Adah Kreativitas dan Lisan, Fatayat NU Kauman Ponorogo Gelar Lomba Bento
PAC Fatayat NU Kauman Ponorogo menggelar peringatan Hari Ibu dengan Lomba Bento dan Seminar Public Speaking di Aula Madrasah Diniyah Al-Islam Ngrandu, diikuti 95 peserta dari 16 ranting. Acara menekan
PONOROGO impinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Kecamatan Kauman Ponorogo menunjukkan eksistensinya dalam memberdayakan kader perempuan. Bertempat di Aula Madrasah Diniyah Al-Islam Ngrandu, organisasi otonom NU ini menggelar kolaborasi apik antara kreativitas domestik dan pengembangan kapasitas diri melalui Lomba Bento dan Seminar Public Speaking, Kamis (25/12/2025).
Dengan tajuk peringatan Hari Ibu tersebut, berlangsung khidmat sekaligus meriah yang diikuti sedikitnya 95 peserta yang merupakan representasi dari 16 delegasi ranting Fatayat NU se-Kecamatan Kauman.
Lomba membuat Bento (bekal anak) menjadi daya tarik utama. Para ibu muda Fatayat tampak antusias menyusun komposisi gizi menjadi tampilan yang menarik dan menggugah selera.
Ketua PAC Fatayat NU Kauman, Erlin Susana, menegaskan bahwa agenda ini bukan sekadar perlombaan estetika, melainkan bentuk edukasi mengenai ketahanan pangan keluarga.
"Unsur pangan adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita. Melalui lomba Bento ini, kami ingin menguji sejauh mana kreativitas para anggota dalam memenuhi kebutuhan pangan yang sehat namun tetap menarik untuk keluarga," ujar Erlin di sela-sela acara.
Tak hanya berhenti pada urusan dapur, Fatayat NU Kecamatan Kauman juga membekali anggotanya dengan kemampuan komunikasi melalui seminar Public Speaking. Tema yang diangkat pun cukup mendalam, yakni "Pengejawantahan Ajining Diri Ana Ing Lathi".
Filosofi Jawa tersebut menekankan bahwa harga diri seseorang terpermin dari ucapannya. Seminar yang menghadirkan narasumber Chorun Nisa ini bertujuan agar kader Fatayat mampu tampil di publik dengan tutur kata yang santun, berbobot, dan mencerminkan identitas perempuan nahdliyin.
Kehadiran 16 delegasi dari seluruh penjuru Kecamatan Kauman menunjukkan soliditas organisasi yang kuat. Para peserta tidak hanya membawa pulang pengalaman teknis dalam menghias bekal anak, tetapi juga kepercayaan diri untuk berbicara di depan khalayak luas.
Kombinasi antara keterampilan praktis (soft skill) dan penguatan karakter (inner value) ini diharapkan mampu mencetak kader Fatayat yang multifungsi; cakap mengelola rumah tangga sekaligus terampil berperan di ruang publik.(*)
Apa Reaksi Anda?