Dinkes Probolinggo Gelar Peningkatan Kapasitas Pengelola Program TBC, ATLM dan Kader TBC

Sebagai upaya untuk memantapkan kolaborasi dalam rangka penanggulangan Tuberkulosis (TBC), Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo menggelar kegiatan Peningkatan Kapasitas Pengelola Program TBC

Juli 25, 2025 - 07:00
Dinkes Probolinggo Gelar Peningkatan Kapasitas Pengelola Program TBC, ATLM dan Kader TBC

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Sebagai upaya untuk memantapkan kolaborasi dalam rangka penanggulangan Tuberkulosis (TBC), Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo menggelar kegiatan Peningkatan Kapasitas Pengelola Program TBC, Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) dan Kader TBC di lapangan The Bentar Beach,  Desa Curahsawo, Kecamatan Gending, Kamis (24/7/2025).

Kegiatan yang diikuti oleh kurang lebih 300 peserta itu dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr. Nina Kartika mewakili Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo.

Kegiatan yang diikuti oleh peserta dari unsur pengelola program TBC, ATLM dari Puskesmas, RSUD dan Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera dan para kader TBC se-Kabupaten Probolinggo itu diawali dengan senam Sehat TBC.

Wakil Supervisor Program Tuberkulosis (Wasor TB) Kabupaten Probolinggo yang juga penggagas kegiatan, Sulistiani Trisnoharini, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut diselenggarakan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi dalam penanggulangan tuberkulosis menuju eliminasi TBC tahun 2030.

Penanggulangan TBC dilakukan dengan menemukan penderita TBC sebanyak dan sesegera mungkin untuk segera dilakukan penanganan. Dengan cepat tertangani, tentunya penderita TBS akan semakin berkurang sehingga eliminasi TBC dapat segera tercapai.
 

Dinkes-Probolingg.jpg

"Karena di Kabupaten Probolinggo sendiri sudah memiliki rumah sakit rujukan Tuberkulosis Resisten Obat (TBC RO) yaitu RSUD Waluyojati Kraksaan dan tidak perlu dirujuk ke daerah lain. Maka mulai sekarang setiap kasus TBC RO akan diterima dan ditangani langsung oleh RSUD Waluyojati Kraksaan," jelasnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr. Nina Kartika menjelaskan, upaya eliminasi TBC harus dilaksanakan dengan menjalin kerjasama, koordinasi dan kekompakan semua unsur terkait sehingga eliminasi TBC dapat tercapai di tahun 2030.

"Komunikasi dan koordinasi sangatlah penting mulai para ibu-ibu kader yang berjuang untuk mencari penderita TBC untuk dilakukan pemeriksaan dan pengobatan, tiap pasien penderita TBC diberikan pelayanan kesehatan secara tuntas dan paripurna sampai sembuh," terangnya.

dr. Nina berharap dengan kekompakan dan soliditas yang semakin mantap, keluaran program penanganan TBC akan semakin baik. Demikian pula pencapaian penemuan kasus yang ditindaklanjuti pengobatan kasus dan pemberian terapi pencegahan dapat mencapai indikator maksimal.

Penanganan TBC merupakan program Presiden RI yang telah dievaluasi secara berkala dan rutin oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan juga Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow