Kuatkan Peran Retail Jelang Idul Adha, Jabmart Soroti Stabilitas Harga dalam Dialog Ekonomi RRI Malang
Menyambut datangnya Hari Raya Idul Adha, Radio Republik Indonesia (RRI) Malang kembali menyelenggarakan program unggulannya bertajuk Dialog Ekonomi Luar Studio.

TIMESINDONESIA, MALANG – Menyambut datangnya Hari Raya Idul Adha, Radio Republik Indonesia (RRI) Malang kembali menyelenggarakan program unggulannya bertajuk Dialog Ekonomi Luar Studio.
Kali ini tema yang diangkat adalah “Daya Beli vs Harga Pangan: Potret Inflasi Jelang Idul Adha di Kota Malang.” Acara ini diselenggarakan secara langsung dari Rumah Makan Ramlah, yang terletak tepat di sebelah Kantor RRI Malang, dan disiarkan secara luas melalui kanal PRO 1 FM 94.6 serta YouTube RRI Malang Official, Malang (4/6/2025).
Acara yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 09.00 WIB ini menghadirkan tiga narasumber yang berkompeten di bidangnya, yaitu Umar Sjaifudin, M.Si. – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Joko Budi Santoso, S.E., M.E. – Peneliti Senior di Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi (PPKE) FEB Universitas Brawijaya, dan Latifah – Direktur PT Jaring Abadi Retailindo (Jabmart).
Dipandu oleh presenter Argha Saputra, dialog berlangsung hangat dan informatif, menyentuh berbagai aspek penting terkait kondisi ekonomi masyarakat, khususnya menyangkut daya beli dan harga kebutuhan pokok menjelang perayaan Idul Adha.
Salah satu sorotan penting dalam diskusi datang dari Latifah, selaku Direktur Jabmart, yang menyampaikan peran vital sektor retail dalam menjaga stabilitas harga pangan. Dalam paparannya, Latifah menjelaskan bagaimana Jabmart — sebagai jaringan retail lokal — menjalankan strategi pengadaan dan distribusi barang kebutuhan pokok secara efisien, guna menekan lonjakan harga yang biasa terjadi di masa menjelang hari besar keagamaan.
“Kami di Jabmart tidak sekadar menjadi tempat berbelanja. Kami hadir dengan tanggung jawab sosial dan ekonomi, menjadi jembatan antara produsen lokal dan konsumen akhir. Dengan mendekatkan akses belanja ke masyarakat dan menekan biaya distribusi, kami bisa membantu masyarakat tetap mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau,” ujar Latifah.
Jabmart juga disebut aktif melakukan pemantauan harga dan stok barang secara real-time, menjalin kerja sama dengan petani lokal, UMKM, dan supplier terpercaya untuk memastikan pasokan tetap aman. Dalam kondisi seperti menjelang Idul Adha, kebutuhan akan daging, beras, minyak goreng, dan produk segar lainnya meningkat tajam. Jabmart memastikan semua produk tersebut tersedia dan tetap stabil dari sisi harga, sebagai bentuk kepedulian terhadap daya beli masyarakat kelas menengah dan bawah.
Dari sisi pemerintah, Umar Sjaifudin, M.Si. menyampaikan bahwa berdasarkan data BPS, menjelang Idul Adha biasanya terjadi peningkatan konsumsi dan fluktuasi harga pada komoditas tertentu seperti daging sapi, ayam, cabai, dan telur. Namun secara umum, laju inflasi Kota Malang masih dalam batas wajar.
Sementara itu, Joko Budi Santoso, S.E., M.E. dari Universitas Brawijaya menekankan pentingnya kolaborasi antara pelaku usaha, sektor pemerintahan, dan akademisi dalam merancang kebijakan harga yang responsif terhadap kondisi lapangan. Ia mengapresiasi kehadiran pelaku usaha seperti Jabmart dalam forum-forum publik, karena dapat memberikan gambaran riil dari sisi praktis dan operasional.
Dialog ini disambut antusias oleh pendengar PRO 1 FM dan pemirsa kanal YouTube RRI Malang Official, yang turut mengirimkan pertanyaan dan tanggapan secara daring. Diskusi ini dinilai sangat relevan karena mampu memberikan informasi aktual dan praktis bagi masyarakat untuk memahami situasi harga dan daya beli.
Kehadiran dialog seperti ini tidak hanya memperkuat literasi ekonomi masyarakat, tetapi juga membuka ruang sinergi antar pemangku kepentingan untuk mencari solusi bersama. Terlebih, menjelang Idul Adha, saat kebutuhan masyarakat meningkat, kehadiran sektor retail lokal seperti Jabmart menjadi penopang penting dalam menjaga ekosistem ekonomi yang stabil dan adil.
Sebagai penutup, seluruh narasumber sepakat bahwa menjaga daya beli masyarakat bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan komitmen nyata dari pelaku usaha dan kesadaran konsumen. Sinergi dan keterbukaan informasi menjadi kunci agar momentum hari besar keagamaan tetap membawa berkah, bukan beban ekonomi. (*)
Apa Reaksi Anda?






