Mapak Suro Tosan Aji Madakaripura di KEK Sighasari Malang
Mengenang kejayaan Delapan Abad Singosari ditandai dengan adanya pameran pusaka Singosari yang bertajuk

TIMESINDONESIA, MALANG – Mengenang kejayaan Delapan Abad Singosari ditandai dengan adanya pameran pusaka Singosari yang bertajuk Mapak Suro Tosan Aji Madakaripura yang diadakan oleh Masyarakat Adat Singosari.
Kegiatan ini berlangsung di Pendopo Museum Singhasari di Kawasan Ekonomi Khusus Singhasari Malang, Selasa (17 - 19 Juni 2025).
Rangkaian acara tersebut diantaranya Pameran & Bursa Tosan Aji Nusantara, Kembang Tebu Wesi Aji Singhasari, Sarasehan Budaya Keris Mpu Gandring dan Keris Winongan dan Mapak Suro Jamasan Pusaka dan Tosan Aji. Pengunjung dapat menikmati pameran mulai 08.00 - 17.00 WIB.
Gelaran Mapak Suro Tosan Aji Madakaripura mendapat dukungan penuh dari Kawasan Ekonomi Khusus Singhasari yang tengah mengembangkan pariwisata budaya sebagai salah satu bagian pengembangan Kawasan teknologi digital, industri kreatif dan ekonomi digital. Pameran yang bertujuan untuk mempromosikan dan melestarikan budaya Singosari ini menampilkan pusaka-pusaka legendaris yang diharapkan bisa meningkatkan kesadaran dan apresiasi masyarakat akan kebudayaan Singosari.
Acara ini dihadiri oleh Ketua Masyarakat Adat Singosari, KRT. Yusuf Tanoko, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Purwoto S.Sos., M.Si., Direktur Umum KEK Singhasari, KRAT. Dr. H.M., Purnadi Notonegoro, Camat Singosari, MWC Nahdlatul Ulama, FKPPI Singosari, Ketua Paguyuban Kades dan Lurah se-Kecamatan Singosari Drs. Subadi, Pembuat keris, Mpu Fanani serta para sesepuh dan budayawan Masyararakat Adat dan Tokoh Masyarakat.
Deklarasi Delapan Astha Krida Adat dan Budaya Singhasari (Foto: Agus Nuraji)
KRAT. Dr. H.M., Purnadi Notonegoro menyampaikan terimakasih kepada Masyarakat Adat Singosari dengan adanya kegiatan seperti ini. “Kita sebagai orang Jawa, kalau tidak bisa menguri-uri budaya kita maka siapa lagi yang akan melanjutkan?” ungkapnya.
Anggaran perbaikan Pendopo Museum Singhasari juga akan diusulkan Purwoto S.Sos., M.Si., agar dimasukan ke dalam anggaran Pemerintah Kabupaten Malang. Hal ini disampaikan dalam sambutannya pada pembukaan acara tersebut.
Dalam wawancara kepada Media, Purwoto S.Sos., M.Si. juga mengungkapkan bahwa “ Acara ini merupakan start mimpi warga Singosari, budayawan Singosari yang ingin menjadikan Singosari sebagai pusat kebudayaan Nusantara dan mewujudkan standart tradisi Singosari agar lebih dikenal dunia. Koordinasi dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI sebagai Badan pemangku Candi Singosari telah dilakukan untuk penghibahan Pelebaran tanah sebelah barat Candi Singosari yang kedepannya akan digunakan untuk kegiatan-kegiatan budaya dan berpusat disana “, ungkapnya.
Kegiatan Tosan Aji Madakaripura di tutup dengan penananaman 8 pohon Sukun. “ Mengapa pohon sukun ? karena pohon sukun mempunyai filosofi pohon kehidupan yang banyak memberikan manfaat, dari buah yang muda, matang, dan batang pohonnya yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam kebutuhan masyarakat. Pohon sukun juga digunakan sebagai symbol kebersamaan dan kesetiaan, karena pohon sukun sering ditemukan tumbuh berkelompok. Akar pohon sukun yang lebar, kuat dan tahan panas disuhu tropis merupakan symbol ekologis,” jelas KRAT Purnadi Notonegoro.
“Pohon Sukun juga merupakan symbol historis, pemikiran dan ide. Filosofi ini diambil dari kisah Soekarno yang dibuang di Pulau Ende. Dimana beliau merenung dan menemukan ide hingga merumuskan sila-sila dalam Pancasila dibawah pohon Sukun,” tambahnya.
Setelah penanaman pohon penutupan ditandai juga dengan pembacaan dan penandatanganan Deklarasi Delapan Abad Singhasari Astha Kridha Adat dan Budaya Singhasari. (*)
Pewarta: Dessyana
Apa Reaksi Anda?






