Polbangtan Malang dan BRMP Sumbar Sinergi Bentuk Brigade Pangan
Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional melalui pengelolaan lahan secara optimal, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang bersama Badan Perakitan Modernisasi Pertanian (BRMP) Sumatera…

TIMESINDONESIA, PADANG – Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional melalui pengelolaan lahan secara optimal, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang bersama Badan Perakitan Modernisasi Pertanian (BRMP) Sumatera Barat menggandeng pemerintah daerah di Kota Payakumbuh, dan Kota Sawahlunto untuk melakukan koordinasi, sosialisasi, dan konsolidasi percepatan pembentukan Brigade Pangan (BP).
Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan kelembagaan untuk mengembalikan kejayaan swasembada pangan dalam dua hingga tiga tahun ke depan, khususnya untuk komoditas strategis seperti padi dan jagung.
“Kunci dari semua ini adalah semangat kolaborasi. Antara pusat dan daerah, antara pemerintah dan petani, serta antar kelembagaan. Kita tidak bisa bekerja sendiri. Kita harus bergandeng tangan untuk memperluas tanam, meningkatkan produksi, dan memastikan efisiensi distribusi pangan,” tegasnya.
Mentan juga menyampaikan optimismenya terhadap masa depan pangan nasional dan menegaskan bahwa pencapaian kemandirian pangan bukanlah hal yang mustahil selama semua pihak dapat saling bersinergi.
“Saya yakin dengan kolaborasi yang baik, kita dapat mencapai kemandirian pangan dan kembali menjadikan Indonesia sebagai negara swasembada pangan dalam waktu yang tidak lama. Brigade Pangan adalah salah satu langkah strategis yang harus didorong bersama,” tambahnya.
Senada dengan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menjelaskan bahwa Brigade Pangan bukan hanya program pemberdayaan petani, tetapi juga strategi jangka panjang untuk mendorong pertanian berkelanjutan.
“Ini adalah komitmen bersama dalam memanfaatkan potensi lahan dan membangun ketahanan pangan daerah. Brigade Pangan adalah kunci untuk pengelolaan pertanian yang lebih terstruktur dan berorientasi pada hasil yang berkelanjutan,” jelasnya.
Koordinasi dan Sosialisasi Pembentukan BP di Kota Payakumbuh dilaksanakan pada 7 Mei 2025 di Dinas Pertanian Kota Payakumbuh. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Polbangtan Malang, LO BRMP Sumbar, Plt Kepala Dinas Pertanian, serta seluruh kepala bidang teknis dan Koordinator Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dari lima kecamatan.
Dalam kesempatan tersebut, Polbangtan Malang menyampaikan pemaparan mengenai pentingnya pembentukan BP dalam mendukung Program Optimalisasi Lahan (Oplah) di wilayah non rawa. Pemaparan mencakup tahapan, syarat pembentukan, serta manfaat BP sebagai penggerak utama dalam manajemen budidaya padi yang efisien dan berkelanjutan.
Kepala Dinas Pertanian Kota Payakumbuh, Ifendi menyatakan, “Pada dasarnya saya mendukung program BP dalam pengelolaan budidaya padi untuk optimalisasi provitas di Kota Payakumbuh.”
Kegiatan serupa dilakukan pada 8 Mei 2025 di Kota Sawahlunto, bertempat di Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan. Hadir dalam kegiatan ini jajaran dinas, perwakilan BRMP Sumbar, serta penyuluh dari empat kecamatan.
Polbangtan Malang menjelaskan urgensi implementasi BP pada lahan non rawa, dengan penekanan pada kebutuhan adaptasi strategi pengelolaan pertanian terhadap topografi Sawahlunto yang beragam. Pendekatan berbasis teknis dan agribisnis menjadi poin penting dalam diskusi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Sawahlunto, Heni Purwaningsih mengatakan, “BP merupakan program terobosan untuk budidaya padi berorientasi agribisnis yang terstruktur dalam pengelolaannya. Kami mensupport program BP untuk optimalisasi produktivitas padi demi kesejahteraan petani sehingga terwujud ketahanan pangan secara nasional.”
Sebagai institusi pendidikan vokasi di bawah Kementerian Pertanian, Polbangtan Malang mengintegrasikan peran pendidikan dan pemberdayaan dalam program BP. Pendekatan ini tidak hanya memperkuat kompetensi teknis, tetapi juga mendorong perubahan perilaku dan budaya kerja petani melalui dukungan kelembagaan.
Wahyu Windari, Ketua Kelompok Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Polbangtan Malang menyampaikan, “Brigade Pangan adalah bagian dari transformasi pembelajaran vokasi pertanian berbasis proyek nyata. Keterlibatan langsung Polbangtan Malang mencerminkan semangat sinergi dalam memperkuat kapasitas SDM pertanian dan mendukung ketahanan pangan nasional melalui kegiatan berbasis komunitas.
Dengan kolaborasi antara Polbangtan Malang, BRMP Sumbar, Dinas Pertanian, serta dukungan dari pemerintah daerah, program Brigade Pangan di Sumatera Barat diharapkan dapat mempercepat pencapaian ketahanan pangan yang berkelanjutan. Pembentukan Brigade Pangan di Kota Payakumbuh, Sawahlunto, dan Tanah Datar menjadi langkah awal yang strategis untuk memastikan kesejahteraan petani serta ketersediaan pangan yang stabil dan berkualitas bagi masyarakat. Semua pihak berkomitmen untuk terus memperluas implementasi dan memastikan bahwa ketahanan pangan nasional dapat terwujud dengan optimal dalam waktu yang lebih cepat. (*)
Apa Reaksi Anda?






