Iman terhadap Kesempurnaan Al-Quran

Seiring dengan berjalanannya zaman, kemajuan peradaban manusia, pemikiran serta teknologi, ada beberapa diantara sekian dari manusia yang tidak percaya akan Al-Quran.

November 13, 2025 - 16:00
Iman terhadap Kesempurnaan Al-Quran

MALANG Seiring dengan berjalanannya zaman, kemajuan peradaban manusia, pemikiran serta teknologi, ada beberapa diantara sekian dari manusia yang tidak percaya akan Al-Quran. Mengimani Al-Quran adalah sebagian dari rukun iman, sedari kecil muslim diseluruh dunia diperkenalkan dan diajarkan rukun-rukun iman dan islam, merupakan fondasi awal dari wujud seorang muslim dalam beragama.

Lafadz Quran adalah bermakna bacaan yang sempurna, keberadaan huruf ‘alif’ dan ‘nun’ di akhir lafadz Quran adalah memberikan tambahan makna ‘sempurna’. Al Quran merupakan bacaan yang gemar sekali dibaca oleh muslim di seluruh dunia, bahkan seringkali dibaca oleh orang yang ndak faham artinya, kemudian dibaca berulang-ulang. Tidak ada di sepanjang zaman bacaan atau kitab yang diatur dalam cara membacanya kecuali Al Quran, yang memiliki banyak sekali tanda baca di dalamnya. Hanya Al-Quran kitab yang ditentukan adab membacanya, diatur secara teknis, bagaimana cara dan kondisi ketika membacanya.

Percaya atau iman kepada Al-Quran adalah dengan percaya seluruh isinya dimulai dari ayat yang pertama, awal surat Al-fatihah hingga ayat terakhir Surat An-Naas. Seorang muslim harus percaya dan yakin bahwa Al-Quran adalah firman Allah, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui hanya malaikat Jibril. Mengimani Al Quran bahwa Al Quran adalah firman Allah tapi pada teks-nya, bukan oada interpretasinya.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Apa yang tertulis di Al-Quran tidak bisa difahami secara utuh hanya secara tekstual belaka, karena tidak ada yang bisa memastikan maksa suatu susunan kata kecuali kecuali pengucapnya, begitu halnya dengan Al Quran, hanya Allah SWT yang mengetahui kandungan makna firman-Nya.  Allah menjamin dan menjaga Al-Quran serta memelihara Al-Quran sejak awal diturunkan hingga sekarang. Al Quran turun di tengah masyarakat yang memiliki kemampuan menghafal dan di tengah masyarakat yang sangat mengagumi sastra. Al Quran turun dengan susunan redaksi yang sangat mengagumkan sehingga mudah untuk dihafal. Meskipun banyak sekali sahabat yang memiliki kemampuan hafalan yang sangat baik, namun Nabi Muhammad tetap memerintahkan untuk menulis Al-Quran. Jadi Al-Quran yang saat ini dibaca tidak ada bedanya dengan Al-Quran yang dibaca pada masa Nabi Muhammad SAW.

Kholifah Abu Bakar dan kemudian diteruskan oleh Kholifah Umar pernah memerintahkan untuk membawakan naskah Al-Quran yang ditulis di hadapan Nabi Muhammad. Naskah dikumpulan kemudian pemiliknya disumpah akan keabsahannya.

Dicocokkan antara kesesuaian hafalan dengan naskah yang tertulis. Kemudian di masa Kholifah Utsman, Al-Quran ditulis ulang dan diperbanyak. Kombinasi antara hafalan dan naskah yang ditulis di hadapan Nabi Muhammad SAW menjadi sumber utama dalam penulisan Al-Quran. Seorang muslim harus percaya bahwa Al-Quran adalah datang dari Allah SWT., seluruh teks bersumber dari Allah SWT. Dan bahwa Allah yang menjaga keutuhan Al-Quran sejak firman pertama diturunkan. 

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Thoriq Al Anshori, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow