Abdimas Dosen UNIPMA Madiun, Sosialisasi Program Composting Chicken Coop di Posyandu Teguhan
Dosen UNIPMA Madiun melaksanakan Abdimas dengan nama program Composting Chicken Coop Integrasi Budidaya Kelor dan Maggot sebagai upaya pemanfaatan limbah rumah tangga dan mencegah stunting balita desa

Dosen UNIPMA Madiun melaksanakan Abdimas dengan nama program Composting Chicken Coop Integrasi Budidaya Kelor dan Maggot sebagai upaya pemanfaatan limbah rumah tangga dan mencegah stunting balita desa.
Budidaya yang dihasilkan dapat digunakan sebagai lumbung pangan pelaksanaan posyandu Desa Teguhan, Jiwan, Kabupaten Madiun.
Program ini diketuai Tiara Intan Cahyaningtyas, M.Pd, dosen Prodi Pendidikan IPA UNIPMA dan beranggotakan Eka Nofrianto, M.Pd., dosen Prodi PGSD UNIPMA, Sesaria Betty Mulyati, M.Kes., dosen Stikes BHM Madiun serta mahasiswa Prodi Pendidikan IPA dan PGSD juga dilibatkan dalam kegiatan ini.
Pelaksanaan program mendapatkan dukungan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Tahun 2025 pada hibah Pengabdian kepada Masyarakat Skema Perberdayaan Berbasis Masyarakat.
Adapun rentang waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September hingga Desember 2025. Kegiatan Diawali dengan survei dan koordinasi dengan mitra , kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi pada kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan pada hari sabtu sampai dengan hari minggu 13-14 September 2025.
“Program ini menarik karena menggabungkan budidaya ayam dengan kandang bebas bau, kelor, dan maggot dalam satu ekosistem terpadu berbasis pengelolaan limbah dapur untuk mendukung ketahanan pangan keluarga dan penurunan angka stunting sehingga kami sangat mendukung kegiatan ini,” terang Semi Andari, ketua mitra Posyandu Desa Teguhan.
Pada hari pertama, sosialisasi difokuskan pada budidaya kelor, budidaya maggot, dan pencegahan stunting. Kelor atau moringa oleifera, dikenal sebagai “pohon ajaib” karena kaya manfaat kesehatan. Daunnya mengandung protein nabati, vitamin A, C, E, B kompleks, serta mineral penting seperti kalsium, zat besi, dan magnesium. Kelor dipercaya baik untuk ibu dan anak, termasuk mencegah anemia serta mendukung tumbuh kembang anak yang berisiko stunting.
Selain itu, peserta dikenalkan pada maggot, larva lalat Black Soldier Fly (BSF) yang mampu mengurai limbah organik rumah tangga hingga 60–70 persen hanya dalam beberapa hari. Maggot kaya protein 40–50 persen dan lemak sehat 29–32 persen, sehingga potensial dijadikan pakan ternak bergizi sekaligus mengurangi beban sampah.
Pada hari kedua, fokus materi beralih pada teori tentang praktik pengolahan limbah organik dan penerapan Composting Chicken Coop. Peserta belajar bagaimana limbah dapur dijadikan pakan maggot, maggot kemudian dimanfaatkan sebagai pakan ayam, dan kotoran ayam dikondisikan agar tidak bau dan diolah menjadi pupuk kompos yang bermanfaat untuk budidaya kelor.
Dengan integrasi ini, tercipta siklus pangan berkelanjutan, sampah berkurang, ayam menghasilkan daging, kelor menjadi sumber vitamin dan mineral, dan kompos memperkaya tanah untuk budidaya tanaman.
“Integrasi sistem ini merupakan solusi praktis untuk mengurangi sampah organik, meningkatkan ketersediaan pangan sehat posyandu, sekaligus mendukung upaya pencegahan stunting di tingkat keluarga,” ujar Eka Nofrianto, salah seorang dosen PGSD UNIPMA Madiun dalam pemaparannya.
Melalui kegiatan ini, warga Desa Teguhan, Jiwan, Kabupaten Madiun khususnya mitra, diharapkan mampu memanfaatkan limbah rumah tangga secara produktif sekaligus mandiri dalam menyediakan pangan bergizi bagi keluarga khususnya pada penyedian konsumsi pelaksanaan posyandu balita.
Setelah kegiatan sosialisasi ini, akan dilakukan kegiatan praktek dan pendampingan penerapan program pada bulan Oktober hingga Desember 2025.
Program ini dapat berjalan dengan baik atas kontribusi berbagai pihak, tim mengucapkan terima kasih kepada kader kesehatan Desa Teguhan sebagai mitra yang ikut membantu dan mendukung kegiatan pengabdian masyarakat ini serta DPPM sebagai penyedia dana hibah Pengabdian kepada Masyarakat Skema Perberdayaan Berbasis Masyarakat tahun 2025. (*)
Apa Reaksi Anda?






