Mahasiswa Unisma Angkat Isu Multikulturalisme, Diskriminasi, dan Toleransi di MA NU Karangploso
Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Islam Malang (Unisma), khususnya dari Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

TIMESINDONESIA, MALANG – Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Islam Malang (Unisma), khususnya dari Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), melaksanakan kegiatan penyuluhan dengan tema “Isu-Isu Multikulturalisme, Diskriminasi, dan Toleransi” di Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MA NU) Karangploso, Kabupaten Malang.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Kandidat Magister Mengabdi (KMM), yang menjadi salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang wajib diikuti oleh mahasiswa sebagai bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Penyuluhan ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya tantangan sosial di masyarakat yang berkaitan dengan intoleransi, prasangka, dan diskriminasi antarindividu maupun kelompok. Isu-isu tersebut kerap kali timbul akibat kurangnya pemahaman terhadap keberagaman budaya, agama, dan latar belakang sosial masyarakat Indonesia.
Mahasiswa UNISMA berinisiatif untuk memberikan edukasi dan ruang diskusi bagi siswa MA NU Karangploso guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya nilai multikulturalisme dan toleransi sejak usia remaja.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa menyampaikan materi seputar definisi diskriminasi, penyebab terjadinya konflik antar kelompok, serta pentingnya menumbuhkan sikap inklusif dalam kehidupan sehari-hari. Penyuluhan berlangsung secara interaktif, dengan melibatkan siswa dalam studi kasus dan diskusi kelompok untuk mengidentifikasi contoh nyata diskriminasi di lingkungan sekitar mereka. Para siswa juga diajak untuk merumuskan langkah konkret dalam menciptakan lingkungan sekolah yang ramah terhadap perbedaan.
Kepala MA NU Karangploso menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menilai bahwa kegiatan penyuluhan seperti ini sangat dibutuhkan untuk membekali peserta didik tidak hanya dengan ilmu akademik, tetapi juga dengan nilai-nilai moral dan sosial.
“Pendidikan itu tidak cukup hanya dengan kecerdasan intelektual. Yang lebih penting adalah membentuk karakter, rasa saling menghormati, dan kepedulian terhadap sesama,” ungkapnya.
Kegiatan ditutup dengan sesi refleksi, di mana para siswa menyampaikan kesan dan pesan mereka, serta menyusun komitmen untuk menjadi agen perubahan di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Beberapa siswa bahkan mengusulkan agar kegiatan serupa dapat diadakan secara berkala, dan mereka menyatakan kesiapan untuk terlibat aktif sebagai relawan dalam kegiatan sosial berikutnya.
Melalui program KMM ini, mahasiswa Pascasarjana Unisma tidak hanya menunaikan tanggung jawab akademik, tetapi juga menunjukkan kepedulian sosial serta komitmen terhadap pembangunan karakter generasi muda yang toleran dan berbudaya damai. Kegiatan ini juga menjadi bukti nyata bahwa pendidikan tinggi memiliki peran strategis dalam merawat keberagaman Indonesia. (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*)Pewarta: Amaliyatus Shofiyah, Khoridatul Masruroh, Tri Mardiansah, Mahasiswa KMM Universitas Islam Malang (UNISMA)
Apa Reaksi Anda?






