Lewat Lagu Republik Fufufafa, Slank Sindir Negeri yang Kian Rusak

Lewat lagu Republik Fufufafa, Slank menyampaikan kritik tajam terhadap kondisi negeri melalui lirik satir dan simbol darurat.

Desember 28, 2025 - 20:30
Lewat Lagu Republik Fufufafa, Slank Sindir Negeri yang Kian Rusak

JAKARTA Slank kembali menyuarakan kritik sosial lewat lagu Republik Fufufafa, menegaskan peran mereka sebagai band legendaris Indonesia yang konsisten menjadi suara rakyat. Setelah lebih dari 42 tahun berkarya, Slank menunjukkan bahwa musik bukan sekadar hiburan, melainkan medium perlawanan terhadap kondisi negeri yang dinilai kian rusak.

Slank adalah band rock asal Indonesia yang berdiri pada 26 Desember 1983. Band ini didirikan oleh Bimbim, sang drummer, yang hingga kini menjadi motor utama Slank. Formasi Slank saat ini terdiri dari Bimbim (drum), Kaka (vokal), Ivanka (bass), Abdee (gitar), dan Ridho (gitar). Sejak awal kemunculannya, Slank dikenal dengan lirik yang jujur, lugas, dan berani mengkritik ketidakadilan sosial, politik, hingga budaya.

Republik Fufufafa: Alarm Darurat untuk Negeri

Lagu Republik Fufufafa dibuka dengan bunyi sirine darurat, simbol kuat bahwa bangsa sedang berada dalam kondisi krisis. Sejak detik pertama, pendengar langsung dibawa ke suasana genting, seolah alarm merah dinyalakan untuk membangunkan kesadaran publik.

Lirik satir seperti “Aku lahir di negeri kacau balau, orang-orangnya pada sakau…” menggambarkan kekacauan sosial dan kecanduan—bukan hanya narkoba, tetapi juga kekuasaan, uang, dan judi. Slank juga menyinggung isu serius seperti stunting, gizi buruk, dan rendahnya kualitas pendidikan, kritik tajam terhadap problem struktural yang membelit bangsa.

Tradisi Panjang Kritik Sosial dalam Lagu Slank

Republik Fufufafa bukanlah anomali. Kritik sosial sudah menjadi DNA musik Slank sejak era awal. Berikut sejumlah lagu Slank yang dikenal kuat mengandung kritik sosial dan politik:

  • Gossip Jalanan – kritik telak terhadap elite politik, korupsi, dan kemunafikan penguasa

  • Bang Bang Tut – sindiran tentang kekerasan, hukum tajam ke bawah, tumpul ke atas

  • Si Boy Gemerlap Kota – potret gelap kehidupan urban, kriminalitas, dan ketimpangan

  • Akar Gulung Guling – perlawanan rakyat kecil terhadap penindasan

  • Salam Demokrasi – kritik praktik demokrasi yang menyimpang

  • Korupsi – serangan langsung terhadap budaya korupsi

  • Piss! – lagu protes dengan bahasa lugas dan tanpa basa-basi

  • Balikin – seruan agar hak rakyat dikembalikan

  • Hamburger – kritik konsumerisme dan gaya hidup semu

  • Minoritas – pembelaan terhadap kelompok terpinggirkan

Lewat lagu-lagu ini, Slank konsisten menempatkan diri sebagai alarm sosial, bukan sekadar band populer.

Slankers dan Perlawanan Kolektif

Respons komunitas penggemar Slankers terhadap Republik Fufufafa pun masif. Bunyi sirine di awal lagu kini menjadi simbol solidaritas, sementara teriakan “Fufufafa Republik Fufufafa” menggema di konser sebagai bentuk protes kolektif.

Lewat lagu ini, Slank kembali membuktikan bahwa usia tak memadamkan keberanian. Musik tetap menjadi senjata, kritik tetap lantang, dan pesan yang disampaikan jelas: negeri sedang tidak baik-baik saja.

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow