Merealisasikan Program SDGs, Mahasiswa UNISMA Hadirkan Tungku Pembakaran Sampah di Pondok Pesantren
Kelompok 21 Kandidat Sarjana Mengabdi Tematik (KSM-T) Universitas Islam Malang (UNISMA) 2025 menunjukkan kepedulian nyata terhadap isu lingkungan dengan menghadirkan inovasi tungku pembakaran sampah…

TIMESINDONESIA, MALANG – Kelompok 21 Kandidat Sarjana Mengabdi Tematik (KSM-T) Universitas Islam Malang (UNISMA) 2025 menunjukkan kepedulian nyata terhadap isu lingkungan dengan menghadirkan inovasi tungku pembakaran sampah bagi Pondok Pesantren Baitul Mukhlasin di Desa Sukoanyar Kecamatan Pakis Kabupaten Malang.
Program ini merupakan bagian dari implementasi tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin tentang lingkungan berkelanjutan, pengelolaan sampah, serta peningkatan kesehatan masyarakat.
Acara penyerahan tungku pembakaran sampah dilaksanakan pada Kamis (11/9/2025). Serah terima dilakukan secara simbolis oleh mahasiswa KSM-T Kelompok 21 UNISMA kepada pengasuh pondok pesantren, Nur Hidayat, yang juga menjabat sebagai Kepala Bagian Kesekretariatan di lembaga tersebut. Santri, pengurus pondok, serta masyarakat sekitar yang turut menyaksikan momen penting itu.
Dalam sambutannya, Nur Hidayat menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya atas kontribusi mahasiswa. Ia menilai bahwa kehadiran tungku pembakaran sampah sangat membantu pondok pesantren dalam mengatasi persoalan pengelolaan limbah. “Alat ini sangat bermanfaat bagi pondok pesantren kami. Dengan adanya tungku pembakaran sampah, kami bisa mengelola limbah secara lebih bersih, sehat, dan ramah lingkungan,” ungkapnya.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Tungku pembakaran sampah yang dirancang oleh mahasiswa KSM-T Kelompok 21 memiliki konsep sederhana, praktis, dan aman digunakan. Alat ini dibuat agar mudah dioperasikan oleh para santri maupun pengurus pondok dalam aktivitas sehari-hari. Dengan cara ini, sampah organik maupun non-organik yang menumpuk dapat diolah langsung sehingga tidak menimbulkan bau tidak sedap maupun potensi pencemaran lingkungan.
Ketua Kelompok 21 KSM-T UNISMA, Ilham Hadi Prasetyo menjelaskan bahwa program ini merupakan hasil diskusi bersama. Mereka melihat bahwa salah satu persoalan yang dihadapi pondok pesantren adalah penanganan sampah harian. Oleh karena itu, menghadirkan tungku pembakaran sampah menjadi solusi nyata yang tidak hanya bermanfaat bagi pondok, tetapi juga mampu menularkan kesadaran lingkungan kepada masyarakat sekitar.
“Melalui program ini, kami ingin mahasiswa tidak hanya hadir di tengah masyarakat untuk belajar, tetapi juga meninggalkan manfaat nyata. Harapan kami, keberadaan tungku ini bisa memotivasi masyarakat sekitar untuk lebih peduli terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan,” ujar perwakilan mahasiswa.
Program ini juga selaras dengan semangat SDGs yang menekankan pentingnya kolaborasi dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Kehadiran mahasiswa di Desa Sukoanyar bukan sekadar menjalankan tugas akademis, melainkan menjadi jembatan sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat desa.
Dengan adanya inovasi sederhana namun bermanfaat ini, Pondok Pesantren Baitul Mukhlasin kini memiliki sarana baru untuk menjaga kebersihan lingkungan. Santri dan masyarakat sekitar pun diharapkan dapat menerapkan pola hidup sehat sekaligus mendukung tercapainya tujuan pembangunan yang ramah lingkungan. (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
* Pewarta: Ilham Hadi Prasetyo, Putri Zayan Salma Salsabila, Mahasiswa KSM-T Kelompok 21 Universitas Islam Malang (UNISMA).
Apa Reaksi Anda?






