Politeknik Indonusa dan UDB Surakarta Dampingi Sewu Kembang Menuju Desa Wisata Mandiri
Kegiatan pendampingan merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang didanai hibah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) RI tahun anggaran 2025.
SOLO Politeknik Indonusa Surakarta bersama Universitas Duta Bangsa (UDB) Surakarta memberikan pendampingan intensif kepada masyarakat Kampung Wisata Sewu Kembang, Nglurah, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.
Program ini bertujuan menguatkan tata kelola desa wisata berbasis partisipasi masyarakat sekaligus mendorong Sewu Kembang menjadi desa wisata mandiri.
Kegiatan pendampingan merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang didanai hibah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) RI tahun anggaran 2025.
Tim pengabdi diketuai Yohanes Martono Widagdo, beranggotakan Markus Utomo Sukendar dan Sopingi, serta melibatkan mahasiswa dari kedua perguruan tinggi.
Program dilaksanakan melalui empat tahapan berkelanjutan: identifikasi potensi wisata lokal, sosialisasi kepada masyarakat, pelatihan dan pendampingan teknis, hingga monitoring dan evaluasi untuk memastikan keberlanjutan program.
Fokus utama diarahkan pada penguatan kapasitas SDM pelaku wisata, penguatan kelembagaan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), serta pengembangan produk wisata unggulan berbasis kearifan lokal.
Untuk meningkatkan daya saing destinasi, tim juga mengimplementasikan digitalisasi informasi pariwisata desa. Langkah ini diharapkan memperluas jangkauan promosi sekaligus memperkuat posisi Sewu Kembang di era transformasi digital.
Selain itu, pelaku UMKM wisata turut mendapatkan pelatihan desain pengemasan produk dan pemasaran digital, agar produk kuliner khas Nglurah, seperti gandik dan nasi gablog, lebih menarik dan kompetitif di pasar wisata.
Optimalisasi peran Pokdarwis menjadi salah satu agenda strategis. Sinergi lintas pelaku wisata melalui kelembagaan yang kuat diharapkan mampu menciptakan layanan wisata yang lebih profesional, terarah, dan berkelanjutan.
“Kunci keberhasilan pendampingan terletak pada partisipasi aktif masyarakat serta dukungan dari berbagai pihak. Pendampingan ini tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga membangun pola pikir kolaboratif dalam tata kelola wisata,” ujar Ketua Tim Pengabdian Masyarakat mewakili perguruan tinggi pelaksana.
Desa Nglurah sendiri memiliki potensi wisata yang kaya, mulai wisata alam, budaya, hingga agrowisata. Sejumlah daya tarik wisata antara lain Situs Menggung, Bumi Perkemahan Pleseran dan Banyu Minger, area glamping, Kebun Anggrek, sirkuit Jeep & ATV, agrowisata tanaman hias, kebun kopi, hingga Air Terjun Jurang Sundo.
Kekayaan alam dan budaya ini menjadi modal penting dalam menciptakan pengalaman wisata autentik dan bernilai budaya tinggi.
Dengan dukungan akademisi, pemerintah desa, dan masyarakat, Kampung Wisata Sewu Kembang kini berkembang menjadi model desa wisata mandiri yang tidak hanya berorientasi pada peningkatan ekonomi, tetapi juga menjaga aspek sosial, budaya, dan lingkungan.
Kolaborasi lintas sektor ini menjadi bukti sinergi perguruan tinggi dan masyarakat dalam memaksimalkan potensi lokal menuju pariwisata yang berkelanjutan dan berdaya saing di Kabupaten Karanganyar. (*)
Apa Reaksi Anda?