KSM-T Fakultas Kedokteran Unisma, Eksplorasi Pelayanan Kesehatan dan Tim Rescue di Hat Yai Thailand

Kandidat Sarjana Mengabdi Tematik (KSM-T) adalah salah satu program yang dirancang untuk memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa, khususnya dalam bidang sosial dan kesehatan. Melalui kegiatan…

September 15, 2025 - 16:30
KSM-T Fakultas Kedokteran Unisma, Eksplorasi Pelayanan Kesehatan dan Tim Rescue di Hat Yai Thailand

TIMESINDONESIA, MALANG – Kandidat Sarjana Mengabdi Tematik (KSM-T) adalah salah satu program yang dirancang untuk memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa, khususnya dalam bidang sosial dan kesehatan. Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya memperdalam teori yang diperoleh di bangku kuliah, tetapi juga mempraktikkannya dalam bentuk pengabdian langsung kepada masyarakat.

Pada tahun 2025, kelompok 35 dari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang berkesempatan mengikuti KSM-T di Kota Hat Yai, Provinsi Songkhla, Thailand. Program ini berlangsung selama 8 hari, mulai tanggal 11 -19 Agustus 2025.

Selama masa tersebut, para peserta memperoleh pengalaman berharga, baik dalam mempelajari sistem kesehatan yang diterapkan di Thailand maupun dalam mengikuti berbagai kegiatan lapangan.

Salah satu agenda penting yang dijalani adalah kunjungan ke Rumah Sakit Mittraphap Samakkhi sekaligus sesi asistensi bersama tim penyelamat Yayasan Thong Sia Siang Thung pada Selasa, 12 Agustus 2025.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya mengenal lebih dekat pelayanan medis dan sistem kegawatdaruratan di Thailand, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi secara langsung dengan tenaga kesehatan serta tim rescue setempat.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Pada kunjungan KSM-T ke Rumah Sakit Mittraphap Samakkhi, mahasiswa juga berkesempatan melihat secara langsung ruang administrasi persalinan yang terletak di lantai enam gedung rumah sakit. Area ini menjadi tempat penting bagi pasien dan keluarga untuk melakukan pendaftaran, konsultasi, hingga pengurusan biaya sebelum proses persalinan berlangsung.

Dalam kesempatan tersebut, para peserta melihat bagaimana perawat memberikan penjelasan kepada pasien mengenai prosedur persalinan serta layanan yang tersedia. Hal ini memberikan gambaran nyata kepada mahasiswa tentang bagaimana sistem administrasi rumah sakit di Thailand dijalankan dengan rapi dan profesional.

Terkait biaya, meskipun informasi resmi dari Rumah Sakit Mittraphap Samakkhi belum tersedia secara terbuka, data dari beberapa rumah sakit besar di Thailand dapat dijadikan acuan. Biaya persalinan normal di rumah sakit swasta besar, seperti Bangkok Hospital atau Samitivej Hospital, berkisar antara THB 100.000–165.000 (sekitar Rp45 juta–Rp75 juta), sementara untuk persalinan sesar dapat mencapai THB 130.000–222.000 (sekitar Rp60 juta–Rp100 juta).

Perbedaan tarif ini biasanya dipengaruhi oleh fasilitas, lama perawatan, serta paket layanan tambahan yang ditawarkan. Dengan adanya informasi ini, mahasiswa dapat memahami bagaimana aspek ekonomi turut menjadi pertimbangan penting dalam pelayanan kesehatan di Thailand.

Pengalaman observasi di ruang administrasi persalinan ini tidak hanya memperluas wawasan peserta mengenai prosedur administratif dan estimasi biaya, tetapi juga memberikan pemahaman mendalam tentang tantangan yang dihadapi pasien dalam mengakses layanan kesehatan.

Bagi mahasiswa kedokteran, hal ini menjadi pelajaran berharga untuk melihat bahwa praktik kedokteran tidak hanya menyangkut aspek medis, tetapi juga administrasi, manajemen, dan kebijakan biaya yang berdampak langsung pada pasien dan keluarganya.

Selain mengunjungi ruang administrasi persalinan, peserta KSM-T juga mendapatkan kesempatan untuk meninjau fasilitas terapi di Rumah Sakit Mittraphap Samakkhi. Pada sesi ini, mahasiswa diperlihatkan bagaimana tenaga medis melakukan praktik fisioterapi kepada pasien dengan menggunakan berbagai alat bantu. Dalam momen tersebut, salah satu mahasiswa secara sukarela menjadi contoh pasien sehingga peserta lainnya dapat mengamati langsung prosedur terapi yang dilakukan oleh tenaga profesional.

Kegiatan ini memberikan pengalaman berharga karena mahasiswa bisa melihat penerapan terapi rehabilitasi bagi pasien dengan keluhan muskuloskeletal maupun pascaoperasi. Terapi yang diperlihatkan mencakup latihan mobilisasi, penggunaan alat pendukung, serta teknik fisioterapi yang bertujuan mempercepat pemulihan fungsi tubuh.

Dengan adanya sesi observasi ini, mahasiswa tidak hanya menambah wawasan mengenai ilmu fisioterapi, tetapi juga memahami pentingnya peran rehabilitasi medis dalam menunjang kualitas hidup pasien.

Terapi-RS-Mittraphap-Samakkhi.jpg

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Bagi mahasiswa kedokteran, pengalaman ini sangat bermanfaat karena memberi gambaran nyata mengenai kolaborasi antarprofesi di rumah sakit. Mereka belajar bahwa penanganan pasien tidak hanya berhenti pada tahap diagnosis dan tindakan medis, tetapi juga membutuhkan dukungan rehabilitasi agar pasien dapat kembali beraktivitas secara optimal.

Selain ruang terapi, mahasiswa KSM-T juga berkesempatan mengunjungi Instalasi Gawat Darurat (IGD) di Rumah Sakit Mittraphap Samakkhi. Suasana IGD di sana tampak mirip dengan yang ada di Indonesia, terutama dalam hal sistem triase yang digunakan untuk menentukan prioritas penanganan pasien sesuai tingkat kegawatannya.

Namun, yang menjadi perhatian khusus adalah adanya ruang resusitasi jantung paru (RJP) yang terpisah dengan perlengkapan lengkap, mulai dari alat resusitasi, tabung oksigen, defibrilator, hingga obat-obatan emergensi yang telah tersedia langsung di dalam ruangan tersebut. Hal ini menunjukkan betapa sistematis dan siap siaga rumah sakit ini dalam menangani kondisi kritis.

Tidak hanya itu, mahasiswa juga diperlihatkan inovasi menarik dalam hal Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan tenaga medis di sana. Berbeda dengan APD pada umumnya yang sering menimbulkan rasa gerah, APD di Mittraphap Samakkhi dilengkapi dengan sistem kipas angin kecil di dalamnya, sehingga tenaga medis dapat merasa lebih nyaman meskipun harus bekerja dalam waktu lama. Inovasi ini sangat penting karena dapat meningkatkan konsentrasi dan kinerja tenaga kesehatan dalam menghadapi situasi darurat.

Pengalaman mengamati langsung fasilitas IGD, ruang resusitasi, serta APD modern ini memberikan wawasan baru bagi mahasiswa kedokteran Unisma. Mereka dapat memahami bahwa keberhasilan penanganan kegawatdaruratan tidak hanya bergantung pada keterampilan medis, tetapi juga pada kesiapan fasilitas, kelengkapan peralatan, serta kenyamanan tenaga medis yang bertugas.

Selain itu, mahasiswa KSM-T juga diajak berkunjung ke ruang laboratorium rumah sakit. Dari hasil observasi, laboratorium di Mittraphap Samakkhi terlihat modern dan tertata rapi, serta memiliki fasilitas yang tidak jauh berbeda dengan laboratorium medis di Indonesia. Beberapa peralatan canggih seperti biosafety cabinet (lemari pengaman biologis), centrifuge untuk pemisahan sampel darah, serta inkubator khusus untuk penyimpanan sampel, sudah tersedia dan digunakan dalam kegiatan sehari-hari.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Para mahasiswa dapat melihat langsung bagaimana tenaga laboratorium melakukan pengelolaan sampel, mulai dari proses pengambilan, penyimpanan, hingga persiapan analisis. Ketersediaan alat-alat dengan standar internasional tersebut menunjukkan bahwa rumah sakit ini memiliki kualitas laboratorium yang mumpuni untuk menunjang diagnosis dan terapi pasien.

Pengalaman kunjungan ke ruang laboratorium ini memberikan wawasan baru bagi mahasiswa, khususnya mengenai pentingnya laboratorium klinik dalam mendukung akurasi diagnosis. Mereka juga menyadari bahwa perkembangan teknologi kesehatan kini semakin merata, bahkan di rumah sakit yang berbasis yayasan sekalipun, sehingga pelayanan kepada masyarakat tetap bisa dilakukan secara optimal.

Selain fasilitas rumah sakit, peserta KSM-T juga diberi kesempatan untuk mengenal lebih dekat sistem penyelamatan darurat yang dimiliki oleh Yayasan Thong Sia Siang Thung. Mahasiswa diajak melihat secara langsung peralatan yang digunakan dalam penanganan pasien gawat darurat, termasuk perlengkapan ekstrikasi untuk korban kecelakaan, tabung oksigen, serta berbagai alat medis portabel yang siap dipakai di lapangan.

Mahasiswa juga meninjau bagian dalam ambulans yang telah dilengkapi dengan berbagai instrumen medis penting, seperti tandu otomatis, defibrilator, tabung oksigen, serta peralatan monitoring pasien. Kelengkapan ini menunjukkan betapa seriusnya rumah sakit dan yayasan dalam menjamin kesiapan penanganan pasien sejak di lokasi kejadian hingga tiba di rumah sakit.

Tidak berhenti sampai di situ, para mahasiswa pun berkesempatan untuk ikut serta dalam simulasi menjadi relawan tim penyelamat. Mereka dilatih bagaimana cara memberikan pertolongan pertama pada korban, memindahkan pasien dengan aman, serta menggunakan beberapa alat sederhana dalam situasi darurat. Aktivitas ini menjadi pengalaman yang sangat berkesan karena mahasiswa tidak hanya mengamati, tetapi juga ikut merasakan langsung dinamika penanganan pasien gawat darurat bersama tim profesional.

Melalui kegiatan ini, peserta KSM-T semakin menyadari pentingnya kesiapan fasilitas darurat dan kerja sama tim penyelamat dalam menjaga nyawa pasien. Pengalaman ini tentu memberikan bekal berharga yang dapat diaplikasikan di kemudian hari ketika mereka terjun langsung sebagai tenaga kesehatan.

Seluruh rangkaian kegiatan KSM-T di Rumah Sakit Mittraphap Samakkhi dan Yayasan Thong Sia Siang Thung memberikan manfaat yang sangat berharga bagi mahasiswa. Dari sisi akademik, mereka dapat memahami secara langsung bagaimana sistem kesehatan di Thailand dijalankan, mulai dari administrasi rumah sakit hingga pelayanan medis di lapangan. Kunjungan ke ruang administrasi persalinan mengajarkan pentingnya transparansi dan profesionalisme dalam proses pendaftaran serta pengaturan biaya, sementara pengalaman di ruang terapi membuka wawasan tentang peran fisioterapi dalam proses pemulihan pasien.

Pengalaman di IGD dan ruang resusitasi memperlihatkan betapa pentingnya kesiapan fasilitas, kelengkapan alat, serta keterampilan tenaga medis dalam menghadapi kasus kegawatdaruratan. Mahasiswa juga mendapat pengetahuan baru tentang inovasi APD dengan sistem kipas angin internal yang membuat pengguna lebih nyaman saat bertugas. Selain itu, kunjungan ke laboratorium menegaskan pentingnya dukungan teknologi dalam akurasi diagnosis, dengan adanya alat modern seperti biosafety cabinet, centrifuge, dan inkubator yang digunakan sehari-hari.

Tidak kalah penting, melalui sesi bersama tim penyelamat Yayasan Thong Sia Siang Thung, mahasiswa memperoleh pelatihan praktis dalam pertolongan pertama, penggunaan alat darurat, hingga simulasi evakuasi pasien. Hal ini bukan hanya menambah keterampilan klinis, tetapi juga melatih kepercayaan diri mereka dalam menghadapi situasi nyata.

Lebih jauh, kegiatan ini turut menumbuhkan empati, kepedulian sosial, kemampuan komunikasi, serta kerja sama lintas budaya, yang merupakan bekal penting untuk menjadi tenaga medis yang profesional sekaligus humanis. Dengan demikian, kegiatan KSM-T ini tidak hanya memperkaya pengetahuan medis mahasiswa, tetapi juga membentuk karakter dan kesiapan mereka untuk terjun langsung di dunia kesehatan. (*)

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Pewarta: Belqis Uyuni Sahira dan Nadia Nihayatus Zein, Mahasiswa KSM-T Fakultas Kedokteran Kelompok 35 Universitas Islam Malang (UNISMA)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow