Mahasiswa KKN Dorong Gerakan Zero Waste di Desa Gandri Lewat Pelatihan Ecoenzym dari Limbah Kulit Buah
Pelaksanaan pelatihan ecoenzym oleh mahasiswa KKN Tematik UNIPMA Madiun 2025 berlangsung pada Senin (24/11/2025)
MADIUN Pelaksanaan pelatihan ecoenzym oleh mahasiswa KKN Tematik UNIPMA Madiun 2025 berlangsung pada Senin (24/11/2025), sebagai upaya mendorong gerakan zero waste di Desa Gandri. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah organik kini semakin tumbuh, terlihat dari antusiasme warga dalam mengikuti kegiatan ini. Program ini menjadi bagian dari dukungan mahasiswa terhadap konsep lingkungan desa Gandri ASARI.
Pelatihan ecoenzym ini sekaligus menjadi salah satu program kerja unggulan KKN Tematik UNIPMA Madiun di bidang Bakti Negeri PLH (Pelestarian Lingkungan Hidup) yang bertujuan mendorong masyarakat desa untuk menerapkan gaya hidup minim sampah.
Dalam pemaparannya, Septina Mulia, ketua pelaksana sekaligus pemateri kegiatan, menyoroti bahwa limbah kulit buah yang selama ini dibuang begitu saja sebenarnya memiliki potensi besar untuk diolah menjadi produk ekologis bernilai guna tinggi.
Ibu-Ibu PKK Desa Gandri mempraktikkan pembuatan ecoenzym bersama mahasiswa KKN Tematik UNIPMA 2025. (Foto: Humas UNIPMA for TIMES Indonesia)
“Ecoenzym adalah cara paling sederhana untuk mengubah limbah kulit buah yang biasanya dibuang begitu saja menjadi produk yang bermanfaat. Ini bukan sekadar praktik lingkungan, tapi strategi kecil untuk mengurangi beban sampah desa,” ujar Septina Mulia.
Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada penyampaian teori, tetapi juga memberikan pengalaman praktik langsung kepada warga, khususnya ibu-ibu PKK. Mahasiswa KKN mengajak peserta untuk membuat ecoenzym dengan memanfaatkan kulit buah, gula merah, dan air sebagai bahan utamanya. Selama praktik berlangsung, warga mendapatkan penjelasan mengenai proses fermentasi selama tiga bulan serta cara pemantauan yang benar agar hasilnya optimal.
Selain itu, mahasiswa juga memberikan edukasi kritis mengenai manfaat ecoenzym, mulai dari penggunaannya sebagai pembersih alami ramah lingkungan, penyubur tanaman Toga, hingga solusi efektif untuk mengurangi bau pada saluran air. Pendekatan praktik yang aplikatif ini membuat warga semakin memahami pentingnya pengelolaan limbah organik dan dampaknya bagi lingkungan desa.
Foto bersama mahasiswa KKN Tematik UNIPMA 2025 dan Ibu-Ibu PKK Desa Gandri setelah pelatihan ecoenzym. (Foto: Humas UNIPMA for TIMES Indonesia)
Mahasiswa menegaskan bahwa ecoenzym memiliki peran strategis dalam meminimalkan penggunaan bahan kimia rumah tangga yang residunya dapat merusak lingkungan. Dengan kata lain, praktik ecoenzym bukan hanya pengolahan limbah, tetapi juga pergeseran pola hidup menuju gaya hidup lebih hijau.
Antusiasme warga Desa Gandri terus meningkat setelah mengetahui bahwa ecoenzym tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga memiliki potensi ekonomi yang dapat dikembangkan. Ibu-ibu PKK mulai melihat peluang bahwa pembuatan ecoenzym bisa dilakukan secara rutin di rumah dan bahkan berpotensi menjadi produk unggulan desa. Menurut Suhartini, Ketua PKK Desa Gandri, pelatihan ini membuka wawasan baru bagi warga untuk memanfaatkan limbah kulit buah secara lebih kreatif dan produktif.
“Kami melihat peluang dari kegiatan ini. Kalau rutin dibuat, ecoenzym bisa saja menjadi produk unggulan desa. Selain ramah lingkungan, dapat membantu PKK membuat inovasi baru,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN Unipma Madiun berharap masyarakat Desa Gandri semakin menyadari bahwa limbah organik bukan sekadar sampah, melainkan sumber daya bernilai yang dapat diolah untuk kebutuhan sehari-hari. Mereka menegaskan bahwa edukasi lingkungan perlu dilakukan secara berkelanjutan agar perubahan perilaku dapat tertanam dan menghasilkan dampak jangka panjang. Dengan adanya pelatihan ecoenzym ini, Desa Gandri diharapkan dapat menjadi contoh desa yang mampu mengubah persoalan sederhana, seperti limbah kulit buah, menjadi gerakan kolektif menuju desa yang lebih sehat, mandiri, dan berkelanjutan. (*)
Apa Reaksi Anda?