Mahasiswa Agribisnis Unmuh Jember Sulap Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai Ekspor
Limbah kayu yang selama ini hanya dianggap sisa tak bernilai di Kabupaten Jember kini berhasil disulap menjadi produk rumah tangga bernilai ekonomis tinggi. Transformasi ini lahir dari Program Pengabdian…

TIMESINDONESIA, JEMBER – Limbah kayu yang selama ini hanya dianggap sisa tak bernilai di Kabupaten Jember kini berhasil disulap menjadi produk rumah tangga bernilai ekonomis tinggi. Transformasi ini lahir dari Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang didanai Kemendiktisaintek, dengan dukungan tim dosen dari 3 program studi yaitu Retno Murwanti dari prodi Agribisnis, Asroful Abidin dari prodi Teknik Mesin, Diyah Probowulan dari prodi Akuntansi, dan mahasiswa dari Program Studi Agribisnis, mahasiswa serta laboran dari Teknik Mesin, dan Tendik dari Manajemen Universitas Muhammadiyah/ Unmuh Jember.
PKM yang bertema Revitalisasi Industri Agrokreatif Limbah Kayu di Jember ini menyasar kelompok pengrajin lokal yang semula dikenal dengan nama Muterin Dapur. Melalui proses pendampingan, mitra kini melakukan rebranding menjadi Gudang Vintage, sebuah identitas baru yang lebih profesional dan sesuai dengan karakter produk vintage berbasis eco-friendly.
Dalam pelaksanaannya, program ini berfokus pada dua aspek utama, yaitu penerapan teknologi tepat guna dan penguatan pemasaran digital. Mitra diperkenalkan pada mesin CNC Router skala kecil serta peralatan pendukung produksi yang memungkinkan hasil kerajinan lebih presisi, variatif, dan berkualitas. Dampaknya, kapasitas produksi meningkat sekitar 20–30% dibandingkan sebelumnya.
Selain aspek produksi, mitra juga mendapat pelatihan manajemen usaha dan keuangan untuk memperbaiki pencatatan kas, menghitung biaya pokok, hingga menyusun strategi harga. Dari sisi pemasaran, tiga kanal digital kini aktif digunakan: Instagram untuk katalog produk, Shopee sebagai marketplace utama, serta TikTok sebagai media promosi kreatif.
“Dulu penjualan hanya dari mulut ke mulut. Sekarang, dengan adanya Shopee dan promosi di TikTok, produk kami mulai dikenal lebih luas,” ujar salah satu mitra pengrajin.
Hasil awal menunjukkan peningkatan kepercayaan konsumen terhadap produk Gudang Vintage. Rebranding dan kehadiran di platform digital berhasil menghasilkan transaksi perdana, sekaligus membuka peluang pasar baru di luar Jember.
Ke depan, program ini masih menyisakan agenda lanjutan, seperti pelatihan Computer Aided Design (CAD) untuk mendukung desain produk serta pengembangan konten promosi berbasis Augmented Reality (AR). Selain itu, tim juga mendorong percepatan pendaftaran merek Gudang Vintage agar memiliki kekuatan hukum dalam persaingan pasar.
Dengan inovasi teknologi dan pemasaran digital, PKM Unmuh Jember diharapkan mampu membawa mitra naik kelas, dari sekadar pengrajin lokal menjadi UMKM kreatif yang berdaya saing hingga level ekspor, sekaligus memberi inspirasi pemanfaatan limbah menjadi karya yang bernilai tinggi.
Apa Reaksi Anda?






