Dari Limbah Jadi Berkah: KSM-T UNISMA Sulap Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi di Desa Malangsuko

Program KSM-T Universitas Islam Malang (UNISMA) kembali menghadirkan inovasi bermanfaat bagi masyarakat.

September 15, 2025 - 16:30
Dari Limbah Jadi Berkah: KSM-T UNISMA Sulap Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi di Desa Malangsuko

TIMESINDONESIA, MALANG – Program KSM-T Universitas Islam Malang (UNISMA) kembali menghadirkan inovasi bermanfaat bagi masyarakat. Kali ini, mahasiswa KSM-T UNISMA menggelar kegiatan demonstrasi pengolahan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi di RW 08 Desa Malangsuko, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.

Kegiatan yang berlangsung pada akhir Agustus 2025 ini disambut hangat oleh ibu-ibu kader dan masyarakat setempat, karena dinilai mampu memberikan solusi atas persoalan limbah rumah tangga sekaligus peluang ekonomi baru.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Fahrurrozi Rahman, S.E., M.M, menyampaikan apresiasinya terhadap kreativitas mahasiswa. Menurutnya, kegiatan semacam ini bukan hanya memberi edukasi teknis, tetapi juga menanamkan nilai keberlanjutan lingkungan dan kemandirian ekonomi. “Mahasiswa harus bisa membawa perubahan nyata bagi masyarakat. Inovasi sederhana seperti ini bisa berdampak besar jika terus dikembangkan,” ujarnya.

Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa memperkenalkan cara sederhana mengolah minyak jelantah yang selama ini hanya dianggap limbah tak berguna, menjadi lilin aromaterapi yang bernilai jual. Prosesnya melibatkan pemurnian minyak, pencampuran dengan bahan alami, hingga pencetakan dalam wadah sederhana. Selain berfungsi sebagai penerangan alternatif saat listrik padam, lilin ini juga memberikan aroma terapi yang menenangkan.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Salah satu Ibu Kader PKK RW 08 mengaku baru pertama kali mengikuti kegiatan semacam ini. “Sebelumnya belum pernah ada kegiatan seperti ini. Menurut saya, topik ini sangat penting. Kadang kalau listrik padam, kita pasti membutuhkan penerangan alternatif. Daripada minyak jelantah dibuang percuma, lebih baik dimanfaatkan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menilai program ini sangat bermanfaat, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga yang setiap hari menghasilkan minyak jelantah. “Yang jelas pasti bermanfaat untuk kita. Apalagi kalau bisa dipasarkan, bisa menambah penghasilan kami sebagai ibu rumah tangga. Bahkan bisa dikerjakan dari rumah dan dijual lewat media sosial,” tambahnya penuh antusias.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa potensi pengelolaan minyak jelantah di Malang memang sangat besar. Berdasarkan riset, Kota Malang saja menghasilkan sekitar 820 liter minyak jelantah per hari, yang berasal dari restoran, hotel, hingga usaha kecil. Sementara itu, komunitas seperti PALiM Eco Friendly mampu mengumpulkan hingga 500 liter per hari, bahkan sebagian diekspor ke Belanda untuk diolah menjadi biodiesel. Program lain, seperti Siklus Hijau, mencatat pengumpulan sekitar 3.500 liter per bulan dari 750 konsumen.

Sayangnya, dari jutaan liter minyak jelantah yang dihasilkan setiap tahun, tidak semuanya dikelola dengan baik. Sebagian besar masih dibuang sembarangan ke saluran air atau tanah, yang pada akhirnya mencemari lingkungan. Di sisi lain, jika dikelola dengan tepat, minyak jelantah bisa disulap menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, mulai dari biodiesel hingga lilin aromaterapi seperti yang diperkenalkan mahasiswa KSM-T UNISMA.

Harapan besar juga disampaikan oleh masyarakat agar kegiatan ini tidak berhenti sampai di RW 08 saja. “Mudah-mudahan bisa berlanjut ke daerah lain, supaya semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya. Anak-anak mahasiswa ini harus terus mencari inovasi yang bermanfaat,” ucap salah seorang Ibu Kader PKK penuh harapan.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa KSM-T UNISMA ingin menunjukkan bahwa pengabdian masyarakat bukan hanya sebatas program formal, melainkan wujud nyata kepedulian generasi muda terhadap lingkungan dan perekonomian warga. Limbah yang selama ini dianggap masalah, bisa menjadi berkah ketika dikelola dengan kreatif.

Dengan potensi minyak jelantah yang begitu besar di Malang, program sederhana seperti ini dapat menjadi langkah awal untuk membangun kesadaran masyarakat. Lilin aromaterapi hasil kreasi mahasiswa bukan hanya solusi ramah lingkungan, tetapi juga inspirasi bahwa limbah rumah tangga bisa bernilai guna sekaligus bernilai jual. (*)

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Pewarta: Shiva Nailul Muna, Mahasiswa KSM-T Kelompok 3 Universitas Islam Malang (UNISMA)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow