Pengajian Jumat Pagi Rahmatal Lilalamin, P3AI UWG Tekankan Pola Hidup Sehat Melalui Sindrom GULOH-CISAR
Masjid Al Farabi Kampus 3 Universitas Widya Gama/ UWG Malang kembali menjadi tempat terselenggaranya Pengajian Jumat Pagi Rahmatal Lilalamin yang ke-14,

TIMESINDONESIA, MALANG – Masjid Al Farabi Kampus 3 Universitas Widya Gama/ UWG Malang kembali menjadi tempat terselenggaranya Pengajian Jumat Pagi Rahmatal Lilalamin yang ke-14, sebuah agenda rutin bulanan yang diselenggarakan oleh P3AI UWG (Pembinaan, Pengembangan dan Pengamalan Agama Islam) setiap Jumat di minggu pertama, Jumat (1/8/2025).
Acara yang berlangsung khidmat dan penuh makna ini dihadiri oleh jajaran pimpinan UWG, termasuk Rektor dan para Wakil Rektor, para Dekan, Ketua Program Studi, dosen, karyawan, serta keluarga besar Yayasan Pembina Pendidikan Indonesia Widya Gama Malang (YPPI-WGM) yang terdiri dari STIKES Widya Gama Husada, SMA dan SMK Widya Gama.
Pengajian kali ini menghadirkan penceramah utama dr. H.M. Subandi, M.Kes., DAHK., PA(P), seorang praktisi kesehatan dari RS Universitas Brawijaya, dengan moderator Dr. Ir. Ngudi Tjahjono, M.Sc. (Dosen Teknik Industri FT UWG). Pembacaan Kalam Illahi oleh Dr. Ir. H. Riman, MT., Wakil Rektor 2 UWG, yang juga dikenal sebagai qoriah kampus.
Mengangkat tema "Sepuluh Petunjuk Pola Hidup Sehat: GULOH-CISAR = SINDROME-10", dr. Subandi menyampaikan urgensi gaya hidup sehat dalam mencegah sepuluh jenis penyakit degeneratif yang menjadi ancaman serius di era modern. GULOH-CISAR merupakan akronim dari:
-
G: Gula
-
U: Urat
-
L: Lemak
-
O: Obesitas
-
H: Hipertensi
-
C: Sigaret (rokok)
-
I: Inactivity (kurang gerak)
-
S: Stress
-
A: Alkohol
-
R: Regular Check-Up
“Penyakit-penyakit ini membentuk apa yang disebut sebagai Sindrom-10, dan bisa dicegah sejak dini dengan kesadaran akan pola hidup sehat,” ujar dr. Subandi. Ia menekankan pentingnya regular check-up, terutama bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun, guna mendeteksi dini gejala-gejala penyakit dalam.
Salah satu penyakit yang dibahas secara mendalam adalah Diabetes Mellitus (DM), yang disebutnya sebagai "penyakit lama" yang memerlukan perhatian dan terapi berkelanjutan. Dengan membatasi konsumsi gula maksimal 4 sendok makan per hari, rajin olahraga, serta menghindari minuman manis, risiko DM dapat ditekan secara signifikan.
Ia juga mengingatkan gejala DM seperti poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), polifagia (sering lapar), penurunan berat badan, serta gejala khusus seperti disfungsi ereksi pada pria dan gatal area vagina pada wanita.
Bahkan pada anak-anak, menurut dr. Subandi, terdapat kasus diabetes tipe berat karena kegagalan fungsi insulin, yang bisa menyebabkan kematian. Oleh karena itu, deteksi dini dan penanganan serius sangat diperlukan.
Untuk penatalaksanaan DM, beliau menyebut empat pilar utama:
-
Edukasi pasien
-
Terapi gizi medis
-
Latihan jasmani
-
Intervensi farmakologis
“Jika gula darah sudah di atas 200 mg/dL, maka terapi harus segera dimulai. Olahraga teratur dan menghindari makanan manis bisa sangat membantu,” tandasnya.
Pengajian ini menjadi pengingat penting bagi sivitas akademika UWG dan keluarga besar YPPI untuk terus menjaga kesehatan jasmani dan rohani sebagai bagian dari ibadah dan bentuk syukur atas nikmat Allah SWT. (*)
Apa Reaksi Anda?






