Ratusan Anak TK di Banjarnegara Ikuti Lomba Mewarnai Gambar 'Sampahku Tanggung Jawabku'
Anak-anak dari berbagai lembaga pendidikan di Kota Banjarnegara berpartisipasi dalam lomba mewarnai 'Sampahku Tanggung Jawabku', yang dimaksudkan untuk edukasi dan kreativitas, bertema pengelolaan sam

Ratusan anak - anak dari kelompok bermain, PAUD dan TK di wilayah Kota Banjarnegara mengikuti lomba mewarnai dan menambah gambar di Pendopo Dipayudha Adigraha, Kamis (16/10/2025).
Lomba mewarnai yang digelar kerja sama antara Dewan Kesenian Daerah Banjarnegara (DKD) Banjarnegara dengan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPKPLH) bertemakan 'Sampahku Tanggung Jawabku' di gelar untuk edukasi, mengenalkan anak usia dini tentang permasalahan sampah di Kabupaten Banjarnegara.
Ketua Dewan Kesenian Daerah Banjarnegara Ismawan Setya Handoko SE menyampaikan, lomba menambah gambar dan mewarnai gambar dengan tema 'Sampahku Tanggung Jawabku' diharapkan dapat mengembangkan kreativitas, dan kemampuan kognitif seperti konsentrasi dan pengenalan warna dan apresiasi seni pada anak.
“Lomba ini juga menjadi sarana untuk menumbuhkan minat dan bakat, mengasah kemampuan berpikir analitis visual bagi anak-anak, dan memberikan pengalaman sosial yang positif,” katanya.
Selain itu, kata Ismawan, lomba menambah gambar dan mewarnai gambar sebagai bentuk dukungan dari Dewan Kesenian Daerah dalam rangka mengurai permasalahan sampah di Kabupaten Banjarnegara.
“Jadi Dewan kesenian bekerjasama dengan DPKPLH Banjarnegara, ingin memberikan edukasi kepada anak-anak usia dini, wali siswa serta guru dalam rangka untuk ikut menyelesaikan permasalahan sampah di Kabupaten Banjarnegara,” lanjutnya.
Melalui kegiatan ini diharapkan anak-anak dapat menanamkan kebiasaan baik, meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan sejak usia dini, serta menjadi agen perubahan masa depan.
Sementara, Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPKPLH) Banjarnegara Herrina Indri Hastuti mengatakan, lomba mewarnai dan menambah gambar dengan tema sampah ini diikuti 600 peserta dari 11 TK dan KB di kota Banjarnegara.
Ia mengatakan jika lomba ini sekaligus menjadi edukasi terkait penanganan sampah di lingkungan pendidikan dan rumah tangga sehingga melibatkan wali siswa dan guru dalam edukasi sampah.
Menurutnya lomba dan edukasi ini sangat penting karena karakter anak-anak perlu di bentuk sejak dini, bagaimana anak-anak memiliki pemahaman yang kuat untuk bertanggung jawab terhadap sampahnya juga sekaligus bisa menjaga lingkungannya.
"Hari ini juga kita kenalkan Game Roblox gunung sampah hasil karya anak-anak dari SMK Al-Fatah yang berkolaborasi dengan DPKPLH. Game ini mengandung pesan bahwa sambil bermain tapi Pendidikan karakter harus tetap di tanamkan di jiwa anak-anak sejak usia dini, " katanya.
Selain game roblok pada kesempatan tersebut juga digelar edukasi terkait dengan memilah sampah untuk anak anak agar anak-anak mulai sejak dini sudah mengenal bagaimana bertanggung jawab dengan sampah yang dihasilkan dan bagaimana memilah sampah jenis -jenis sampah .
Selain edukasi kepada anak-anak, pada kesempatan tersebut juga diberikan sosialisasi sampah kepada wali murid dan juga guru dengan tujuan agar pendidikan penanganan sampah, bertanggung jawab terhadap sampah, mencintai lingkungan dan melestarikan lingkungan di gaungkan di dunia pendidikan dan keluarga.
Terkait dengan sampah, Bupati Banjarnegara dr. Amalia Desiana mengatakan, bahwa Kabupaten Banjarnegara saat ini sedang menghadapi persoalan serius terkait pengelolaan sampah.
Bupati dalam setiap kesempatan mengatakan jika Banjarnegara termasuk dalam 343 kabupaten/kota yang mendapat sanksi administratif dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Karena masih menggunakan sistem open dumping yang sudah dilarang.
Untuk itu jika tidak segera tertangani, maka volume sampah akan terus meningkat dan membuat Banjarnegara benar-benar masuk kondisi darurat sampah.
Bupati Banjarnegara dr Amalia Desiana juga menegaskan bahwa persoalan sampah tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah namun harus melibatkan semua pihak termasuk masyarakat, karena berdasarkan data, sumber utama sampah berasal dari rumah tangga.(*)
Apa Reaksi Anda?






