Pimpin Upacara Peringatan HPN 2025, Fawait: Pertama Kali Santri Pimpin Jember
Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun ini menjadi momentum istimewa bagi masyarakat Jember, khususnya kalangan santri.

Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun ini menjadi momentum istimewa bagi masyarakat Jember, khususnya kalangan santri.
Dalam pidatonya, Bupati Jember Muhammad Fawait dalam pidatonya menyampaikan bahwa dirinya merupakan santri pertama yang memimpin Jember.
Dia mengatakan, semenjak Indonesia merdeka belum pernah ada seorang Bupati Jember dari kalangan santri.
"Kami mohon doa, mudah-mudahan seorang santri yang memimpin Jember bisa membawa Jember baru, Jember Maju," ujarnya.
Fawait mengingatkan kembali akan peran penting para santri, kiai, dan ulama dalam sejarah perjuangan bangsa.
"Tadi kami ingatkan sejarah bahwa republik ini merdeka tidak lepas juga dari jasa pesantren, para kiai, para ulama, dan para santri. Ribuan bahkan jutaan santri, kiai yang mengorbankan jiwa, raga, dan nyawanya untuk merebut kemerdekaan," tegasnya.
Peran tersebut berlanjut saat mengisi dan mempertahankan kemerdekaan.
Ia mencontohkan perjuangan saat Agresi Militer Belanda II, yang memicu pertempuran hebat di Surabaya pada 10 November 1945.
"Sebelum itu Presiden Soekarno meminta fatwa kepada Hadratussyekh Hasyim Asy'ari untuk mengerahkan seluruh penduduk Indonesia bahkan para santri di dalamnya, dan para santri dengan gagah berani bertempur. Begitu pula di dalam G30S/PKI, kita tahu bahwa para santri di depan, para kiai di depan," paparnya.
Oleh karena itu, dia merasa sudah selayaknya pemerintah memberikan perhatian lebih kepada dunia santri.
"Maka sudah selayaknya kalau pemerintah memperhatikan dunia santri hari ini dengan program-program. Santri juga punya hak yang sama untuk mendapatkan program dari pemerintah," ungkapnya.
Fawait juga menyatakan sikap tegas menentang segala upaya diskredit terhadap kiai dan santri.
"Kami tentu tidak setuju dengan upaya-upaya mendiskreditkan para kiai, para santri, karena ingat dulu zaman Indonesia masih awal-awal merdeka, pemerintah belum punya anggaran yang besar, yang memberikan pendidikan gratis di garda terdepan adalah pondok pesantren, para kiai, dan para Santri," bebernya.
Menutup sambutannya, dia berkomitmen untuk memajukan pendidikan santri.
"Maka kami berkomitmen ke depan Kabupaten Jember akan memberikan porsi yang layak, yang seimbang, yang utuh kepada para santri untuk bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi untuk menjadi generasi emas menuju Indonesia Emas 2045," tutupnya. (*)
Apa Reaksi Anda?






