Mahasiswa KSM-T 25 UNISMA Ajak Warga Ngawonggo Kelola Limbah Jadi Pupuk Cair

Mahasiswa KSM T Kelompok 25 Universitas Islam Malang (UNISMA) melaksanakan program kerja unggulan berupa pembuatan dan edukasi Pupuk Organik Cair (POC). 

September 1, 2025 - 14:30
Mahasiswa KSM-T 25 UNISMA Ajak Warga Ngawonggo Kelola Limbah Jadi Pupuk Cair

TIMESINDONESIA, MALANG – Mahasiswa KSM T Kelompok 25 Universitas Islam Malang (UNISMA) melaksanakan program kerja unggulan berupa pembuatan dan edukasi Pupuk Organik Cair (POC). 

Permasalahan lingkungan dan pertanian masih menjadi tantangan serius bagi masyarakat Desa Ngawonggo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang. Sebagai desa yang sebagian besar warganya berprofesi sebagai petani, persoalan limbah rumah tangga, limbah pertanian, hingga kotoran ternak sering muncul.

Sampah organik kerap hanya ditumpuk atau dibakar sehingga menimbulkan bau menyengat dan pencemaran udara. Di sisi lain, petani jagung di desa ini juga menghadapi permasalahan turunnya kualitas tanaman. Daun jagung sering menguning sehingga pertumbuhan tidak maksimal dan hasil panen menurun.

Program ini dirancang sebagai solusi ganda: mengatasi masalah limbah organik sekaligus membantu petani mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang harganya semakin mahal.

POC yang diperkenalkan mahasiswa UNISMA diracik dari bahan alami yang mudah dijumpai di sekitar desa, antara lain susu segar, urin ternak, kulit buah, air beras, air kelapa, akar bambu, akar pisang, tetes tebu, dan bioaktivator EM4. Proses pembuatan dilakukan dengan cara mencampur semua bahan ke dalam drum komposter, kemudian difermentasi selama 2–4 minggu.

Hasil fermentasi berupa cairan berwarna coklat tua dengan aroma khas yang menandakan pupuk siap digunakan.

Program ini tidak berhenti pada tahap produksi. Mahasiswa juga melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat, menjelaskan manfaat POC dibanding pupuk kimia, sekaligus membagikan hasil fermentasi dalam botol ukuran 600 ml dengan label KSM T UNISMA. Dengan cara ini, warga bisa langsung mencoba produk pupuk cair tersebut, sekaligus termotivasi untuk membuatnya secara mandiri di rumah.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Hasil uji coba aplikasi POC pada tanaman cukup menggembirakan. Mahasiswa bersama warga mengaplikasikan pupuk cair pada tanaman jagung. POC diberikan melalui penyemprotan ke daun maupun penyiraman di pangkal tanaman sebanyak dua kali seminggu. Hasil pengamatan menunjukkan tanaman tumbuh lebih hijau, batang lebih kokoh, daun tidak mudah menguning, serta kondisi tanah lebih gembur.

Warga pun menyambut baik inovasi ini. Pak Imin (45), seorang petani jagung, menyampaikan rasa syukurnya atas hadirnya pupuk cair ini.

“Dulu kami hanya mengandalkan pupuk kimia. Selain mahal, kadang juga sulit dicari. Sekarang dengan pupuk cair ini, kami bisa memanfaatkan limbah sekitar rumah. Lebih hemat, hasil tanaman juga lebih bagus,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Bu Yanti (39), seorang ibu rumah tangga yang mengikuti pelatihan.

“Biasanya limbah dapur hanya ditumpuk dan bikin bau. Sekarang bisa diolah jadi pupuk yang bermanfaat. Selain membantu suami yang bertani, lingkungan juga jadi lebih bersih,” katanya.

Kepala RW setempat, Bapak Katamat, memberikan apresiasi tinggi terhadap peran mahasiswa KSM UNISMA. Ia menilai bahwa program ini bukan hanya mengajarkan teknologi tepat guna, tetapi juga menumbuhkan kesadaran baru di masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan limbah dan kemandirian pertanian.

Melalui program ini, mahasiswa KSM T Kelompok 25 UNISMA berhasil menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan bisa memberi solusi nyata. Inovasi POC tidak hanya berdampak pada peningkatan produktivitas pertanian, tetapi juga menghadirkan manfaat sosial dan lingkungan. Desa Ngawonggo kini memiliki langkah nyata menuju pertanian yang mandiri, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. (*)

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Pewarta: Oktaviani Laili, Mahasiswa KSM-T Kelompok 25 Universitas Islam Malang (UNISMA)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow