Dari Limbah Jadi Berkah, UNMER Malang Ajak Petani Permanu Berdaya Lewat Agro-Sirkular
Siapa sangka tumpukan batang dan daun melon yang biasanya dibakar ternyata bisa jadi sumber rezeki? Itulah yang kini dilakukan petani Desa Permanu, Kecamatan Pakisaji, lewat program pengabdian masyarakat…

TIMESINDONESIA, MALANG – Siapa sangka tumpukan batang dan daun melon yang biasanya dibakar ternyata bisa jadi sumber rezeki? Itulah yang kini dilakukan petani Desa Permanu, Kecamatan Pakisaji, lewat program pengabdian masyarakat Universitas Merdeka (UNMER) Malang.
Setiap musim panen, limbah melon Kirani di desa ini bisa mencapai 250 kilogram. Selama ini, limbah hanya dianggap sampah. Padahal, dengan sedikit sentuhan teknologi sederhana, limbah itu bisa diubah jadi kompos padat dan cair yang kembali bermanfaat untuk menyuburkan lahan. Hasilnya? Petani tak perlu terlalu bergantung pada pupuk kimia yang harganya kian mahal.
Tak hanya berhenti di situ, tim dosen dan mahasiswa UNMER Malang yang dipimpin Andik Pratama, S.E., M.E., juga membantu petani mengolah buah melon jadi melon kering. Produk ini menambah nilai jual sekaligus membuka peluang pasar baru. Warga bahkan sudah mulai mencicipi produk ini dalam pertemuan-pertemuan PKK.
Agar makin dikenal, lahirlah identitas merek “Melon Madukismo”. Lewat branding digital di media sosial, produk desa tak hanya siap bersaing di pasar lokal, tapi juga bisa menjadi pintu menuju agrowisata.
Yang menarik, pendekatan yang digunakan adalah Appreciative Inquiry (AI). Artinya, masyarakat bukan sekadar penerima, tapi ikut aktif merancang visi dan aksi bersama. “Teknologi sederhana bisa memberi dampak besar kalau petani merasa memiliki dan bisa mengelola sendiri,” jelas Andik.
Program ini berjalan berkat dukungan Hibah Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemendikti Saintek 2025. Ke depan, Desa Permanu diharapkan bisa jadi contoh desa agro-sirkular yang ramah lingkungan, mandiri, dan menginspirasi daerah lain. (*)
Apa Reaksi Anda?






