Inovasi UNIPMA Madiun; Uji Coba AI Generatif Moral untuk Tingkatkan Kompetensi Kepribadian Calon Guru
Unipma Madiun (Universitas PGRI Madiun) kembali menunjukkan komitmennya dalam menghasilkan pendidik berkualitas melalui inovasi terbaru.

TIMESINDONESIA, MADIUN – Unipma Madiun (Universitas PGRI Madiun) kembali menunjukkan komitmennya dalam menghasilkan pendidik berkualitas melalui inovasi terbaru. UNIPMA Madiun kini tengah mengujicobakan sebuah metode canggih berbasis Kecerdasan Buatan (AI) Generatif Moral untuk mengukur dan menguatkan kompetensi kepribadian calon guru.
Terobosan ini diharapkan dapat menghasilkan pendidik yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki integritas moral dan kepribadian yang matang.
Metode inovatif ini dikembangkan dengan tujuan untuk memberikan penilaian yang objektif dan mendalam terhadap aspek-aspek moral dan etika yang esensial bagi seorang pendidik. Dr. Samsul Arifin, S.Pd., M.Pd, inisiator utama proyek ini, menjelaskan bahwa sistem AI ini dirancang untuk menganalisis respons calon guru terhadap berbagai studi kasus yang menantang.
“Kami menyadari bahwa kepribadian adalah fondasi utama bagi seorang guru. Dengan AI Generatif Moral, kami dapat menganalisis bagaimana calon guru berpikir, mengambil keputusan, dan menunjukkan empati, hati nurani, pengendalian diri, rasa hormat, kebaikan, toleransi, serta keadilan dalam konteks permasalahan siswa," ujar Dr. Samsul Arifin, S.Pd., M.Pd.
Bagaimana Cara Kerjanya?
Dalam uji coba ini, calon guru akan dihadapkan pada serangkaian soal uraian studi kasus yang kompleks, mencakup tujuh aspek kecerdasan moral. Sistem akan menayangkan soal satu per satu, dan calon guru diminta untuk mendeskripsikan tindakan serta alasan di balik keputusan mereka dalam menyelesaikan masalah.
Selanjutnya, AI Generatif Moral akan menganalisis jawaban tersebut dari berbagai sudut menggunakan algoritma yang diatur khusus:
1. Mengukur kekayaan kosakata dan kedalaman pemikiran calon guru dalam menggali akar permasalahan.
2. Menilai logika pengambilan keputusan dan konsistensi pemikiran dalam alur penyelesaian masalah.
3. Mengukur kesadaran moral dan sejauh mana nilai-nilai etika terinternalisasi dalam diri calon guru.
Berdasarkan analisis ini, AI generative Moral akan memberikan skor yang kemudian dikonversi ke dalam kategori kompetensi kepribadian. Hasil ini diharapkan dapat menjadi umpan balik yang konstruktif bagi calon guru untuk terus mengembangkan diri.
Menanggapi inovasi ini, Wisnu Kurniawan, S.Pd., M.Pd., seorang pakar pendidikan bimbingan dan konseling dari Universitas Darul Ulum Jombang, memberikan apresiasi. “Di era digital yang penuh tantangan, kemampuan adaptasi dan kekuatan karakter menjadi krusial bagi guru. Pendekatan UNIPMA Madiun dengan AI Generatif Moral ini sangat relevan. Ini bukan hanya tentang menilai, tetapi juga memberikan peta jalan bagi calon guru untuk terus mengasah kecerdasan moral mereka, yang pada akhirnya akan membentuk generasi penerus bangsa yang lebih berintegritas,” ungkapnya.
Mendukung Pengembangan Profesional Berkelanjutan
Dekan Pascasarjana UNIPMA Madiun, Dr. Dwi Setiyadi, M.M, menyambut baik inovasi ini. “Uji coba AI Generatif Moral ini adalah langkah maju UNIPMA dalam memastikan kualitas lulusan kami. Kami ingin calon guru tidak hanya kompeten mengajar, tetapi juga menjadi teladan moral bagi siswanya. Dengan data yang lebih objektif dari AI, program pembinaan kepribadian dapat lebih terarah dan efektif," tegasnya.
Diharapkan, metode ini tidak hanya menjadi alat ukur, tetapi juga instrumen untuk memfasilitasi pengembangan kepribadian calon guru secara berkelanjutan, menyiapkan mereka menjadi pendidik yang berkarakter dan siap menghadapi tantangan pendidikan di masa depan.
UNIPMA Madiun berambisi menjadi pelopor dalam integrasi teknologi AI untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor pendidikan. (*)
Apa Reaksi Anda?






