Dorong Kemandirian Petani Milenial, Wujudkan Ketahanan Pangan Berkelanjutan di Agam
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengatakan dalam berbagai kesempatan bahwa Brigade Pangan hadir sebagai solusi strategis untuk mentransformasi sektor pertanian Indonesia dalam menghadapi tantangan…

TIMESINDONESIA, AGAM – Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengatakan dalam berbagai kesempatan bahwa Brigade Pangan hadir sebagai solusi strategis untuk mentransformasi sektor pertanian Indonesia dalam menghadapi tantangan global, seperti krisis pangan dan perubahan iklim.
Melalui program tersebut, kata Mentan Amran, berupaya memberdayakan generasi muda untuk menjadi pelopor dalam modernisasi pertanian, dengan pendekatan berbasis teknologi dan kewirausahaan. "Saya yakin, dengan semangat dan dedikasi para petani milenial, kita dapat mencapai swasembada pangan secara berkelanjutan," ujar dalam suatu kesempatan.
Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti juga mengatakan bahwa Program Brigade Pangan merupakan langkah konkret dalam memberdayakan petani milenial melalui pendekatan teknologi dan penguatan kelembagaan.
Dengan pendampingan intensif, pihaknya memastikan bahwa setiap anggota Brigade Pangan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk mengelola usaha tani secara profesional. "Sinergi antara optimalisasi lahan, teknologi pertanian, dan pengembangan kapasitas petani menjadi pilar utama keberhasilan program ini," kata Idha Widi Arsanti.
Untuk itu, dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional dengan melibatkan generasi muda, Dinas Pertanian Kabupaten Agam bersama Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) menggelar kegiatan Sosialisasi Pembentukan Brigade Pangan (BP) pada Rabu (7/5/2025). Bertempat di ruang Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Agam, kegiatan ini diikuti oleh jajaran pejabat Dinas Pertanian, perwakilan UPT Penyuluhan, Balai Riset dan Manajemen Pangan (BRMP) Sumatera Barat, serta tim dari Polbangtan Malang selaku pendamping teknis program.
Brigade Pangan merupakan program strategis Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang bertujuan mencetak petani milenial yang profesional, berjiwa wirausaha, dan terorganisir dalam kelompok usaha tani yang produktif dan berdaya saing.
Dalam paparannya, Ugik Romadi dari Polbangtan Malang menyampaikan bahwa Kabupaten Agam ditetapkan menerima alokasi dua unit Brigade Pangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian.
"Masing-masing Brigade Pangan terdiri dari 15 petani muda berusia antara 19 hingga 39 tahun, baik yang berasal dari wilayah setempat maupun lulusan baru perguruan tinggi pertanian," ungkap Ugik.
"Setiap unit akan mengelola lahan sekitar 100 hektar, dengan target awal indeks pertanaman (IP) sebesar 100, serta mengusung pola kemitraan untuk mendukung keberlanjutan usaha," lanjutnya.
Dia menjelaskan, pembentukan Brigade Pangan akan dilakukan melalui tahapan yang sistematis, dimulai dari persiapan, pembentukan, legalisasi kelompok, hingga penyusunan proposal dan rencana kerja. Proses ini akan difasilitasi oleh penyuluh pertanian yang bertugas sebagai pendamping.
"Satu penyuluh akan mendampingi maksimal lima Brigade Pangan di lintas wilayah," ujarnya.
Dukungan dari Kementerian Pertanian juga disiapkan dalam bentuk bantuan alat mesin pertanian (alsintan), sarana produksi pertanian (saprodi), serta penguatan jejaring pemasaran melalui kemitraan dengan off-taker dan BUMN. Program ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem pertanian berbasis korporasi petani.
Lebih lanjut Ugik menegaskan pentingnya validitas data identifikasi peserta dan lahan dalam proses ini. "Setiap petani yang akan tergabung wajib menyertakan identitas diri lengkap termasuk foto KTP, serta data kondisi awal lahan seperti indeks pertanaman," ujarnya.
Dalam sesi tanya jawab, sejumlah isu teknis turut dibahas, mulai dari mekanisme pendampingan lintas kecamatan, pola kepemilikan lahan secara bergilir di masyarakat, hingga strategi legalisasi kelompok tani baru di atas lahan eks-bencana.
Kepala Dinas Pertanian Agam, Arif Sartana menekankan bahwa pembentukan Brigade Pangan akan difokuskan pada lokasi Oplah (Optimalisasi Lahan) sebagai bentuk pemanfaatan kembali lahan-lahan tidur pasca bencana.
Terkait luasan lahan, Arif memastikan bahwa sebanyak 476 hektar telah dipetakan tersebar di lima kecamatan, yakni Tilatang Kamang, Magek, Baso, Ampek Angkek, dan Candung. Lahan-lahan ini tergabung dalam 31 kelompok tani yang telah siap untuk dilibatkan dalam program.
Melalui kerja sama lintas instansi dan pendampingan teknis dari Polbangtan Malang, diharapkan program Brigade Pangan di Kabupaten Agam dapat menjadi role model pemberdayaan petani muda yang berbasis kawasan dan berbasis agribisnis.
"Program ini bukan hanya membentuk kelompok tani, tapi juga membangun masa depan pertanian Indonesia melalui regenerasi petani yang cerdas, modern, dan tangguh," tutur Ugik Romadi. (*)
Apa Reaksi Anda?






