Mengenal Petik Tebu Manten, Tradisi Perkawinan Tebu di Semboro
Tradisi menikahkan dua batang tebu atau petik tebu manten telah menjadi tradisi tahunan yang digelar sebelum memasuki musim penggilingan tebu atau gula di Kecamatan Semboro, Jember.

TIMESINDONESIA, JEMBER –
Tradisi menikahkan dua batang tebu atau petik tebu manten telah menjadi tradisi tahunan yang digelar sebelum memasuki musim penggilingan tebu atau gula di Kecamatan Semboro, Jember.
Hal tersebut seperti yang terlihat di Pabrik Gula (PG) Semboro, Jumat (9/5/2025).
General Manager (GM) PG Semboro Agus Budi Juwono mengatakan, tradisi petik tebu manten digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas akan dilaksanakannya penggilingan gula tahun ini.
"Filosofi mengawinkan Raden Bagus Rosan dan Dyah Ayu Roro Manis ini sebagai simbol perkawinan antara PG dan petani agar tetap berhubungan baik. Semoga giling tahun ini diberi kelancaran," kata Agus.
Agus menjelaskan, penggilingan gula rencananya dimulai pada 14 Mei 2025 hingga September 2025.
Sementara jumlah tebu yang akan digiling pada tahun ini diperkirakan sebanyak 837 ribu ton.
"Proses penggilingan akan dilakukan selama kurang lebih 125 hari dengan tebu jenis varietas BL, rendemen dikisaran 7,24," jelasnya.
Suasana kemeriahan pernikahan dua batang tebu ini tidak kalah dengan pernikahan manusia.
Bahkan, dua batang tebu yang dinikahkan juga dirias layaknya pengantin sungguhan.
Dua batang tebu pria dan wanita yang diberi nama Raden Bagus Rosan dan Dyah Ayu Roro Manis lalu diarak sebelum penyerahan simbolis ke Kepala Instalasi PG Semboro.
Agus mengatakan tebu tersebut berasal dari tanaman tebu rakyat yang digiling di PG Semboro, yang luas lahannya total 10.630 hektare.
Ia menargetkan proses giling akan menghasilkan 60.700 ton gula pasir.
"Gula yang dihasilkan akan didistribusikan untuk masyarakat, setelah proses penghitungan HPP oleh pemerintah selesai. Mohon doa restu kepada seluruh masyarakat Jember semoga giling tahun ini sukses," imbuhnya. (*)
Apa Reaksi Anda?






