Mahasiswa Magister Peternakan Unisma Gelar Pengabdian Masyarakat di Kelompok Peternakan Sapi Perah

Sebagai wujud nyata pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, mahasiswa Program Pascasarjana Magister Peternakan Universitas Islam Malang (UNISMA)

November 25, 2025 - 14:30
Mahasiswa Magister Peternakan Unisma Gelar Pengabdian Masyarakat di Kelompok Peternakan Sapi Perah

MALANG Sebagai wujud nyata pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, mahasiswa Program Pascasarjana Magister Peternakan Universitas Islam Malang (UNISMA) kembali menunjukkan komitmen kuatnya dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Melalui program Magister Mengabdi, mahasiswa menggelar penyuluhan bertema “Sosialisasi Pentingnya Sanitasi dan Biosecurity Kandang Sapi Perah untuk Mencegah Penyakit PMK” di Kelompok Peternakan Sapi Perah Kang Jabung, Kabupaten Malang.

Kegiatan yang berlangsung pada 28 Oktober 2025 tersebut berjalan dinamis dan penuh interaksi. Sebanyak 45 peternak sapi perah hadir sebagai peserta aktif, didampingi Tim Sapronak Kang Jabung serta Tim Pendamping Koperasi Produsen Agro Niaga Syariah Jawa Timur (KAN Jabung Syariah) yang selama ini konsisten membina para peternak. Kehadiran berbagai pihak ini menjadikan penyuluhan lebih komprehensif dan memberikan dampak nyata bagi peningkatan manajemen peternakan sapi perah di Kang Jabung.

Matius Tikiman Kaka, mahasiswa Magister Peternakan UNISMA, bertindak sebagai fasilitator sekaligus pemateri utama dalam kegiatan ini. Dengan gaya penyampaian yang komunikatif dan mudah dipahami, Matius memaparkan secara runtut berbagai materi penting mulai dari konsep dasar sanitasi kandang, penerapan biosecurity yang efektif, hingga praktik manajemen pemerahan yang higienis.

Menurutnya, seluruh aspek tersebut merupakan rangkaian yang saling berkaitan dan wajib diterapkan secara disiplin oleh peternak untuk mencegah penyakit PMK serta memastikan kesehatan dan produktivitas sapi perah tetap optimal. Keberhasilan kegiatan ini juga didukung oleh kemampuan Matius mengaitkan materi dengan contoh nyata di lapangan, sehingga para peserta dapat memahami dan langsung mengaplikasikannya dalam manajemen kandang mereka sehari-hari.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

1.      PMK: Ancaman Nyata Bagi Peternak Sapi Perah

Dalam penjelasannya, Matius menyampaikan bahwa Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masih menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan usaha peternakan rakyat. Menurutnya, PMK tidak hanya menyerang kesehatan ternak, tetapi juga merusak produktivitas, kualitas susu, dan kesejahteraan peternak. Ia menegaskan bahwa penurunan kualitas serta kuantitas susu akibat PMK dapat memicu kerugian ekonomi yang besar, terutama bagi peternak yang menggantungkan pendapatan dari hasil pemerahan harian.

Matius memaparkan bahwa PMK dapat menimbulkan demam tinggi, hipersalivasi, serta luka pada mulut dan kuku yang membuat sapi sulit makan dan bergerak. Dampak paling nyata, jelasnya, adalah penurunan drastis produksi dan mutu susu yang secara langsung menurunkan pendapatan peternak. Jika tidak dicegah sejak awal, kerugian ekonomi yang ditimbulkan PMK dapat berlipat dan sangat membebani keberlangsungan usaha peternakan rakyat.

Lebih lanjut, Matius menegaskan pentingnya deteksi dini. Peternak, menurutnya, adalah pihak pertama yang dapat melihat perubahan perilaku dan kondisi sapi sehingga menjadi garda terdepan dalam pencegahan penyakit.

“Pencegahan adalah langkah paling efektif. Sanitasi yang baik dan biosecurity yang ketat mampu menjadi benteng utama bagi peternakan sapi perah rakyat,” jelasnya di hadapan para peserta.

2.      Sanitasi Kandang: Fondasi Keberhasilan Peternakan

Materi mengenai sanitasi kandang menjadi salah satu bagian utama yang disampaikan. Menurut Matius, kandang yang bersih bukan sekadar nyaman, tetapi menjadi faktor penting yang menentukan kesehatan ternak dan stabilitas produksi.

Ia memaparkan bahwa sanitasi yang baik mampu menekan risiko penularan penyakit melalui lingkungan. Selain itu, kebersihan kandang berkontribusi menjaga kondisi fisiologis sapi tetap optimal sehingga produktivitas susu tetap tinggi.

Dalam penyampaiannya, ia menegaskan beberapa poin sanitasi berikut:

1.      Pembersihan kotoran dan sisa pakan secara rutin agar tidak menjadi media berkembangnya bakteri dan virus.

2.      Menjaga kebersihan lantai, saluran pembuangan, dan area pemerahan untuk mencegah kontaminasi silang.

3.      Melakukan disinfeksi kandang secara berkala menggunakan desinfektan yang aman untuk ternak.

4.      Menjamin sirkulasi udara yang baik sehingga kandang tidak lembap dan bebas bau menyengat.

5.      Memisahkan peralatan antar ternak dan antar kelompok, guna menghindari perpindahan penyakit yang tidak disadari.

Dengan penerapan sanitasi yang konsisten, jelasnya, sapi akan lebih nyaman, bebas stres, dan mampu menghasilkan susu yang lebih baik.

3.      Biosecurity Perkandangan: Tembok Pertahanan dari Ancaman Penyakit

Selain sanitasi, Matius juga menyoroti pentingnya penerapan biosecurity, yang ia sebut sebagai “tembok pertahanan pertama” dalam mencegah penyebaran penyakit di lingkungan peternakan.

Menurutnya, biosecurity adalah langkah preventif yang harus dilakukan oleh setiap peternak, bukan hanya saat terjadi wabah, tetapi sebagai kebiasaan harian.

Strategi biosecurity yang ditekankan dalam kegiatan ini meliputi:

1.      Pembatasan lalu lintas orang, kendaraan, dan hewan untuk mencegah masuknya agen penyakit dari luar.

2.      Penyediaan footbath berisi desinfektan pada pintu masuk kandang sebagai langkah sterilisasi awal.

3.      Karantina hewan baru sebelum dicampur dengan kawanan lama untuk mencegah introduksi virus baru.

4.      Menjaga kebersihan peralatan pemerahan dan perkandangan, agar tidak menjadi sumber penularan penyakit.

5.      Pengendalian hewan liar, tikus, lalat, dan serangga, yang kerap menjadi vektor berbagai penyakit.

Matius menegaskan bahwa pendekatan biosecurity yang terintegrasi akan memperkuat daya tahan peternakan dari ancaman penyakit, terutama PMK dan penyakit infeksius lainnya.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

4.      Manajemen Pemerahan: Kunci Kualitas Susu Premium

Materi yang tak kalah penting dalam penyuluhan ini adalah manajemen pemerahan. Menurut Matius, pemerahan yang tidak higienis dapat memicu mastitis, menurunkan kualitas susu, dan memengaruhi harga jual susu di koperasi.

Ia menjelaskan bahwa manajemen pemerahan yang benar mencakup pembersihan ambing dan puting sebelum dan sesudah pemerahan, penerapan teknik pemerahan yang higienis, lembut, dan tidak menyebabkan iritasi pada puting sapi. Juga sterilisasi perlengkapan pemerahan secara rutin untuk menghindari kontaminasi. Hingga kebersihan pekerja pemerahan, termasuk mencuci tangan dan menggunakan perlengkapan khusus.

Jelasnya, ketika seluruh prosedur dijalankan dengan benar, susu yang dihasilkan akan lebih bersih, aman, dan bernilai jual lebih tinggi.

Antusiasme Peserta & Komitmen Berkelanjutan

Para peternak Kang Jabung terlihat sangat antusias mengikuti penyuluhan tersebut. Mereka aktif berbagi pengalaman di lapangan, menyampaikan berbagai kendala yang sering dihadapi, serta berdiskusi mengenai praktik terbaik dalam menjaga kesehatan ternak. Antusiasme ini menunjukkan tingginya kesadaran dan kemauan peternak untuk meningkatkan kualitas pengelolaan kandang, sehingga materi yang disampaikan dapat langsung diterapkan sebagai solusi nyata di usaha peternakan mereka.Matius menyampaikan harapannya agar kegiatan edukasi seperti ini dapat terus berlangsung secara berkelanjutan.

Sementara itu, pihak KAN Jabung Syariah menyampaikan apresiasi tinggi atas terlaksananya kegiatan ini. Mereka menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi para peternak dalam meningkatkan kapasitas, kesejahteraan, serta profesionalisme dalam pengelolaan peternakan sapi perah. Dukungan berkelanjutan ini diharapkan mampu memperkuat kualitas produksi dan mendorong terciptanya peternakan rakyat yang lebih mandiri dan berdaya saing dipasar global.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan praktis bagi para peternak, tetapi juga memperkuat hubungan antara peternak, akademisi, dan lembaga pendamping sebagai wadah berbagi pengalaman dan mempercepat penerapan inovasi di lapangan.

Sinergi ini sekaligus menjadi wujud komitmen Universitas Islam Malang dalam menjalankan pengabdian masyarakat berbasis ilmu pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan lokal. Melalui program Magister Mengabdi, UNISMA berharap sektor peternakan di desa-desa—termasuk di kawasan Kang Jabung—dapat semakin berkembang, berdaya saing, dan mampu menjawab tantangan pasar yang terus berubah di tingkat regional maupun global. (*)

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Pewarta: Matius Tikiman Kaka, Mahasiswa Magister Mengabdi Universitas Islam Malang.

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow