Sarung Mangga Bangga Dukung Fun Walk Santri #6 Kota Malang

MALANG Lautan sarung membanjiri halaman Balai Kota Malang, Minggu (9/11/2025). Sejak matahari baru menampakkan sinarnya, belasan ribu warga Nahdliyyin sudah tumpah ruah mengikuti Jalan Sehat Sarungan Santri Fun Walk ke-6 yang digelar NU Kota Malang.

Wajah cerah, tawa santri, dan kibasan sarung berpadu menciptakan suasana yang hangat sekaligus penuh makna.

Di antara gemuruh peserta, satu merek lokal ikut menebar semangat: Sarung Mangga. Produk sarung kebanggaan nasional itu hadir bukan sekadar sponsor, tapi bagian dari gerakan menjaga marwah sarung sebagai simbol identitas santri.

“Kami bangga bisa menjadi bagian dari kegiatan yang memadukan olahraga, tradisi, dan kebersamaan seperti ini,” ujar Wafi Basyarahil, Manajer Marketing Sarung Mangga, saat ditemui di lokasi kegiatan. 

Menurutnya, dukungan terhadap Fun Walk Santri ini merupakan bentuk komitmen Sarung Mangga dalam melestarikan budaya sarungan di tengah modernitas yang kian deras.

Kegiatan yang dimulai pukul 06.00 WIB itu mengambil titik start dan finish di halaman Balai Kota. Ribuan peserta tampak kompak mengenakan sarung dan busana putih. Jalanan protokol berubah menjadi lautan kain bermotif tenun Nusantara, pemandangan yang jarang terlihat di jantung kota.

Panitia pun menyiapkan beragam doorprize menggiurkan. Mulai umrah gratis, sepeda motor, hingga hadiah kekinian seperti sepeda listrik, televisi, kulkas, dan ponsel pintar. Namun, bagi sebagian besar peserta, hadiah utama sejatinya adalah kesempatan berjalan bersama dalam balutan sarung, simbol kesederhanaan dan persaudaraan.

Wafi menegaskan, makna kegiatan ini jauh lebih dalam dari sekadar olahraga bersama. “Sarung itu identitas. Ia bukan cuma kain, tapi juga nilai. Di balik lipatannya tersimpan semangat mandiri, kesantunan, dan karakter bangsa yang luhur,” tuturnya.

Sebagai produk yang lahir dari tangan-tangan perajin lokal, Sarung Mangga melihat momentum ini sebagai ruang syiar budaya. Melalui keikutsertaan dalam Fun Walk Santri #6, mereka ingin menegaskan bahwa tradisi sarungan tidak lekang oleh zaman. Justru semakin layak dibanggakan oleh generasi muda.

“Melalui kegiatan seperti ini, kami berharap semangat santri dan nilai-nilai luhur bangsa terus hidup di tengah masyarakat. Mari jaga warisan budaya, sambil melangkah bersama dalam balutan sarung kebanggaan kita,” pungkas Wafi.

Acara yang berakhir menjelang siang itu ditutup dengan doa bersama dan pembagian hadiah utama. Tawa riuh, kamera yang berjejer, dan kibasan sarung yang berkibar jadi saksi: bahwa sarung bukan hanya kain ibadah, tapi juga simbol cinta tanah air, kebersamaan, dan martabat bangsa. (*)