Kesangkot Candi, Cara SMPN 3 Pringkuku Tekan Kecelakaan Pelajar di Jalur Wisata Pacitan

Program ini mendorong siswa berangkat dan pulang sekolah menggunakan angkutan desa, bukan sepeda motor pribadi.

Desember 26, 2025 - 17:30
Kesangkot Candi, Cara SMPN 3 Pringkuku Tekan Kecelakaan Pelajar di Jalur Wisata Pacitan

PACITAN Kesangkot Candi menjadi cara SMPN 3 Pringkuku menekan angka kecelakaan pelajar di jalur wisata yang setiap hari dilalui kendaraan wisatawan menuju pantai-pantai selatan Kabupaten Pacitan. 

Program ini mendorong siswa berangkat dan pulang sekolah menggunakan angkutan desa, bukan sepeda motor pribadi.

Kesangkot Candi merupakan akronim dari Ke Sekolah Anak Naik Angkutan dengan Cantik dan Indah. Program ini melayani siswa dari Desa Dadapan, Poko, Candi, Jlubang, hingga Watukarung yang dirangkai dalam satu rute bersama bernama DAKOCANJLURUNG.

Program tersebut mulai dijalankan sejak 2012 saat SMPN 3 Pringkuku dipimpin M. Rizal Abadi. Saat itu, pihak sekolah menaruh perhatian serius pada tingginya risiko kecelakaan siswa di bawah umur yang mengendarai sepeda motor di jalur wisata yang sempit dan padat.

“Solusinya adalah mengembalikan siswa ke angkutan desa. Jalur ini rawan dan tidak aman bagi pelajar,” ujar Rizal Abadi.

Dalam pelaksanaannya, sekolah menggandeng sopir angkutan desa yang dikenal dengan sebutan “Bolo Rodo”. Kerja sama ini tidak hanya menjaga keselamatan siswa, tetapi juga memberikan penghasilan rutin bagi para sopir.

Satlantas Polres Pacitan turut mendukung program tersebut melalui pengecekan kelaikan kendaraan secara berkala untuk memastikan armada tetap aman digunakan.

Memasuki tahun ajaran 2025/2026, Kesangkot Candi diperkuat sebagai bagian dari budaya tertib berlalu lintas di lingkungan sekolah di bawah kepemimpinan Kepala SMPN 3 Pringkuku, Wangsit Kurniawan, S.Pd, M.Pd.

Program ini dipaparkan dalam forum lalu lintas yang digelar Polres Pacitan, Kamis (2/10/2025), oleh perwakilan guru Ratih Hendarti, S.Pd. Selain menekan kecelakaan, program ini juga dinilai menciptakan interaksi sosial yang positif antarsiswa selama perjalanan sekolah.

“Tujuannya agar siswa merasa aman dan nyaman saat berangkat dan pulang sekolah. Ini bentuk sinergi antara sekolah, kepolisian, dan masyarakat,” kata Wangsit Kurniawan.

Hingga akhir 2025, SMPN 3 Pringkuku mencatat hampir tidak ada kasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan siswanya. Orang tua merasa lebih tenang, sementara siswa terbiasa disiplin dan tertib berlalu lintas sejak dini.

Kesangkot Candi menjadi contoh bahwa upaya sederhana yang dijalankan secara konsisten mampu memberikan dampak nyata bagi keselamatan pelajar di kawasan jalur wisata. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow