UMBY dan Aklan State University Kolaborasi Kembangkan Sekolah Alam Bahasa Inggris di Sleman

Universitas Mercu Buana Yogyakarta atau UMBY terus memperluas kiprahnya dalam pengabdian kepada masyarakat melalui kerja sama lintas negara.

Juli 30, 2025 - 20:30
UMBY dan Aklan State University Kolaborasi Kembangkan Sekolah Alam Bahasa Inggris di Sleman

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Universitas Mercu Buana Yogyakarta atau UMBY terus memperluas kiprahnya dalam pengabdian kepada masyarakat melalui kerja sama lintas negara. Kali ini, UMBY menggandeng Aklan State University dari Filipina dalam sebuah program kolaboratif untuk mengembangkan Sekolah Alam Bahasa Inggris. Lokasinya, berada di Dusun Jetis, Sumberejo, Tempel, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Program pengabdian ini dipimpin oleh Agustinus Hary Setyawan, S.Pd., M.A., dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris UMBY. Ia berkolaborasi bersama Nur Fachmi Budi Setyawan, M.Psi., Psikolog, dosen Psikologi UMBY, dan Dr. Manuel O. Malonisio dari Aklan State University.

Fokus utama kegiatan adalah meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di Sekolah Alam Bahasa Inggris, terutama bagi para pemandu wisata edukatif.

Menurut Hary, pelatihan yang diberikan tidak hanya menitikberatkan pada kemampuan bahasa Inggris, tetapi juga pada pendekatan sosiopragmatik, yaitu cara berkomunikasi yang memperhatikan konteks sosial dan budaya.

"Pelatihan ini dirancang agar para pemandu tidak sekadar memahami grammar atau kosakata, tetapi juga bisa menyampaikan pesan secara sopan, efektif, dan sesuai norma budaya saat melayani wisatawan asing," kata Hary, Rabu (30/7/2025). Sekolah-Alam-Inggris.jpg

Program Berkelanjutan dan Evaluatif

Tidak berhenti pada pelatihan dasar, tim pengabdian UMBY dan Aklan State University juga menyiapkan program pendampingan jangka panjang. Evaluasi berkala menjadi bagian penting dari strategi agar program dapat berjalan secara berkelanjutan dan benar-benar diterapkan dalam praktik sehari-hari.

“Tujuan akhirnya adalah menjadikan Sekolah Alam Bahasa Inggris sebagai destinasi wisata edukatif yang mandiri dan berdaya saing, serta mampu memberikan dampak ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar,” tambah Hary.

Kegiatan pelatihan pertama digelar pada Minggu, 13 Juli 2025, dengan fokus pada penguatan kemampuan komunikasi dua bahasa (bilingual), simulasi interaksi wisatawan, hingga penyusunan panduan komunikasi yang profesional untuk kebutuhan wisata edukatif.

Perspektif Global dalam Pengembangan Wisata Edukatif

Pada sesi lanjutan, Rabu, 16 Juli 2025, Dr. Manuel O. Malonisio hadir secara daring untuk berbagi pengalaman terkait pengelolaan destinasi wisata edukatif berstandar internasional.

Ia menyoroti tiga strategi utama yang dapat diterapkan Sekolah Alam Bahasa Inggris Jetis, yaitu membangun sistem manajemen yang tertata termasuk struktur organisasi dan SOP yang jelas, meningkatkan kapasitas pemandu wisata melalui pelatihan lintas budaya, etika pelayanan, dan teknik pemanduan yang lebih interaktif, serta merancang paket wisata edukatif yang unik dan konsisten dengan menggabungkan pembelajaran bahasa dan kekayaan budaya lokal.

“Penguatan komunitas wisata edukatif harus dilakukan melalui perencanaan strategis dan jejaring internasional yang aktif. Belajar dari praktik terbaik di luar negeri adalah kunci agar pengelola dapat terus berkembang,” tutur Dr. Manuel. State-University.jpg

Penguatan Organisasi Berbasis Psikologi Komunitas

Pada Sabtu, 26 Juli 2025, giliran Nur Fachmi Budi Setyawan, M.Psi., Psikolog, yang mengisi pelatihan tentang manajemen organisasi berbasis psikologi komunitas. Ia menekankan pentingnya penguatan struktur komunitas sebagai fondasi keberlanjutan program wisata edukatif.

“Pendekatan psikologi komunitas bertujuan membangun kesadaran kolektif, mendorong kepemimpinan partisipatif, serta melakukan evaluasi berbasis refleksi secara rutin. Komunitas akan tumbuh jika setiap individu merasa dihargai dan memiliki peran nyata dalam arah bersama,” terang Fachmi.

Sebagai bagian dari diseminasi dan promosi potensi wisata edukatif di Sleman, hasil kegiatan pengabdian ini juga direncanakan akan dipublikasikan dalam jurnal internasional. Langkah ini menjadi salah satu cara untuk mengenalkan model Sekolah Alam Bahasa Inggris ke tingkat global dan memperluas jejaring kerja sama internasional di bidang pendidikan dan pariwisata. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow