BHS Soroti Kondisi Pasar Tradisional, Masih Banyak Pedagang Berjualan di Luar Area
Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono (BHS) memberikan perhatian serius terhadap kondisi pasar tradisional di Surabaya menjelang pergantian tahun 2025.
SURABAYA Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono (BHS) memberikan perhatian serius terhadap kondisi pasar tradisional di Surabaya menjelang pergantian tahun 2025.
Dalam kunjungannya ke Pasar Kupang Gunung, Sabtu (27/12/2025), tokoh yang akrab disapa BHS ini menyoroti kontradiksi antara stabilnya harga komoditas dengan buruknya fasilitas penunjang bagi pedagang dan pembeli.
BHS mengawali kunjungannya dengan memantau langsung pergerakan harga bahan pokok. Ia mengapresiasi sinergi antara pemerintah pusat dan daerah yang berhasil menekan gejolak harga pangan di akhir tahun, sehingga masyarakat tidak terbebani kenaikan harga yang biasanya terjadi saat momen libur panjang.
"Ini adalah bukti nyata kehadiran pemerintah dalam mengantisipasi harga-harga. Baik pemerintah kota maupun pusat telah bekerja dengan baik sehingga harga saat hari besar justru turun. Prestasi ini harus terus dikontrol dan dipertahankan," ungkap Bambang Haryo di Pasar Kupang Gunung Surabaya.
Temuan Mengejutkan: APAR Kedaluwarsa 9 Tahun
Meski memuji manajemen harga, raut wajah BHS berubah kecewa saat menyisir sudut-sudut pasar. Ia menemukan fakta miris terkait keselamatan dan kenyamanan pasar yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surabaya tersebut.
Salah satu temuan yang paling disoroti adalah tabung pemadam kebakaran (APAR) yang sudah tidak layak pakai.
"Saya sangat prihatin melihat tabung pemadam yang kedaluwarsanya sejak tahun 2016 lalu. Ini sudah sembilan tahun dibiarkan tanpa pembaruan. Selain itu, toilet dan pompa air juga rusak. Saya ingin konsumen dan pedagang menikmati fasilitas pasar yang layak dan aman," tegasnya dengan nada kecewa.
Menurut BHS, aspek keselamatan tidak boleh disepelekan, terutama di lokasi publik yang padat aktivitas seperti pasar tradisional. Ia mendesak pengelola segera melakukan perbaikan demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Soroti 70 Persen Stan Kosong: "Jangan Sampai Jadi Temuan"
Lebih lanjut, BHS juga menyoroti efektivitas penggunaan dana pembangunan pasar. Ia menemukan fenomena memprihatinkan di mana hampir 70 persen stan di dalam Pasar Kupang Gunung kosong tak berpenghuni.
Di sisi lain, pedagang justru meluber berjualan di pinggir jalan yang memicu ketidakteraturan kota.
Bambang Haryo mengingatkan agar aset negara yang dibangun dengan biaya besar ini dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan ekonomi rakyat.
"Tolong ini segera dievaluasi dan diisi pedagang. Jangan sampai bangunan sebesar ini tidak dimanfaatkan dengan baik sehingga menjadi temuan di kemudian hari. Ingat, ini uang rakyat yang harus dipergunakan betul-betul untuk kepentingan rakyat," ucap BHS mengingatkan pihak pengelola.
Stabilitas harga bumbu dapur seperti bawang merah yang kini berada di kisaran Rp35 ribu per kilogram memang patut disyukuri, namun bagi BHS, kenyamanan infrastruktur pasar tetap menjadi prioritas yang harus dibenahi oleh pemerintah kota dalam waktu dekat. (*)
Apa Reaksi Anda?