Bentuk Karakter Anak Usia Dini, Mahasiswa KSM-N Gelar Edukasi Sosial dan Budaya
Mahasiswa Kelompok 32 Kandidat Sarjana Mengabdi (KSM) Nusantara Universitas Islam Malang (UNISMA)

TIMESINDONESIA, MALANG – Mahasiswa Kelompok 32 Kandidat Sarjana Mengabdi (KSM) Nusantara Universitas Islam Malang (UNISMA) melaksanakan serangkaian kegiatan edukatif dan inspiratif di TK Nurul Huda, Kabupaten Klungkung, Bali. Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja KSM dalam rangka pengabdian kepada masyarakat, khususnya di bidang pendidikan anak usia dini. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 20-25 Agustus 2025.
Dengan mengusung tema edukasi yang menyenangkan dan membentuk karakter sejak dini, mahasiswa menghadirkan sejumlah kegiatan menarik seperti Edukasi Anti- Bullying, cinta alam, kreativitas mengenal tata surya, pengenalan budaya melalui Jajanan Tradisional Piling-Piling (cenil khas Bali), Outing Class ke Museum Semarajaya, dan pengenalan rambu lalu lintas. Kegiatan ini ditutup dengan pembagian susu gratis kepada seluruh siswa TK Nurul Huda.
Kegiatan dimulai dengan edukasi mengenai perilaku bullying, yang disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami anak-anak. Mahasiswa menyampaikan pengertian, jenis dan dampak perilaku bullying secara mendasar serta peragaan roleplay untuk menunjukkan contoh perilaku yang baik dan buruk.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Dalam tema “Cinta Alam”, anak-anak diajak mengenal pentingnya menjaga lingkungan melalui kegiatan menanam kacang hijau dalam gelas kecil yang bisa mereka bawa pulang. Sebelumnya, mahasiswa bercerita tentang peran penting pohon dan tumbuhan dalam kehidupan.
Tak kalah menarik, mahasiswa juga mengajak anak-anak mengenal tata surya dan planet-planet melalui alat peraga sederhana dan visualisasi menarik.
Dengan media gambar dan miniatur tata surya, anak-anak diajak menjelajahi luar angkasa sambil mewarnai planet favorit mereka. Kegiatan ini menjadi momen eksplorasi sains yang menyenangkan, yang tidak hanya menghibur tapi juga membuka rasa ingin tahu anak-anak terhadap dunia luar.
Untuk mengenalkan budaya lokal, mahasiswa KSM mengadakan sesi membuat cenil atau piling-piling, jajanan tradisional khas Bali yang berwarna-warni. Anak-anak dilibatkan langsung dalam proses membentuk adonan, mewarnai, dan menaburi kelapa dan gula merah di atas cenil.
Kegiatan ini bukan hanya menyenangkan, tapi juga memperkenalkan nilai-nilai kearifan lokal dan membangun rasa bangga terhadap kuliner tradisional sekaligus melatih sensorik mereka.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Wahyu Fajar, selaku Ketua Kelompok 32 mengatakan, “Mereka bukan hanya belajar memasak, tapi juga mengenal budaya daerahnya. Kami ingin anak-anak tumbuh dengan rasa cinta terhadap kekayaan budaya Indonesia,”
Sebagai bentuk pembelajaran luar kelas, anak-anak TK Nurul Huda diajak outing class ke Museum Semarajaya, tempat yang menyimpan banyak koleksi sejarah dan budaya Bali. Di sana, mereka belajar mengenal peninggalan sejarah melalui tur edukatif.
Setelah kunjungan ke museum, anak-anak dikenalkan dengan rambu-rambu lalu lintas seperti tanda berhenti, lampu merah-hijau, dan cara menyeberang jalan dengan aman. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk permainan edukatif dan simulasi peragaan di Lapangan Puputan, Klungkung yang membuat anak-anak semakin antusias.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan anak, mahasiswa menutup rangkaian kegiatan dengan membagikan susu gratis kepada seluruh siswa TK Nurul Huda. Wajah-wajah ceria anak-anak menandai akhir dari rangkaian program kerja mahasiswa yang penuh makna ini.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh adik-adik mahasiswa UNISMA. Materi yang disampaikan sangat bermanfaat dan sesuai dengan usia anak- anak. Anak-anak juga terlihat sangat antusias dan senang belajar bersama kakak-kakak mahasiswa,” ujar Bu Nur.
Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok 32 KSM-Nusantara UNISMA ini dirancang untuk mengedukasi sekaligus menghibur anak-anak usia dini dengan pendekatan yang sesuai dengan dunia mereka: visual, bermain, dan praktik langsung.
“Ini adalah pengalaman yang luar biasa, bukan hanya bagi anak-anak, tapi juga bagi kami sebagai mahasiswa. Kami belajar bagaimana mengajar dengan hati, menyampaikan pesan penting dengan cara yang menyenangkan,” pungkas Wahyu Fajar.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa pengabdian kepada masyarakat tidak harus selalu rumit, namun bisa dimulai dari hal-hal sederhana yang berdampak besar, seperti mengajak anak-anak tersenyum sambil belajar. (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*)Pewarta: Wahyu Fajar Romadhon, Mahasiswa KSM Nusantara Kelompok 32 Universitas Islam Malang (UNISMA)
Apa Reaksi Anda?






