Dari Desa untuk Negeri: Dandim Lamongan dan Misi TMMD
TMMD ke-124 bukan program militer dalam arti sempit. Ia adalah bentuk nyata sinergi antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat. Dalam satu bulan pelaksanaannya, dimulai 6 Mei mendatang, TMMD akan…

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Di Desa Kebalan Kulon, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur jalanan masih memanggil perhatian. Sebagian berbatu, sebagian berlumpur saat hujan datang.
Rumah-rumah warga berdiri seadanya, beberapa sudah puluhan tahun menantikan perbaikan. Tapi wajah-wajah di desa itu tidak kehilangan harap.
Sebentar lagi, desa kecil ini akan menjadi pusat kegiatan pembangunan lewat program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124.
Dandim 0812 Lamongan Letkol Arm Ketut Wira Purbawan, menjadi salah satu ujung tombak dari gerakan besar ini. Ia tidak hanya membawa rencana kerja, tapi juga membawa harapan warga desa untuk hidup yang lebih layak.
Dalam paparan di Ruang Bina Yudha, Makodam V Brawijaya, Surabaya, Selasa (29/4/2025), Dandim menyampaikan dengan lugas kesiapan Kodim Lamongan menjelang pelaksanaan TMMD.
"Kami ingin kegiatan ini tidak hanya selesai tepat waktu, tapi juga benar-benar digunakan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ucap Letkol Ketut, tenang namun penuh keyakinan.
TMMD ke-124 bukan program militer dalam arti sempit. Ia adalah bentuk nyata sinergi antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Dalam satu bulan pelaksanaannya, dimulai 6 Mei mendatang, TMMD akan menyentuh dua sisi kehidupan: fisik dan nonfisik.
Pembangunan jalan, sarana air bersih, dan rehabilitasi rumah warga menjadi target utama secara fisik. Tapi di sisi lain, ada yang tak kalah penting penyuluhan hukum, kesehatan, pendidikan, hingga program penurunan angka stunting.
"Semua dirancang untuk menjawab kebutuhan nyata masyarakat desa," papar Dandim.
Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Rudy Saladin, dalam arahannya menekankan bahwa TMMD bukan hanya soal kerja konstruksi, tapi menyatukan langkah banyak pihak dalam satu tujuan.
“Kalau semua sektor bisa bekerja bersama TNI, pemerintah daerah, instansi, sampai masyarakat maka pembangunan tidak hanya lebih cepat, tapi juga lebih kuat pondasinya,” tegasnya.
Desa Kebalan Kulon: Satu Titik, Banyak Harapan
Mengapa memilih Desa Kebalan Kulon? Menurut Dandim, desa ini menjadi representasi dari wilayah-wilayah yang belum sepenuhnya tersentuh pembangunan. Di sana masih ada kesenjangan.
Masih ada jalan yang belum bisa dilalui kendaraan dengan aman, sambungnya, masih ada anak-anak yang harus jalan kaki cukup jauh untuk sekolah. Masih ada keluarga yang kesulitan mendapatkan air bersih di musim kemarau.
Itulah sebabnya TMMD ke-124 di Lamongan tidak bisa hanya sekadar menjadi rutinitas. Ia harus terasa manfaatnya, bertahan lama usianya, dan menyentuh langsung hidup warga.
“Yang kami bangun harus benar-benar dipakai, bukan sekadar selesai di atas kertas,” kata Dandim.
Pengabdian Tanpa Pamrih
Tema TMMD tahun ini berbunyi “Dengan Semangat TMMD Mewujudkan Pemerataan Pembangunan dan Ketahanan Nasional di Wilayah.” Bagi sebagian orang, tema itu terdengar formal.
Tapi di lapangan, semangat itu nyata. Ia bisa dilihat dari tentara yang ikut memikul semen bersama warga. Dari penyuluh yang mendatangi rumah-rumah. Dari ibu-ibu yang menyiapkan makanan bagi petugas.
Bagi Letkol Ketut dan jajarannya, TMMD bukan sekadar pelaksanaan program. Ini adalah misi membuka akses kehidupan yang lebih layak. Misi mengembalikan kepercayaan bahwa negara hadir sampai ke pelosok desa.
Ketika TMMD ke-124 nanti selesai, barangkali tidak akan ada perayaan besar. Tapi jalan yang dulunya rusak akan bisa dilalui kendaraan.
Rumah yang tadinya tak layak huni akan bisa ditinggali dengan aman. Dan anak-anak di Kebalan Kulon mungkin akan lebih mudah pergi sekolah atau berobat.
Itulah tujuan dari program TMMD ini. Bukan hanya angka pencapaian di laporan, tapi perubahan nyata di kehidupan warga. (*)
Apa Reaksi Anda?






