbagai masalah di masyarakat melalui jalur musyawarah dan kitab kuning.
Bahtsul masail memberikan banyak manfaat. Secara ilmiah, bahtsul masail mendalami keilmuan berbasis kitab kuning untuk menyelesaikan masalah. Kedua, bahtsul masail sebagai jalan khidmat kepada Nahdlatul Ulama. Bahtsul masail juga menjadi tempat banyak orang bisa berkumpul dan bermusyawarah. Masih banyak lagi manfaat bahtsul masail bagi umat Islam.
Terakhir, Kiai Abdul Matin berharap pelayanan yang baik dapat mendukung kelancaran jalannya musyawarah sehingga menghasilkan keputusan yang bermanfaat bagi masyarakat dan mendapat keberkahan dari Allah Swt. “Semoga dibarengi dengan rahmat Allah subhanahu wa ta’ala. Diberi pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala, kalau dilakukan betul-betul dengan ikhlas, insyaallah bukan pahala saja,” ungkapnya. (*)
Apa Reaksi Anda?