Pelatihan Alsintan dan Manajerial untuk Brigade Pangan Digelar di Desa Sepang OKI
Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa untuk mencapai swasembada pangan dalam empat tahun ke depan, Kementan menjalankan strategi intensifikasi dan ekstensifikasi.

TIMESINDONESIA, OGAN KOMERING ILIR – Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa untuk mencapai swasembada pangan dalam empat tahun ke depan, Kementan menjalankan strategi intensifikasi dan ekstensifikasi.
“Intensifikasi dilakukan lewat peningkatan indeks pertanaman dengan pompanisasi dan optimalisasi lahan. Ekstensifikasi dengan mencetak sawah baru, targetnya 3 juta hektar di 2025, khususnya di Merauke, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selatan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti, menekankan pentingnya kesiapan SDM dalam menggerakkan sistem pertanian modern.
“SDM pertanian adalah kunci. Kami terus mendorong pelatihan teknologi tepat guna, pelibatan petani milenial, dan penguatan kelembagaan seperti Brigade Pangan,” ujarnya.
“Petani harus mampu mengoperasikan alsintan seperti traktor, transplanter, drone seeder dan sprayer, agar manfaat mekanisasi betul-betul dirasakan dalam produktivitas dan efisiensi.”
Dalam upaya mendukung strategi tersebut, pelatihan penyiapan tenaga kompeten Brigade Pangan angkatan 85–89 digelar selama dua hari, 6–7 Mei 2025, di Balai Serbaguna Desa Sepang, Kecamatan Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Kegiatan ini diikuti oleh 10 Brigade Pangan dari 8 desa di wilayah tersebut dan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan teknis maupun manajerial peserta dalam mendampingi petani di lapangan.
Pelatihan ini menggabungkan pembelajaran teori di dalam ruangan dan praktik langsung di lapangan, dengan materi yang mencakup teknik pencatatan keuangan kelompok serta pengoperasian alsintan, terutama traktor roda dua dan roda empat.
Pelatihan ini tidak hanya dihadiri oleh para peserta, tetapi juga melibatkan berbagai pihak pendukung, seperti rombongan tim evaluasi pelatihan dari Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Lampung yang dipimpin oleh ibu Tenia, penyuluh pertanian yang menjadi pendamping Brigade Pangan di Kecamatan Pampangan, serta tiga mahasiswa dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang. Ahmad Bahtiar Lubis hadir sebagai pemateri pelatihan, sedangkan Army Destia Milatina Suci dan Eka Patricea Agustina bertugas sebagai panitia. Kegiatan ini turut pula mendapat dukungan langsung dari Kepala Desa Sepang yang hadir dalam pembukaan pelatihan.
Kepala Desa Sepang, Arian Gusti Pratama, membuka acara pelatihan menyampaikan bahwa adanya program seperti pelatihan ini akan sangat membantu para anggota Brigade Pangan yang mayoritas anggotanya merupakan generasi milenial.
“Program seperti pelatihan ini sangat penting untuk memberdayakan generasi muda di sektor pertanian. Saya berharap Brigade Pangan bisa menjadi pelopor dalam penerapan mekanisasi dan meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) di Kecamatan Pampangan dari 100 menjadi 200,” ujarnya.
Ketua Panitia pelatihan, Lismawati, yang juga merupakan penyuluh pendamping Brigade Pangan di Kecamatan Pampangan berharap melalui kegiatan pelatihan ini para anggota Brigade Pangan mampu mengasah dan meningkatkan keterampilan administrasi dan teknis pengoperasian alsintan yang telah didistribusikan ke masing-masing brigade.
Pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam Brigade Pangan, khususnya dalam aspek teknis dan manajerial. Diharapkan melalui kegiatan ini, peserta mampu menjalankan perannya dengan lebih profesional dan efektif dalam kegiatan usahatani dalam kelompok Brigade Pangan.
Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana menyampaikan bahwa keterlibatan mahasiswa Polbangtan dalam kegiatan pelatihan dan pendampingan petani merupakan bagian dari upaya nyata kampus dalam mencetak SDM pertanian yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga tangguh di lapangan.
“Kami ingin mahasiswa kami hadir bukan sekadar belajar, tetapi juga memberi manfaat. Dengan turun langsung ke lapangan, mereka memahami tantangan nyata dan menjadi bagian dari solusi menuju swasembada pangan nasional.”
Pengalaman lapangan ini penting untuk membentuk karakter mahasiswa sebagai pelaku utama pertanian masa depan, sekaligus menjembatani transfer ilmu dari perguruan tinggi ke masyarakat. (*)
Apa Reaksi Anda?






