Pendidikan Bermutu untuk Semua

Pendidikan merupakan aspek fundamental yang tidak bisa dipisahkan dengan kemampuan arah tumbuh sebuah bangsa.

Mei 2, 2025 - 13:00
Pendidikan Bermutu untuk Semua

TIMESINDONESIA, MALANG – Pendidikan merupakan aspek fundamental yang tidak bisa dipisahkan dengan kemampuan arah tumbuh sebuah bangsa. Potret bangsa-bangsa yang mengalami kemajuan begitu pesat adalah potret dimana pendidikan dibangsa tersebut bisa di selenggarakan dan diakses dengan baik dan berkualitas oleh seluruh masyarakatnya.

Jelang 80 tahun kemerdekaan Indonesia, paling tidak sudah terjadi perubahan yang cukup progresif dalam dunia pendidikan, angka buta huruf yang dulu sempat menyentuh diangka 97 persen saat bangsa ini baru saja merdeka tahun 1945, namun sekarang menurut data BPS tahun 2023 angka buta huruf di Indonesia tinggal 1,08 persen. Hal ini menandakan adanya proses transformasi yang cukup signifikan yang terjadi pada dunia pendidikan di Indonesia.

Namun seiring dengan kemajuan zaman dan globalisasi yang terjadi bangsa ini seolah harus berlari untuk mengejar ketertinggalan dengan negara-negara maju lainnya, terutama dalam konteks menyiapkan generasi bangsa berkualitas dan berdaya saing yang tentunya dilahirkan melalui proses pendidikan yang bermutu.

Ada beberapa isu utama permasalahan pendidikan di Indonesia sangat kompleks dan mencakup berbagai aspek, mulai dari Keterbatasan akses, Kualitas guru, Relevansi kurikulum, Infrastruktur dan fasilitas pendidikan yang belum memadai, Disparitas penyelenggaraan pendidikan antar daerah, kesejangan digital, tingginya angka putus sekolah, KKN dilingkungan penyelenggara pendidikan, pengembangan SDM yang tidak merata, Tantangan era digital, Bulliying di sekolah, Tingkat penyerapan kerja pasca lulus sekolah . Kesenjangan antara pendidikan di perkotaan dan pedesaan, minimnya anggaran pendidikan, serta kurangnya kualitas pendidikan juga menjadi tantangan utama.

Ditambah Hasil tes PISA (Programme for International Student Assessment) menunjukkan sekitar 70% siswa Indonesia memiliki tingkat literasi di bawah standar minimum. Peringkat Indonesia dalam PISA 2022 juga relatif rendah, berada di posisi ke-69 dari 80 negara peserta.

Hal ini diamini dengan sebuah berita yang sempat mencengangkan pada pertengahan april 2025 lalu, bahwa ada ratusan siswa SMP di Provinsi Bali yang tidak bisa membaca. Sebenarnya upaya pemerintah untuk menghadirkan pendidikan yang berkualitas dan bermutu tidak kurang-kurang, hal ini terbukti dengan adanya “mandatory spending” 20 persen APBN/APBD yang diatur dalam UUD 1945 sejak 2009 lalu.

Melansir dari situs kementrian keuangan RI pada APBN 2025, anggaran pendidikan mencapai RP724,3 triliun. Dari total angka tersebut, sebesar Rp297,2 triliun merupakan anggaran yang disalurkan melalui Belanja Pemerintah Pusat. Pemerintah memberikan Program Indonesia Pintar (PIP) kepada 20,4 juta siswa, Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah kepada 1,1 juta mahasiswa, serta Tunjangan Profesi Guru (TPG) Non Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk 477,7 ribu guru nonPNS.

Berikutnya, sebesar Rp347,09 triliun dialokasikan melalui Transfer ke Daerah. Anggaran tersebut dipakai untuk pengeluaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi 43,4 juta siswa, Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) PAUD untuk 6,1 juta peserta didik, TPG untuk 1,5 juta guru Non Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), serta Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Pendidikan untuk revitalisasi 14.690 sarana pendidikan dan 21 unit perpustakaan daerah.

Membangun pendidikan bermutu untuk seluruh anak bangsa merupakan pekerjaan rumah bagi kita semua. Pemerintah yang telah menjaga “mandatory spending” anggaran pendidikan sepatutnya juga melakukan upaya-upaya perbaikan dan perubahan terhadap penggunaan anggaran pendidikan yang tidak tepat sasaran, kurang berdampak pada mewujudkan kualitas pendidikan dan pemberantasan korupsi dikalangan penyelenggaran pendidikan.

Ada beberapa hal yang bisa direkomendasikan untuk mengurai permasalahan mutu pendidikan di Indonesia, diantaranya ; Pemerataan infrastruktur pendidikan akan menjadi solusi terhadap disparitas kuliatas dan mutu penyelenggaraan proses belajar mengajar, Meningkatkan kualitas guru tentu disertai dengan peningkatan kesejahteraan para guru, Perlu dilakukan revolusi kurikulum untuk memastikan bahwa siswa dilatih dengan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja modern, Membangun lebih banyak sekolah di daerah terpencil dan menyediakan transportasi sekolah yang terjangkau, Program beasiswa dan bantuan keuangan perlu ditingkatkan untuk memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan yang setara untuk mendapatkan pendidikan.

Selain itu melibatkan orang tua dan peningkatan kesadaran tentang peran mereka dalam pendidikan anak dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan. Akar pendidikan yang utama itu dari dalam rumah sebagai lingkungan terkecil, maka peran orang tua dalam memberikan motivasi yang holisitik dari dalam rumah menjadi sesuatu yang sangat penting.

Era globalisasi yang terjadi hari ini tidak memberikan banyak pilihan kepada kita, berdaya saing adalah kunci bangsa Indonesia agar bisa berdiri diatas kakinya sendiri. Terlebih hari ini diera keberlimpahan demografi, generasi bangsa Indonesia para pelajar harus berdaulat atas keahlian dan kompetensi yang dimilikinya.

Oleh karena itu, menghadirkan pendidikan bermutu bagi semua, bagi seluruh anak Indonesia merupakan perihal yang harus dikawal. Dananya sudah ada dan payung hukumnya sudah tersedia sebagai diamanatkan dalam UUD 1945, tinggal bagaimana kita semua memiliki “good will” untuk bersama menghadirkan pendidikan bermutu bagi semua dan bagi sesama.

Selamat Hari Pendidikan Nasional 2 mei 2025, mari bersama meresapi pesan Ki Hajar Dewantara ;"Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani", jika kita didepan berilah contoh yang baik, jika kita ditengah berilah semangat terkuat dan ketika kita dibelakang berilah dorongan dan motivasi terhebat. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow