GMPK–PMII Satukan Kekuatan, Wonosobo Inisiasi Gerakan Perangi Korupsi

GMPK-PMII Wonosobo kolaborasi “Mari Perangi Korupsi” untuk perkuat peran publik dan generasi muda. Puncak Hakordia 18 Des 2025 dengan Waka KPK Fitroh Rohcahyanto, libatkan multisektor demi budaya inte

Desember 9, 2025 - 21:30
GMPK–PMII Satukan Kekuatan, Wonosobo Inisiasi Gerakan Perangi Korupsi

WONOSOBO Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi bersama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ((GMPK-PMII) Wonosobo membangun kolaborasi strategis melalui inisiatif “Mari Perangi Korupsi”. Program ini dirancang menjadi ruang penguatan peran publik, terutama generasi muda, dalam mendorong terciptanya tata kelola masyarakat dan pemerintahan yang bersih, transparan, serta berintegritas.

Kerja sama kedua organisasi tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan rangkaian kegiatan dalam momentum Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2025. Acara puncak akan digelar pada 18 Desember 2025 di Wonosobo dalam format Dialog Publik bertema “Mari Perangi Korupsi: Membangun Integritas Mewujudkan Indonesia Tanpa Korupsi.” Wakil Ketua KPK, Fitroh Rohcahyanto, dijadwalkan hadir sebagai pembicara utama.

Kegiatan ini akan melibatkan peserta dari beragam unsur, mulai dari instansi pemerintah, aktivis antikorupsi, mahasiswa, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, hingga komunitas kepemudaan. Kolaborasi multisektor ini diharapkan mampu menghadirkan ruang diskusi yang inklusif dan konstruktif mengenai praktik pencegahan serta pendidikan antikorupsi.

Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, menyampaikan dukungan penuh terhadap agenda tersebut. Mas Afif - sapaan akrabnya - menegaskan bahwa pemberantasan korupsi merupakan tanggung jawab kolektif seluruh masyarakat, bukan hanya tugas aparat penegak hukum. Menurutnya, budaya integritas harus ditanamkan secara berkelanjutan dan ditopang kearifan lokal.

“Gerakan Mari Perangi Korupsi adalah langkah penting untuk membangun budaya integritas di Wonosobo. Saya sangat mengapresiasi inisiatif dari GMPK dan PMII, karena upaya pemberantasan korupsi tidak bisa dilakukan pemerintah saja. Diperlukan gerakan bersama dengan muatan lokal yang kuat. Dengan kolaborasi seperti ini, saya optimistis Wonosobo dapat menjadi daerah yang bersih, transparan, dan berkeadilan,” ujarnya Selasa, (9/12/25).

Ketua PMII Wonosobo, Ahmad Nursolih, menambahkan bahwa organisasinya memiliki komitmen jangka panjang dalam mengawal isu-isu antikorupsi. Ia menilai pemuda wajib menjadi motor perubahan moral dan sosial, terutama dalam mendorong terbentuknya lingkungan birokrasi yang akuntabel.

“Keterlibatan pemuda, khususnya mahasiswa, sangat penting dalam gerakan antikorupsi. Melalui kegiatan ini, PMII ingin menegaskan komitmen kami untuk terus mengawal transparansi dan integritas di daerah. Kami berharap kolaborasi dengan GMPK serta dukungan Bupati dapat memperkuat gerakan moral ini, sehingga masyarakat semakin sadar bahwa korupsi adalah musuh bersama,” tegasnya .

Selain dialog publik, GMPK dan PMII juga merencanakan program turunan berupa lokakarya integritas, kampanye literasi antikorupsi, dan pelatihan advokasi kebijakan. Seluruh rangkaian kegiatan disusun agar dapat melibatkan masyarakat secara langsung dan menciptakan dampak jangka panjang dalam pembentukan karakter antikorupsi di tingkat akar rumput.

Para penyelenggara meyakini bahwa pendidikan integritas perlu dimulai dari ruang sosial terkecil, seperti lingkungan keluarga, sekolah, hingga komunitas. Dengan demikian, upaya pencegahan korupsi tidak berhenti pada tindakan penindakan semata, tetapi tumbuh menjadi kesadaran kolektif yang mengakar dalam kehidupan sehari-hari.

Gerakan “Mari Perangi Korupsi” diharapkan dapat menjadi momentum penting bagi Wonosobo untuk memperkuat nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan integritas publik. Melalui sinergi antara pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dan kalangan mahasiswa, agenda mewujudkan pemerintahan yang bersih diyakini dapat berjalan lebih efektif, terukur, dan berkelanjutan. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow