SMAU BP Amanatul Ummah Gelar Seminar Nasional

SMA Unggulan Berbasis Pesantren/ SMAU BP Amanatul Ummah menggelar Seminar Nasional  dengan judul “How to be Wonderful Santri gen-Z” Rabu (3/5/2025). 

Mei 5, 2025 - 12:30
SMAU BP Amanatul Ummah Gelar Seminar Nasional

TIMESINDONESIA, MALANG – SMA Unggulan Berbasis Pesantren/ SMAU BP Amanatul Ummah menggelar Seminar Nasional dengan judul “How to be Wonderful Santri gen-Z” Rabu (3/5/2025). 

Acara yang diikuti oleh lebih dari 600 santri penghafal Al Quran tersebut berlangsung di Masjid Raya, PP. Amantul Ummah Mojokerto.

Kegiatan yang diisi oleh Lora Ismail Al-Kholili salah satu Influencer Santri sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren al-Muhajirun as-Salafi al-Khalili Bangkalan dan Ning Uswah as-Syauqi, Nawaning Nusantara yang memiliki Pondok Pesantren al-Azhar di Mojokerto ini, berjalan dengan lancar dan penuh antusias.

Lora Ismail mengawali seminar dengan kekagumannya terhadap para santri SMAU BP Amanatul Ummah yang menjadi promotor digelarnya acara seminar nasional tersebut. Menurutnya, adik-adik santri yang mengadakan seminar nasional dengan tujuan untuk menjadi santri penghafal al-Qur’an yang selalu ingin mendalami isinya termasuk santri-santri istimewa di sisi Allah SWT.

“Orang-orang yang sibuk dengan al-Qur’an, lebih-lebih menghafal al-Qur’an adalah termasuk orang-orang terdekat Allah dan orang yang istimewa di sisi Allah SWT,” jelasnya. 

Lora juga bercerita selama 'nyantri' di tanah para wali, Tarim Hadramaut, beliau selalu mendapatkan wejangan bahwa menjadi santri itu harus bangga dengan kesantriannya serta memiliki standart ciri khas kesantrian.

“Guru saya dulu pernah mengatakan kepada saya, bahwa santri itu harus bangun dan sholat malam,” imbuhnya. 

Tidak cuma itu, beberapa historis santri yang kuat mental cum ‘alim yang tersebar di seluruh Indonesia, bersangu ilmu, adab dan keta’dziman sehingga bisa mendirikan pondok besar yang sampai sekarang masih eksis dalam gempuran zaman. Seperti Lirboyo, Sukorejo Situbondo, Tambak Beras dan Denanyar Jombang, tidak luput dari cerita khazanah beliau.

Dan sebegai penutupnya, Lora melihat beberapa realitas santri gen-Z penuh dengan problematik sehingga beliau menghimbau para santri untuk tetap menjaga ke-ta’dzim-an dan hurmat kepada Guru.

“Sekritis apapun santri, sepintar apapun santri jika ia merasa lebih tinggi atau lebih baik dari ustadnya apalagi Kyainya, ilmunya tidak akan berguna,” tegasnya.

Berbeda dengan Lora Ismail, Ning Uswah membuka seminar dengan sambung ayat. Dari juz bagian awal, bagian tengah, hingga ayat-ayat pada juz bagian akhir. Santri-santripun menjawab sambung ayat tersebut dengan sangat kolektif dan penuh gembira.

Ning Uswah juga menyampaikan bahwa rintangan-rintangan santri hamlul Quran gen-Z memang sangat berat, dari sosial media yang masif hingga lupa dengan waktu, pragmatisme kehidupan, tidak mau susah-susah tapi pinginnya wah, gaya hidup tinggi tapi sering bercumbu dengan kemalasan, hingga cinta-cinta karbitan yang semestinya santri lantang menolak hal itu justru menjadi aktifitas yang lumrah dan biasa.

Menurut beliau, jika ingin menjadi wonderful santri, ya harus mencontoh sebagaimana wonderful ulama, bahwa dalam proses pendidikan, cinta itu harus sesuai tempatnya, yakni cinta terhadap Al Quran dan Ilmu Pengetahuan.

“Ibnu as-Sakir bisa menghatamkan Al Quran setiap hari, karena faktor kecintaan beliau terhadap Al Quran,” imbuhnya. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow