Drama Sembilan Gol: Spanyol Kalahkan Prancis dalam Semifinal UEFA Nations League yang Mendebarkan
Spanyol kalahkan Prancis 5-4 di semifinal UEFA Nations League 2025 di Stuttgart. Lamine Yamal bersinar, La Roja lolos ke final hadapi Portugal.

TIMES Network – dir="ltr">Malam Bersejarah di Stuttgart
UEFA Nations League 2024-25 babak semifinal menyajikan tontonan yang tak terlupakan pada Kamis malam, 5 Juni 2025, di Stuttgart Arena, Jerman. Pertandingan antara dua raksasa Eropa, Spanyol dan Prancis, berakhir dengan skor mencengangkan 5-4 untuk kemenangan La Roja.
Pertemuan ini bukan sekadar laga biasa; ini adalah duel antara juara bertahan Nations League 2023, Spanyol, dan juara edisi 2021, Prancis. Kedua tim masuk ke turnamen final ini sebagai bagian dari empat tim terbaik, bersama Portugal (juara 2019) dan tuan rumah Jerman. Kehadiran semua juara Nations League sebelumnya di babak semifinal, ditambah dengan tuan rumah, secara jelas menunjukkan bahwa kompetisi ini telah berkembang menjadi ajang yang sangat bergengsi di kancah sepak bola internasional. Ini bukan lagi sekadar serangkaian pertandingan persahabatan yang disamarkan, melainkan sebuah medan pertempuran yang dihargai tinggi oleh tim-tim elit Eropa. Prestise yang meningkat ini mendorong tim untuk menampilkan performa terbaik mereka, menghasilkan pertandingan yang sangat kompetitif dan memikat.
Luis de la Fuente, pelatih Spanyol, sebelum pertandingan telah menggarisbawahi pentingnya turnamen ini, menyatakan, "Kami memiliki di turnamen ini tiga juara Nations League sebelumnya, tiga juara Piala Dunia sebelumnya, dan juara Euro sebelumnya. Jadi Anda tentu tidak bisa menyebutnya turnamen minor, dan kami sangat mementingkannya". Pernyataan ini menegaskan ambisi Spanyol untuk meraih gelar dan menunjukkan bagaimana kompetisi ini telah berhasil memposisikan dirinya sebagai platform penting bagi tim nasional untuk menguji kemampuan mereka melawan lawan-lawan terkuat, melampaui kritik terhadap pertandingan persahabatan di masa lalu. Kualitas tinggi pertandingan yang konsisten dan partisipasi dari negara-negara papan atas seperti Spanyol, Prancis, dan Portugal, ditambah dengan format kompetitif yang mencakup babak perempat final di bulan Maret, semakin memperkuat posisi Nations League dalam kalender sepak bola internasional.
Jalannya Pertandingan: Banjir Gol dan Performa Gemilang Yamal
Pertandingan dimulai dengan intensitas tinggi, menampilkan jual beli serangan yang memacu jantung sejak menit awal. Kedua kiper, Unai Simón dari Spanyol dan Mike Maignan dari Prancis, langsung diuji. Theo Hernández sempat mengancam gawang Spanyol dengan tembakan yang membentur mistar gawang pada menit ke-12, menunjukkan niat menyerang Les Bleus sejak awal.
Spanyol berhasil memecah kebuntuan pada menit ke-22 melalui Nico Williams. Gol ini lahir dari pergerakan apik dan assist terukur dari Mikel Oyarzabal, yang berhasil menahan markernya sebelum menyodorkan bola kepada Williams yang menyelesaikannya dari jarak dekat. Hanya tiga menit berselang, Mikel Merino menggandakan keunggulan Spanyol menjadi 2-0 pada menit ke-25, lagi-lagi berkat umpan brilian dari Oyarzabal yang melambung di atas pertahanan Prancis.
Setelah jeda, Spanyol semakin tancap gas. Lamine Yamal, wonderkid berusia 17 tahun, menjadi bintang utama. Pada menit ke-54, ia dilanggar oleh Adrien Rabiot di kotak penalti dan dengan tenang mengeksekusi sendiri tendangan penalti untuk mengubah skor menjadi 3-0. Hanya satu menit kemudian, Pedri menambah pundi-pundi gol Spanyol menjadi 4-0 pada menit ke-55 setelah menerima umpan dari Nico Williams, menandai awal babak kedua yang eksplosif bagi Spanyol.
Prancis sempat menunjukkan tanda-tanda kehidupan ketika Kylian Mbappé mencetak gol dari titik putih pada menit ke-59, mengakhiri paceklik golnya di tujuh pertandingan internasional.2 Namun, harapan itu segera dipadamkan oleh Lamine Yamal yang kembali mencetak gol pada menit ke-67, memanfaatkan pertahanan Prancis yang rapuh, menjadikan skor 5-1.
Prancis menolak menyerah. Rayan Cherki, yang masuk sebagai pemain pengganti, mencetak gol spektakuler dari jarak 20 meter pada menit ke-79.2 Drama berlanjut ketika bek Spanyol, Dani Vivian, secara tidak sengaja mencetak gol bunuh diri pada menit ke-84 setelah mencoba menghalau umpan silang berbahaya dari Malo Gusto, memperkecil kedudukan menjadi 5-3. Puncaknya, Randal Kolo Muani mencetak gol keempat Prancis pada menit ke-90+4, membuat skor menjadi 5-4 dan menciptakan ketegangan luar biasa di menit-menit akhir. Namun, waktu tak cukup bagi Les Bleus untuk menyamakan kedudukan.
Pertandingan yang berakhir dengan skor 5-4 ini tercatat sebagai pertandingan Nations League dengan skor tertinggi sepanjang masa. Rentetan gol yang cepat, terutama ledakan ofensif Spanyol di awal babak kedua, menunjukkan kemampuan klinis mereka dalam menyelesaikan peluang dan memanfaatkan celah di pertahanan lawan. Hal ini mengindikasikan pendekatan taktis yang berfokus pada transisi cepat dan eksploitasi lini pertahanan tinggi. Di sisi lain, kemampuan Prancis untuk mencetak tiga gol di akhir pertandingan, meskipun dalam kekalahan, menunjukkan kedalaman serangan dan ketahanan mental mereka. Pergeseran momentum yang dramatis ini, dari dominasi Spanyol menjadi kebangkitan Prancis yang memukau, menciptakan sebuah tontonan mendebarkan yang membuat penonton terpaku hingga peluit akhir. Pertandingan ini akan dikenang tidak hanya karena skor yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi juga karena nilai hiburannya yang luar biasa dan perubahan alur permainan yang dramatis.
Spanyol: Serangan Mematikan dan Bintang Muda yang Bersinar
Spanyol tampil dengan strategi menyerang yang sangat efektif, memanfaatkan kecepatan dan kreativitas para pemain mudanya. Lamine Yamal, yang disebut menampilkan "performa kelas dunia" dan "menyiksa" pertahanan Prancis, menjadi motor serangan utama. Ia tidak hanya mencetak dua gol krusial, tetapi juga memenangkan penalti yang membuka keran gol di babak kedua. Kemampuan Yamal untuk secara konsisten tampil di level setinggi itu pada usia 17 tahun merupakan bukti bakat dan kematangan luar biasa yang dimilikinya.
Nico Williams juga menjadi ancaman besar di sisi sayap, mencetak gol pembuka dan memberikan assist untuk gol Pedri. Kemitraannya dengan Mikel Oyarzabal, yang memberikan dua assist, menunjukkan koordinasi serangan yang luar biasa dari La Roja, terutama dalam menciptakan peluang dari area lebar lapangan.
Meskipun mencetak lima gol, pertahanan Spanyol juga menunjukkan kelemahan yang mencolok. Kiper Unai Simón melakukan serangkaian penyelamatan penting yang menjaga Spanyol tetap unggul, mengindikasikan bahwa Prancis memiliki banyak peluang berbahaya yang seharusnya bisa berbuah gol lebih awal. Pedro Porro disebut tampil "kurang memuaskan" dan bertanggung jawab atas penalti Prancis, sementara masuknya Dani Vivian di akhir pertandingan justru membuat pertahanan Spanyol tidak stabil dan berujung pada gol bunuh diri. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Spanyol memiliki kekuatan menyerang yang luar biasa, mereka memiliki celah di lini belakang yang perlu diperbaiki.
Prancis: Bertahan Pincang, Menyerang Penuh Semangat
Prancis menghadapi laga ini dengan badai cedera di lini belakang, kehilangan pilar-pilar penting seperti Saliba, Koundé, dan Upamecano. Absensi mereka sangat terasa, mengingat ketiganya sebelumnya berkontribusi pada tujuh clean sheet dalam sembilan pertandingan, menunjukkan betapa vitalnya peran mereka. Didier Deschamps dipaksa untuk merombak lini pertahanan, dan hal ini terlihat dari penampilan Pierre Kalulu yang disebut "sebagian besar bertanggung jawab atas gol pertama" Spanyol dan tampil buruk dalam debut internasionalnya. Performa Kalulu menjadi titik lemah yang dieksploitasi oleh serangan cepat Spanyol.
Meskipun demikian, Prancis menunjukkan semangat juang yang luar biasa dan kedalaman skuad yang patut diacungi jempol di lini serang. Ousmane Dembélé menjadi salah satu pemain Prancis yang tampil menonjol di lini depan, memaksa Unai Simón melakukan penyelamatan penting. Masuknya pemain pengganti seperti Rayan Cherki, yang mencetak gol debut yang menakjubkan dengan tendangan voli spektakuler, dan Randal Kolo Muani, yang mencetak gol di menit akhir, membuktikan bahwa Les Bleus memiliki banyak opsi ofensif yang mampu mengubah jalannya pertandingan.
Pertandingan ini menjadi ilustrasi jelas tentang betapa krusialnya soliditas pertahanan dan bagaimana cedera pada pemain kunci dapat secara parah memengaruhi kinerja tim, terutama di level elit. Fluiditas ofensif Spanyol mampu tanpa ampun mengekspos lini belakang Prancis yang darurat, khususnya kurangnya pengalaman dan kesalahan dari pemain seperti Kalulu dan Vivian. Namun, kebangkitan Prancis yang penuh semangat di akhir pertandingan, meskipun mereka kalah, menggarisbawahi kualitas serangan dan ketahanan mental mereka. Ini menunjukkan bahwa masalah pertahanan mereka mungkin lebih bersifat situasional (karena absennya pemain kunci) daripada sistemik, dan kedalaman serangan mereka tetap membuat mereka berbahaya.
Reaksi dan Implikasi: Menuju Final Melawan Portugal
Kemenangan dramatis ini memastikan Spanyol melaju ke final UEFA Nations League 2025, di mana mereka akan menghadapi Portugal. Ini adalah final Nations League ketiga berturut-turut bagi La Roja, menunjukkan konsistensi dan dominasi mereka di kompetisi ini.2 Baik Spanyol maupun Portugal sama-sama mengincar gelar Nations League kedua mereka, menjadikannya final bersejarah di Munich Football Arena pada Minggu, 8 Juni 2025. Portugal berhasil mengalahkan tuan rumah Jerman 2-1 di semifinal pertama, menunjukkan bahwa mereka juga merupakan lawan yang tangguh dan memiliki daya juang tinggi, terutama dengan gol-gol krusial dari Francisco Conceição dan Cristiano Ronaldo.
Sementara itu, Prancis akan menghadapi Jerman dalam perebutan tempat ketiga di Stuttgart Arena, juga pada 8 Juni 2025. Ini akan menjadi kesempatan bagi Les Bleus untuk mengakhiri turnamen dengan catatan positif dan menguji kedalaman skuad mereka lebih lanjut, terutama di lini belakang yang sedang pincang.
Dalam 37 pertemuan sebelumnya antara Spanyol dan Prancis, Spanyol unggul dengan 17 kemenangan berbanding 13 kemenangan untuk Prancis, dengan 7 pertandingan berakhir imbang, menunjukkan keunggulan historis Spanyol. Pertemuan terakhir mereka sebelum Nations League ini adalah di semifinal Euro 2024, di mana Spanyol juga keluar sebagai pemenang dengan skor 2-1, menandakan tren positif Spanyol dalam pertemuan-pertemuan krusial. Di Nations League sendiri, Prancis pernah mengalahkan Spanyol 2-1 di final edisi 2021, sementara Spanyol menjuarai edisi 2023 setelah mengalahkan Kroasia melalui adu penalti. Ini menunjukkan bahwa kedua tim memiliki sejarah sengit di kompetisi ini. Fakta bahwa Spanyol tidak terkalahkan dalam 12 pertandingan Nations League terakhir mereka (8 kemenangan, 4 seri) menunjukkan dominasi mereka di kompetisi ini dan momentum yang kuat menuju final.
Final antara Spanyol dan Portugal adalah pertarungan para juara, yang menyoroti sifat kompetitif Nations League dan keinginan tim-tim top Eropa ini untuk menambah trofi. Performa konsisten Spanyol di Nations League, mencapai tiga final berturut-turut dan mempertahankan rekor tak terkalahkan yang mengesankan, menempatkan mereka sebagai kekuatan dominan dalam kompetisi. Kemenangan mereka baru-baru ini atas Prancis dalam pertandingan-pertandingan berisiko tinggi (semifinal Nations League, semifinal Euro 2024) menunjukkan pergeseran yang jelas dalam keseimbangan kekuatan dalam rivalitas ini, dengan Spanyol mendapatkan keunggulan psikologis dan taktis. Ini mengindikasikan momentum kuat yang sedang dibangun oleh La Roja dalam sepak bola internasional.
Apa Reaksi Anda?






