Konferensi Tahunan ke-15 Redea Institute: Menggagas Ulang Pendidikan di Era Digital
Redea Institute gelar Konferensi ke-15 bertema “Menggagas Ulang Pendidikan di Era Digital”. Wadah bagi pendidik global tukar ide, hadapi tantangan digital lewat seminar & lokakarya untuk PAUD-SMA.

TIMESINDONESIA, BALI – Redea Institute (dulu HighScope Indonesia Institute), lembaga pendidikan yang telah dikenal selama 29 tahun, kembali menyelenggarakan Konferensi Tahunan ke-15 dengan tema “Menggagas Ulang Pendidikan di Era Digital”.
Acara ini bertujuan menjadi wadah bagi para pendidik di Indonesia dan seluruh dunia untuk bertukar ide dan terlibat dalam pembelajaran berkelanjutan, menjawab tantangan global yang semakin kompleks di era digital.
Konferensi ini terdiri dari rangkaian seminar dan lokakarya untuk guru, kepala sekolah, dan praktisi pendidikan lainnya, mencakup jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Redea Institute menyoroti beberapa aspek kunci dalam tema tahun ini, antara lain peran Artificial Intelligence (AI) di ruang kelas, kesetaraan digital, pembelajaran berbasis data, model pembelajaran hibrida dan personal, suara siswa, kepemimpinan yang etis, dan kesejahteraan dalam konteks digital.
Konferensi ini menghadirkan pembicara utama Dr. John T. Almarode, penulis buku ternama seperti Teacher Clarity: 4 Necessary Components for High-Impact Student Learning dan How Learning Works: A Playbook. Turut hadir juga para ahli pendidikan terkemuka lainnya, seperti Kenneth Shelton, pakar teknologi pendidikan dan Apple Distinguished Educator, serta Bryan Goodwin, penulis buku pendidikan dan CEO McREL International.
Antarina S.F Amir, pendiri dan CEO Redea Institute menyampaikan bahwa wawasan dan pengalaman mereka diharapkan dapat menginspirasi peserta untuk memikirkan kembali apa, bagaimana, mengapa, dan kepada siapa kita mengajar di era digital.
“Sebagai lembaga yang berfokus pada riset dan pengembangan untuk kemajuan — kami memegang teguh satu komitmen: untuk selalu memberikan yang terbaik bagi anak-anak. Dalam mewujudkan misi tersebut, kami terus berkolaborasi dengan para pakar pendidikan ternama bertaraf internasional,” terangnya, Kamis (2/10/2025).
“Semoga acara ini menginspirasi kita semua para pendidik, untuk terus melakukan yang terbaik untuk belajar, mengajar, dan berinovasi dengan kebijaksanaan, integritas, dan ketulusan hati,” tambah Antarina.
Sementara itu, Dr. John Almarode menekankan pentingnya peran guru yang tak tergantikan di era teknologi.
“Sebagai pendidik, kita harus mengakui bahwa para siswa dan rekan kerja kita kini menghadapi lingkungan yang sangat berbeda dibandingkan dengan yang pernah kita alami,” ujarnya.
Menurutnya, sebagus apapun teknologi generative AI berkembang, itu hanyalah alat bantu, bukan sebuah jawaban.
"Dari pandemi Covid-19, kita belajar satu hal penting: peran guru tidak dapat digantikan. Teknologi mungkin berubah, tetapi guru yang hebat akan selalu bertahan,” imbuhnya.
Learning Heroes: Sesi Berbagi oleh Guru Jaringan Redea Institute
Konferensi ini juga menampilkan Learning Heroes, yakni sesi berbagi oleh guru-guru terpilih dari PAUD, SD, SMP, hingga SMA jaringan Redea Institute. Mereka berbagi pengalaman dalam strategi mengajar dan wawasan kepada sesama pendidik.
Sebagai lembaga pendidikan yang terus beradaptasi dengan dunia yang berkembang, Redea Institute secara konsisten meningkatkan kompetensi para guru sehingga mereka dapat menyediakan pengalaman belajar yang bermakna dan terkini untuk semua pembelajar.
Dengan konferensi ini, Redea Institute menegaskan komitmennya untuk membina pertumbuhan profesional dan kolaborasi di antara para pendidik, mempersiapkan mereka menghadapi berbagai tantangan baru dan terus menginspirasi generasi siswa. (*)
Apa Reaksi Anda?






