Dosen Unmuh Jember Dampingi Guru SLB Kenalkan Media Augmented Reality Berbasis Semiotik
SLB Negeri Branjangan Jember menjadi tuan rumah kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Pengembangan Media Augmented Reality (AR) Berbasis Semiotik yang dilaksanakan, Senin (1/9/2025).

TIMESINDONESIA, JEMBER – SLB Negeri Branjangan Jember menjadi tuan rumah kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Pengembangan Media Augmented Reality (AR) Berbasis Semiotik yang dilaksanakan, Senin (1/9/2025).
Kegiatan ini dipaparkan langsung oleh Syahrul Mubaroq, dosen Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember), sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat.
Pelatihan ini bertujuan membekali guru-guru sekolah luar biasa dalam mengembangkan media pembelajaran inovatif yang lebih interaktif serta sesuai dengan kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus. Dengan pendekatan semiotik, guru diajak memahami tanda dan simbol dalam AR, sehingga materi pelajaran dapat lebih mudah dipahami oleh siswa dengan keterbatasan tertentu.
Dalam pemaparannya, Syahrul Mubaroq menekankan bahwa penggunaan AR berbasis semiotik mampu memperkuat komunikasi visual antara guru dan siswa. “Teknologi ini bukan sekadar soal kecanggihan, tetapi bagaimana media dapat memberikan makna yang jelas bagi siswa. Dengan pendekatan semiotik, kita bisa menghubungkan simbol, gambar, dan teks sehingga lebih mudah diterima anak-anak berkebutuhan khusus,” jelasnya.
Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari Kepala SLB Negeri Branjangan Jember, yang menilai pelatihan tersebut sebagai langkah maju dalam mendukung pembelajaran inklusif. “Kami berterima kasih kepada Universitas Muhammadiyah Jember, khususnya Pak Syahrul Mubaroq, yang telah mendampingi guru-guru kami. Ini menjadi bekal penting untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan di SLB,” ungkapnya.
Pelatihan berlangsung dalam beberapa sesi, mulai dari pengenalan teori semiotika, praktik pembuatan konten AR sederhana, hingga simulasi penggunaannya di kelas. Guru-guru juga diberikan kesempatan untuk merancang media pembelajaran sesuai kebutuhan siswa, baik tunarungu, tunanetra, maupun tunagrahita.
Salah satu peserta, Ibu Dewi, mengaku pelatihan ini membuka wawasan baru. “Kami biasanya hanya memakai media visual biasa. Dengan AR, anak-anak bisa melihat objek secara 3D dan lebih interaktif. Pendekatan semiotik membuat kami paham bagaimana simbol dapat membantu anak belajar lebih mudah,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, Unmuh Jember menegaskan komitmennya dalam mendukung pendidikan inklusif melalui inovasi teknologi. Syahrul Mubaroq berharap hasil pelatihan ini dapat diterapkan secara berkelanjutan di kelas. “Harapan kami, guru bisa terus mengembangkan media pembelajaran AR berbasis semiotik agar anak-anak SLB dapat belajar dengan lebih bermakna,” pungkasnya. (*)
Apa Reaksi Anda?






