Musim Hujan, Pneumonia Anak Naik 40% — Ini Tanda Bahayanya!

Tren rawat inap anak karena pneumonia menunjukkan lonjakan signifikan selama musim hujan. Penyebabnya beragam penurunan imunitas saluran napas, peningkatan sirkulasi virus, hingga infeksi patogen tert

November 13, 2025 - 15:30
Musim Hujan, Pneumonia Anak Naik 40% — Ini Tanda Bahayanya!

JAKARTA Tren rawat inap anak karena pneumonia menunjukkan lonjakan signifikan selama musim hujan. Penyebabnya beragam penurunan imunitas saluran napas, peningkatan sirkulasi virus, hingga infeksi patogen tertentu.

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), pneumonia mendudukiperingkat pertama penyebab kematian pada anak dengan angka 15% dari seluruh kematian anak dibawah 5 tahun. Hal ini mengharuskan orang tua perlu ekstra waspada terhadap gejala awal yang sering terlewat.

Dikutip dari laman kemkes.go.id, berdasarkan laporan epidemiologi, terjadi peningkatan kasus mycoplasma pneumoniae sebesar 40%. Bahkan sejak tahun 2023, kasus rawat inap & rawat jalan pneumonia pada anak dilaporkan terus meningkat.

12 November lalu adalah hari pneumonia sedunia, sehingga ini saat yang tepat untuk mengingatkan kembali kesadaran masyarakat akan bahaya pneumonia. Gejala awal yang sering diabaikan orang tua bisa berupa batuk ringan, demam, hingga sesak napas yang bisa berkembang menjadi kondisi serius.

Gejala pneumonia pada anak antara lain demam, batuk berdahak (kuning, hijau, atau berdarah), ditambah sesak napas, napas cepat, dan bahkan sianosis (kulit atau bibir membiru) sebagai tanda bahaya.

“Sebagai dokter anak konsultan respirologi, saya mengingatkan bahwa selama musim hujan, imunitas saluran napas anak menurun dan risiko pneumonia meningkat. Gejala awal seperti batuk dan demam ringan jangan dianggap sepele deteksi dini bisa menyelamatkan nyawa,” ujar dr. M. Fahrul Udin, Sp.A, Subsp. Resp.(K)., M.Kes., Konsultan Respirologi Anak.

Tips / Solusi: Langkah Praktis untuk Orang Tua

  1. Kenali dan tanggap terhadap gejala awal demam tinggi, batuk berkepanjangan, napas cepat, atau bibir menguning/kebiruan
  2. Cegah dengan vaksinasi lengkap seperti vaksin pneumokokus, Hib, influenza, dan DPT. Imunisasi terbukti mengurangi risiko pneumonia berat
  3. Tingkatkan daya tahan tubuh anak ASI eksklusif, gizi seimbang, cukup istirahat, dan jauhkan dari asap rokok.
  4. Perilaku sehat cuci tangan rutin, hindari kerumunan saat musim hujan, dan gunakan masker di tempat ramai.
  5. Segera ke fasilitas kesehatan jika gejala berat muncul seperti tarikan dinding dada, napas cuping hidung, tidak mau minum, demam tinggi yang sulit turun.

“Dengan fenomena yang terus berlanjut ini, saya mengajak para pembaca, khususnya para orang tua untuk terus waspada dan selalu siap bertindak cepat jika ada gejala-gejala pneumonia muncul pada diri anak anda. Semakin banyak yang sadar, semakin banyak nyawa anak yang bisa kita lindungi”. Tutup dr. M. Fahrul Udin, Sp.A, Subsp. Resp.(K)., M.Kes, yang merupakan salah satu dokter anak Malang. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow