Inter Milan Kubur Mimpi Barcelona ke Final Liga Champions Lewat Drama 13 Gol Spektakuler di San Siro

Inter Milan menyingkirkan Barcelona dalam semifinal Liga Champions 2024/2025 lewat laga dramatis di San Siro dengan skor 4-3 (agregat 7-6). Pertandingan epik dengan 13 gol ini diwarnai comeback luar biasa, gol penentu Frattesi, dan penyelamatan gemilang Sommer.

Mei 7, 2025 - 11:30
Inter Milan Kubur Mimpi Barcelona ke Final Liga Champions Lewat Drama 13 Gol Spektakuler di San Siro
source: detiksport.com

TIMES Network – dir="ltr">Milan, Italia – Inter Milan secara dramatis memastikan langkah mereka ke final Liga Champions UEFA 2024/2025 setelah menumbangkan raksasa Spanyol, Barcelona, dengan skor 4-3 melalui perpanjangan waktu dalam laga leg kedua semifinal yang berlangsung epik di Stadion Giuseppe Meazza, Milan. Pertandingan yang digelar pada Selasa malam (6 Mei 2025) atau Rabu dini hari WIB (7 Mei 2025) tersebut mengukuhkan kemenangan agregat Inter 7-6, sekaligus mengakhiri perjalanan Barcelona di kompetisi paling bergengsi antarklub Eropa musim ini.

Laga ini, yang disebut-sebut sebagai salah satu semifinal paling mendebarkan dalam sejarah turnamen, menyajikan total 13 gol dalam dua pertemuan, menggambarkan pertarungan terbuka dan kualitas menyerang kedua tim.

Jalannya Pertandingan yang Mendebarkan: Sebuah Rollercoaster Emosi

Babak Pertama: Inter Menggebrak, Barcelona Tertekan

Didukung oleh puluhan ribu tifosi yang memadati San Siro, Inter Milan langsung mengambil inisiatif serangan sejak peluit pertama dibunyikan. Strategi pressing tinggi yang diinstruksikan oleh pelatih Simone Inzaghi terbukti efektif membuat para pemain Barcelona kesulitan mengembangkan permainan khas mereka. Hasilnya, pada menit ke-21, Lautaro Martínez berhasil memecah kebuntuan. Penyerang asal Argentina tersebut dengan sempurna menyambut umpan matang dari Federico Dimarco, yang berawal dari pergerakan impresif Denzel Dumfries di sisi sayap.

Keunggulan Inter bertambah sesaat sebelum jeda turun minum. Pelanggaran yang dilakukan bek muda Barcelona, Pau Cubarsí, terhadap Martínez di dalam kotak penalti berbuah hukuman tendangan 12 pas. Hakan Çalhanoğlu, yang maju sebagai algojo, dengan dingin menaklukkan kiper Barcelona, Wojciech Szczęsny, pada menit ke-45+1. Keputusan penalti ini dikonfirmasi setelah wasit Szymon Marciniak meninjau tayangan ulang melalui VAR , membawa Inter unggul 2-0 saat babak pertama berakhir.

Babak Kedua: Kebangkitan Spektakuler Blaugrana

Tertinggal dua gol tidak membuat Barcelona patah arang. Tim tamu menunjukkan karakter dan determinasi yang berbeda di babak kedua. Menariknya, dua bek sayap yang mungkin tidak diunggulkan, Eric García dan Gerard Martín, justru menjadi aktor penting di balik kebangkitan Blaugrana.

Pada menit ke-54, Eric García memperkecil ketertinggalan melalui sebuah sepakan voli indah setelah menerima umpan silang terukur dari Gerard Martín. Gol tersebut seolah menyuntikkan energi baru bagi Barcelona. Hanya enam menit berselang, tepatnya pada menit ke-60, San Siro kembali terdiam ketika Dani Olmo berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Lagi-lagi Gerard Martín menjadi kreator dengan umpan silang presisi yang ditanduk sempurna oleh Olmo.

Momentum kini sepenuhnya berada di pihak Barcelona. Puncaknya, pada menit ke-87, Raphinha berhasil mencetak gol yang membawa Barcelona berbalik unggul 3-2. Untuk pertama kalinya dalam dua leg semifinal ini, Barcelona berada dalam posisi memimpin secara agregat, dan tiket ke final seolah sudah di depan mata.

Momen Kritis Akhir Waktu Normal: Drama Tak Terhindarkan

Ketika para pendukung Barcelona mulai bersiap merayakan kelolosan timnya, drama di San Siro justru mencapai klimaksnya. Di tengah tekanan hebat, bek veteran Inter Milan, Francesco Acerbi, yang kala itu berusia 37 tahun, muncul sebagai pahlawan tak terduga. Memanfaatkan umpan dari Denzel Dumfries, Acerbi melepaskan tembakan yang menggetarkan jala gawang Barcelona pada menit ke-90+3. Gol penyeimbang ini, yang merupakan gol perdananya di kompetisi Eropa, memaksa pertandingan dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.

Sebelum gol Acerbi, Barcelona sejatinya memiliki peluang emas untuk mengunci kemenangan. Bintang muda mereka, Lamine Yamal, mendapatkan kesempatan di penghujung waktu normal, namun eksekusinya masih terlalu lemah dan mudah diamankan oleh kiper Inter, Yann Sommer. Kegagalan ini terbukti sangat mahal bagi tim Catalan. Kegagalan Barcelona mempertahankan keunggulan di menit-menit akhir menunjukkan betapa besar tekanan mental yang mereka hadapi, sementara Inter, yang nyaris tersingkir, mendapatkan suntikan moral luar biasa dari gol penyama kedudukan tersebut.

Perpanjangan Waktu: Frattesi Sang Pahlawan, Sommer Tembok Kokoh

Memasuki babak perpanjangan waktu, Inter Milan tampak lebih segar dan termotivasi, terutama dengan masuknya beberapa pemain pengganti yang memberikan energi baru. Adalah Davide Frattesi, yang juga masuk dari bangku cadangan, yang akhirnya menjadi penentu kemenangan Nerazzurri. Pada menit ke-99, Frattesi melepaskan tembakan melengkung yang tak mampu dijangkau Szczęsny, setelah menerima umpan dari Marcus Thuram yang juga berkontribusi setelah masuk sebagai pengganti. Gol ini sekali lagi menunjukkan kedalaman skuad Inter dan kejelian Inzaghi dalam meracik strategi.

Barcelona tidak menyerah dan terus berjuang mencari gol penyeimbang. Robert Lewandowski mendapatkan peluang matang, namun usahanya belum membuahkan hasil. Puncak dari kegemilangan pertahanan Inter terjadi pada menit ke-114, ketika Yann Sommer melakukan penyelamatan spektakuler dengan ujung jarinya untuk mementahkan tembakan terarah Lamine Yamal. Aksi heroik Sommer ini memastikan keunggulan Inter bertahan hingga peluit panjang dibunyikan, sekaligus mengukuhkan statusnya sebagai Pemain Terbaik Pertandingan. Total 13 gol yang tercipta dalam dua leg semifinal ini menandakan betapa menghiburnya laga ini bagi penonton netral, sekaligus menunjukkan adanya celah di lini pertahanan kedua tim yang bisa dieksploitasi.

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow