Setengah Abad Lebih Griya Santrian, Bukti Ketahanan Pariwisata Bali
Hotel legendaris Griya Santrian merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-53 pada Senin (26/5/2025) dengan serangkaian kegiatan sosial dan lingkungan yang mencerminkan komitmen terhadap keberlanjutan pariwisata…

TIMESINDONESIA, BALI – Hotel legendaris Griya Santrian merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-53 pada Senin (26/5/2025) dengan serangkaian kegiatan sosial dan lingkungan yang mencerminkan komitmen terhadap keberlanjutan pariwisata Bali. Rangkaian acara meliputi pelepasan tukik, donor darah, bantuan sosial ke panti asuhan, lomba antarstaf, serta kegiatan lainnya yang mengedepankan nilai-nilai komunitas dan pelestarian lingkungan.
Direktur Griya Santrian Ida Bagus Gede Agung Sidharta Putra, menyampaikan rasa syukur atas pencapaian selama lebih dari setengah abad dalam industri pariwisata yang dinilainya sangat dinamis dan penuh tantangan.
“Perjalanan 53 tahun ini adalah sebuah berkah. Pariwisata itu sangat rentan, dari ancaman bencana alam hingga isu keamanan. Namun kami tetap optimistis bahwa Bali akan terus menjadi primadona dunia,” katanya di sela acara perayaan HUT.
Menurut Sidharta, Griya Santrian memiliki tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan antara kemajuan industri pariwisata dan kelestarian budaya serta kehidupan masyarakat lokal, terutama karena Sanur merupakan destinasi favorit wisatawan asal Australia dan Eropa.
“Syukurnya, market Sanur sangat menghargai nilai-nilai tradisional. Ini membuat kami terus berupaya menjaga keseimbangan antara pariwisata dan kehidupan Bali,” katanya.
Dengan 130 kamar dan lebih dari 350 karyawan, Griya Santrian juga dikenal sebagai salah satu hotel yang memiliki tingkat tamu tetap (repeater) yang tinggi, yakni sekitar 60 persen dari total tamu. Bahkan, ada tamu yang tercatat menginap hingga 84 kali.
“Menciptakan repeater adalah tantangan kami. Pelayanan yang baik, produk yang konsisten, dan daya tarik Bali yang kuat adalah kunci utama,” ungkap Sidharta.
Saat ini, tingkat okupansi Griya Santrian mencapai 85 persen. Menurutnya, pariwisata Bali telah bangkit pasca pandemi COVID-19. “Tamu dari Eropa rata-rata menginap 11–12 hari, sementara dari Australia sekitar 5–7 hari. Ini adalah indikasi pulihnya sektor pariwisata Bali,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Komisaris CV Santrian Beach Cottage / Griya Santrian, menambahkan bahwa keberlangsungan hotel selama 53 tahun tidak lepas dari warisan nilai-nilai keluarga dan semangat kebersamaan yang terus dijaga sejak awal berdiri.
“Griya Santrian ini merupakan warisan orang tua yang bergerak di bidang pariwisata dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Hingga hari ini, kami bersyukur perkembangan hotel sangat baik,” ungkap Paramartha.
Ia menjelaskan bahwa konsep kekeluargaan menjadi fondasi kuat dalam manajemen internal Griya Santrian. Sebagian besar staf memiliki hubungan emosional dan latar belakang kekeluargaan yang kuat, sehingga suasana kerja terbangun dengan harmonis dan stabil.
“Karena rasa kekeluargaan yang tinggi, sejauh ini tidak pernah ada konflik besar seperti aksi demonstrasi. Bahkan, profit yang kami hasilkan pun sebagian besar digunakan untuk kegiatan sosial,” tambahnya.
Selain itu, ia menyebutkan bahwa letak geografis Griya Santrian yang menghadap langsung ke arah timur menjadi keunggulan tersendiri. “Kami mendapat taksu dari cahaya matahari terbit. Ini nilai spiritual yang tidak bisa dibeli, dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para tamu,” tutupnya. (*)
Apa Reaksi Anda?






