Unmuh Jember Wujudkan Desa Zero Waste, Wonosari Terapkan Teknologi Shredder

Desa Wonosari, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, kini selangkah lebih maju dalam mewujudkan desa ramah lingkungan berbasis ekonomi sirkular. Melalui program pengabdian masyarakat yang melibatkan dosen…

September 22, 2025 - 13:00
Unmuh Jember Wujudkan Desa Zero Waste, Wonosari Terapkan Teknologi Shredder

TIMESINDONESIA, JEMBER – Desa Wonosari, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, kini selangkah lebih maju dalam mewujudkan desa ramah lingkungan berbasis ekonomi sirkular. Melalui program pengabdian masyarakat yang melibatkan dosen dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) serta Universitas Jember, warga desa dilatih mengelola sampah organik dengan memanfaatkan mesin shredder dan kandang maggot dual-zona.

Program ini digagas oleh tim pengabdian lintas disiplin yang diketuai oleh Asroful Abidin, S.T., M.Eng. dari Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Unmuh Jember. Tim ini juga beranggotakan Dr. Riyanto Setiawan Suharsono, S.E., MSA, Ak., CA. dan Dani Hari Tunggal Prasetiyo, S.T., M.T.. Mitra utama dalam program ini adalah Karang Taruna Desa Wonosari yang dipimpin oleh Syamsuddin Agil, S.Pd.

Menurut Asroful Abidin, penggunaan teknologi tepat guna menjadi kunci dalam menyelesaikan masalah sampah di desa. “Mesin shredder mampu mencacah hingga 160 kilogram sampah organik per hari, sementara kandang dual-zona meningkatkan produktivitas maggot hingga 90 persen. Teknologi ini tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menghasilkan pakan ternak dan pupuk kompos,” jelasnya.

Kandang maggot dual-zona yang digunakan berukuran 2,5 meter × 1,5 meter × 1 meter dengan laci tambahan 0,5 meter. Desainnya dibuat tanpa sudut siku-siku untuk mencegah lalat Black Soldier Fly (BSF) menempel di rangka, serta memisahkan ruang terang untuk perkawinan dan ruang gelap-lembap untuk peletakan telur. Inovasi ini terbukti meningkatkan tingkat penetasan telur hingga 85–90 persen.

Pelatihan kepada Karang Taruna Desa Wonosari meliputi operasional mesin shredder, manajemen kandang, serta siklus budidaya maggot mulai dari penetasan telur hingga panen. Maggot biasanya dipanen pada usia 10–12 hari dengan ukuran 1–1,2 cm dan kandungan protein mencapai 40–60 persen. Hasil panen digunakan sebagai pakan unggas, sementara residu organiknya diolah menjadi pupuk kompos untuk mendukung pertanian lokal.

Ketua Karang Taruna Desa Wonosari, Syamsuddin Agil, S.Pd., menyatakan bahwa program ini membawa perubahan besar bagi desa. “Sampah yang dulu hanya menumpuk atau dibakar kini bisa diolah menjadi pakan maggot dan kompos. Warga juga mulai terbiasa memilah sampah, dan Karang Taruna semakin berdaya dalam mengelola unit pengolahan desa. Kami berterima kasih kepada tim pengusul dan pihak pendukung yang telah mendampingi kami,” ujarnya singkat.

Selain manfaat lingkungan, program ini juga membuka peluang ekonomi baru. Unit pengelola sampah desa berbasis Karang Taruna kini berperan sebagai motor penggerak ekonomi sirkular dengan menjual produk maggot dan pupuk kompos. Ke depan, mereka juga akan memanfaatkan reaktor pirolisis untuk mengolah plastik menjadi bahan bakar dan paving blok.

Dengan adanya integrasi teknologi shredder dan kandang maggot dual-zona, Desa Wonosari diharapkan menjadi model percontohan desa zero waste di Kabupaten Jember. Program ini sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 11 (kota dan permukiman berkelanjutan) serta poin 12 (konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab). Terima kasih kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia yang telah membiayai kegiatan ini melalui Skema Hibah Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat 2025. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow