Sumba Timur dan UGM Bahas Pengembangan Potensi Transmigrasi Lewa
Pemkab Sumba Timur dan Tim Ekspedisi Patriot UGM gelar FGD petakan potensi transmigrasi Lewa. Bahas perbaikan irigasi sebagai kunci pengembangan komoditas unggulan pertanian, peternakan dan perkebunan
SUMBA TIMUR Pemerintah Kabupaten Sumba Timur bersama Tim Ekspedisi Patriot (TEP) Universitas Gajah Mada (UGM) menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas pemetaan potensi dan desain pengembangan komoditas unggulan di kawasan transmigrasi Lewa. Pertemuan yang berlangsung di Gedung U.T Marisi Waingapu pada Senin (1/12/2025) ini dihadiri oleh Wakil Bupati Sumba Timur, Yonathan Hani, dan Ketua TEP UGM Dr. Sri Rahayoe.
Wakil Bupati Yonathan Hani menekankan pentingnya program transmigrasi sebagai agenda strategis nasional. "Sampai sekarang kami masih sangat berharap wilayah Lewa sekitarnya untuk pemenuhan padi dan komoditi lainnya," ujarnya.
Yonathan menyoroti bahwa salah satu tantangan utama di kawasan Lewa adalah infrastruktur irigasi. Meskipun memiliki potensi besar di sektor pertanian, peternakan, dan perkebunan, potensi tersebut belum dapat tergarap maksimal tanpa sistem pengairan yang memadai.
"Saya berharap dengan pendampingan Tim Patriot ini bukan sekedar memetakan potensi pertanian dan perkebunan namun bisa menyadarkan masyarakat di transmigrasi Lewa agar mainsetnya berubah karena mereka berada diatas potensi yang luar biasa," tambahnya.
Peran Strategis TEP UGM
Ketua TEP UGM, Dr. Sri Rahayoe, menjelaskan bahwa program ini merupakan inisiatif Kementerian Transmigrasi RI untuk mewujudkan pembangunan kawasan transmigrasi yang inklusif dan berkelanjutan. "Evaluasi ini menjadi langkah awal dalam merumuskan desain komoditas unggulan dan tata kelola kolaboratif yang mampu memperkuat kemandirian masyarakat sekaligus menjaga keberlanjutan kawasan transmigrasi di Lewa," terang Sri.
Melalui program ini, TEP UGM akan melakukan evaluasi komprehensif terhadap kondisi sosial, ekonomi, ekologis, dan kelembagaan di kawasan transmigrasi Lewa. Hasil evaluasi ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk merumuskan rekomendasi pembangunan berbasis riset yang tepat sasaran.
Sri Rahayoe berharap FGD ini menjadi langkah awal dalam menyusun strategi pengembangan kawasan transmigrasi Lewa yang berfokus pada peningkatan produktivitas pertanian dan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan berbasis potensi lokal dan dukungan akademis. (*)
Apa Reaksi Anda?