Sektor Konstruksi Indonesia Memasuki 2026 dengan Momentum Baru dan Prospek Investasi yang Menguat

Indonesia Construction Insights & Forecast (ICIF) 2026 merupakan forum tahunan yang menghadirkan analisis pasar dan proyeksi sektor konstruksi Indonesia.

November 21, 2025 - 09:00
Sektor Konstruksi Indonesia Memasuki 2026 dengan Momentum Baru dan Prospek Investasi yang Menguat

JAKARTA Indonesia Construction Insights & Forecast (ICIF) 2026 merupakan forum tahunan yang menghadirkan analisis pasar dan proyeksi sektor konstruksi Indonesia.

Diselenggarakan oleh Quantum Indonesia, ICIF 2026 ini menjadi acara yang mempertemukan eksekutif senior, pembuat kebijakan, investor, dan profesional industri untuk membahas tren makroekonomi, pergeseran pasar, dan peluang strategis di tahun mendatang.

ICIF 2026 menyoroti dorongan infrastruktur, percepatan energi terbarukan, dan meningkatnya permintaan sektor swasta sebagai kekuatan utama yang membentuk lanskap konstruksi nasional.

Sedangkan industri konstruksi Indonesia sendiri, memasuki tahun 2026 dengan fondasi yang lebih kuat setelah dua tahun pertumbuhan yang stabil namun penuh kehati- hatian.

Cahyono Siswanto, Director of Market Insights & Economics, Quantum Indonesia mengatakan, sektor konstruksi Indonesia sedang memasuki periode transisi penting, bergerak dari pemulihan yang berhati-hati menuju fase investasi jangka panjang yang lebih strategis. 

“Faktor-faktor yang membentuk 2026 tidak hanya domestik, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh perubahan global pada energi, digitalisasi, dan kebutuhan komunitas urban,” ucap Cahyono Siswanto di Jakarta pada Kamis (20/11/2025). 

Memasuki fase ekonomi yang baru, sektor ini semakin dipengaruhi oleh tiga faktor utama: dorongan pemerintah pada pembangunan infrastruktur strategis, percepatan pengembangan energi terbarukan, serta meningkatnya kebutuhan pasar pada sektor residensial, industri, dan pariwisata.

Dalam periode 2024-2026, nilai konstruksi nasional diperkirakan meningkat dari Rp 308,9 triliun menjadi Rp 331,5 triliun, ditopang pertumbuhan 0,8% pada 2025 dan lonjakan 6,5% pada 2026. 

Angka tersebut menunjukkan perbaikan iklim investasi dan menandai fase ekspansi yang lebih sehat, dengan CAGR (Compound Annual Growth Rate) sekitar 3,6% selama dua tahun terakhir.

Pembangunan infrastruktur tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan ini. Meski menghadapi penundaan tender, pemerintah terus mengalokasikan investasi pada koridor transportasi, program perumahan terjangkau, dan pembangunan IKN Nusantara.

Di saat yang sama, proyek energi terbarukan skala besar—mulai dari tenaga surya, hidro, panas bumi hingga penyimpanan baterai— memberikan kepastian investasi jangka panjang. 

Dengan rencana pengembangan lebih dari 17 GW tenaga surya dan 11 GW tenaga hidro hingga 2034, pipeline ini mulai menghasilkan permintaan konstruksi baru yang membantu meredam dampak perlambatan ekonomi global.

Sektor swasta juga memperluas kontribusinya. Konstruksi industri menjadi salah satu segmen dengan pertumbuhan tercepat, naik dari Rp 67.927 miliar pada 2024 menjadi Rp 86.654 miliar pada 2026, dengan CAGR mencapai 12,9%. 

Aktivitas pembangunan yang signifikan terlihat di kawasan logistik dekat bandara utama, pelabuhan besar, dan koridor outer-ring Jakarta. Sementara itu, investasi pada fasilitas kesehatan, perhotelan, dan infrastruktur pusat data terus meningkat—dengan rencana penambahan 250 MW kapasitas pusat data dalam dua tahun ke depan.

Sektor residensial menunjukkan pertumbuhan stabil di seluruh segmen—rumah tapak, apartemen, hingga perumahan subsidi. Township terintegrasi mulai muncul sebagai penggerak utama pengembangan residensial masa depan, menggabungkan hunian dengan ritel, konektivitas transportasi, dan fasilitas gaya hidup. 

Pasar di Bali, Jakarta, Surabaya, dan Batam terus menarik minat pembeli domestik maupun internasional, terutama pada segmen gaya hidup dan properti premium.

Namun, sejumlah tantangan struktural masih membayangi industri. Kekurangan tenaga kerja terampil menghambat jalannya proyek, proses perizinan berjalan lambat, dan biaya material tetap tinggi akibat inflasi serta tekanan rantai pasok global. 

Kesenjangan pembiayaan infrastruktur yang melebar juga menuntut strategi blended finance serta kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah dan sektor swasta.

Diakhir, Candice Lim, Regional Director Quantum Indonesia menambahkan, ICIF 2026 menjadi platform bagi para pemimpin industri untuk menyelaraskan perspektif, memperkuat kolaborasi, dan membangun pemahaman bersama mengenai arah sektor konstruksi Indonesia. 

“Insight tahun ini diharapkan membantu pelaku usaha menghadapi dinamika 2026 dengan lebih jelas dan percaya diri,” tandasnya. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow