Membentuk Karakter Santri Berakhlak di Ponpes ATAZ Melalui Nilai Ukhuwah Islami

Disiplin menjadi fondasi utama dalam keseharian santri. Jadwal yang tersusun rapi sejak fajar hingga malam hari melatih setiap individu untuk menghargai waktu, tanggung jawab, dan keteraturan.

November 11, 2025 - 12:00
Membentuk Karakter Santri Berakhlak di Ponpes ATAZ Melalui Nilai Ukhuwah Islami

JAKARTA Kehidupan santri di pesantren sejak lama dikenal sebagai miniatur pendidikan karakter yang utuh. Di balik kegiatan mereka yang padat setiap hari, para santri belajar tentang pentingnya disiplin, mandiri, dan hidup rukun bersama teman-teman di asrama. Nilai-nilai ini bukan hanya menumbuhkan keimanan, tapi juga membentuk pribadi yang kuat, sopan, dan siap menghadapi berbagai tantangan hidup.

Disiplin menjadi fondasi utama dalam keseharian santri. Jadwal yang tersusun rapi sejak fajar hingga malam hari melatih setiap individu untuk menghargai waktu, tanggung jawab, dan keteraturan. Kedisiplinan ini tidak muncul secara instan, melainkan tumbuh melalui pembiasaan yang konsisten. Mulai dari bangun sebelum subuh untuk qiyamullail hingga menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.

Selain disiplin, kemandirian juga menjadi nilai yang melekat kuat pada diri santri. Hidup jauh dari keluarga membuat mereka terbiasa mengurus diri sendiri, mengelola waktu belajar, serta menghadapi tantangan tanpa bergantung pada orang lain. Kemandirian ini kelak menjadi bekal penting ketika mereka kembali ke masyarakat, siap menjadi pribadi yang mampu berkontribusi secara nyata.

Ponpes-ATAZ-a.jpg

Sementara itu, ukhuwah atau rasa persaudaraan menjadi jiwa dari kehidupan di pesantren. Di tempat yang beragam latar belakangnya, para santri belajar untuk saling memahami, menghormati perbedaan, dan membantu satu sama lain dalam hal-hal baik. Nilai persaudaraan ini membuat mereka hidup rukun, saling mendukung dalam beribadah, dan menciptakan suasana seperti keluarga yang penuh kehangatan setiap hari.

Nilai-nilai inilah yang menjadi dasar kehidupan di Pondok Pesantren Al-Hidayah Al-Mumtazah (ATAZ), sebuah lembaga pendidikan berbasis asrama di Jatiasih, Bekasi. Pesantren ini menanamkan tiga pilar utama dalam pembinaan santri, yaitu kesederhanaan, kemandirian, dan ukhuwah islami. Melalui rutinitas seperti tadarrus, qiyamullail, dan tahfidz, santri ditempa menjadi pribadi yang disiplin, bertanggung jawab, dan berakhlak mulia.

“Filosofi kami sederhana, santri harus tumbuh sebagai pribadi yang kuat secara spiritual dan tangguh dalam kehidupan sosial. Karena itu, kami membimbing mereka dalam suasana yang disiplin tapi penuh kasih,” ujar Ust. H. Muallis, Kepala Bagian Kesantrian Pondok Pesantren Al-Hidayah Al-Mumtazah (ATAZ).

Kemandirian santri juga didukung dengan sistem administrasi dan pengelolaan keuangan yang terintegrasi. Melalui Sistem Administrasi Santri dan Student Payment Center, seluruh aktivitas akademik, laporan jamaah, hingga keuangan tercatat secara real time dan transparan. 

“Kami ingin setiap santri dan wali santri merasakan keteraturan dalam sistem, tanpa menghilangkan sentuhan kekeluargaan khas pesantren,” jelasnya.

Sebagai pesantren modern dengan nilai klasik, ATAZ menggabungkan tradisi pengkajian kitab kuning dengan manajemen pendidikan yang terstruktur. Santri mukim sepenuhnya dibimbing selama 24 jam dengan kegiatan pembinaan karakter yang menyatu antara sekolah dan asrama. 

“Pesantren ini berdiri di atas dan untuk semua golongan. Kami ingin menjadi tempat tumbuhnya generasi Islam yang sederhana, mandiri, dan berjiwa ukhuwah,” ungkapnya.

Bagi orang tua, pendidikan seperti ini memberi ketenangan karena anak-anak tidak hanya dibekali ilmu pengetahuan, tetapi juga dibentuk karakternya. Sementara bagi para santri, setiap hari di pesantren adalah langkah kecil untuk belajar tentang tanggung jawab, menghargai sesama, dan memahami makna kehidupan. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow