TEI 2025: Panggung Utama Ekspor Indonesia & Peluang Kerja Sama Internasional
Trade Expo Indonesia (TEI) kembali hadir dengan gelaran ke-40, di ICE BSD City, mulai 15 hingga 19 Oktober 2025.

Trade Expo Indonesia (TEI) kembali hadir dengan gelaran ke-40, di ICE BSD City, mulai 15 hingga 19 Oktober 2025. Dengan tema “Discover Indonesia’s Excellence: Trade Beyond Boundaries”, TEI 2025 menghadirkan rangkaian program dan fasilitas lengkap bagi pelaku usaha nasional dan buyer internasional untuk mengeksplorasi peluang bisnis dan memperkuat koneksi global.
Kegiatan Unggulan di TEI 2025
Dalam lima hari penyelenggaraan, TEI 2025 tidak hanya berfungsi sebagai pameran produk, tetapi juga sebagai pusat kegiatan perdagangan strategis:
1. Zona Produk Unggulan
TEI 2025 menampilkan tiga zona utama produk:
- Food, Beverage & Agricultural Products (16 kategori produk)
- Manufactured Products (20 kategori produk)
- Services & Lifestyle (23 kategori)
2. Business Matching & Tendering
Buyer dan eksportir dapat melakukan sesi B2B business matching untuk membangun kontak langsung, menjajaki kerjasama, dan penandatanganan kontrak.
3. International Seminars & Business Forums
Diselenggarakan seminar tematik dan forum internasional untuk membahas akses pasar, regulasi perdagangan, teknologi industri, dan strategi ekspor ke pasar utama.
4. Business Counseling & Konsultasi Ekspor
Pelaku usaha yang baru atau ingin memperluas pasar dapat memanfaatkan sesi konsultasi langsung dari institusi pemerintah dan lembaga pendukung ekspor.
5. Penandatanganan MoU / Kerja Sama
Banyak peserta yang memanfaatkan momentum pameran untuk membentuk kerja sama resmi atau penandatanganan nota kesepahaman dengan mitra internasional.
6. Malam TEI & Penghargaan
Acara malam khusus (TEI Night) dan pemberian penghargaan bagi eksportir berprestasi juga menjadi bagian dari rangkaian kegiatan.
7. Trade Missions
Misi dagang dan delegasi pembeli “offsite” sebagai bagian dari rangkaian kunjungan dan diskusi bilateral.
Delegasi Australia & Keterlibatan Internasional
TEI 2025 menerima partisipasi aktif dari buyer dan delegasi internasional, termasuk Australia, sebagai target pemasaran ekspor Indonesia. Kehadiran mereka diharapkan memperkuat konektivitas dagang bilateral, khususnya melalui kerjasama pasar tambahan dan akses terhadap produk unggulan Indonesia.
Delegasi tersebut berkesempatan mengikuti business matching, forum diskusi, dan pembicaraan langsung dengan eksportir Indonesia di berbagai sektor strategis.
Penerapan IA-CEPA & Dukungan Ekspor
Penerapan IA-CEPA (Indonesia–Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement) menjadi landasan penting di TEI 2025, membantu produk Indonesia mendapatkan akses tarif preferensi 0% bila memenuhi syarat, terutama dalam sektor makanan olahan, tekstil, furnitur, dan hasil laut.
Para pelaku usaha di TEI didorong untuk memanfaatkan fasilitas tersebut dengan mempersiapkan dokumen pendukung seperti Certificate of Origin (CoO) agar bisa mendapatkan tarif nol persen di pasar Australia.
TEI juga menjadi platform untuk menyeminarkan regulasi ekspor, standar produk internasional, dan strategi penetrasi pasar Australia agar pelaku usaha semakin siap dan kompetitif.
Neraca Perdagangan Indonesia–Australia Semakin Menipis
Dalam beberapa tahun terakhir, disparitas perdagangan antara Indonesia dan Australia mengalami perbaikan. Defisit Indonesia terhadap Australia terus menyusut seiring peningkatan ekspor produk bernilai tambah, seperti makanan olahan, tekstil, dan hasil laut, yang memanfaatkan dukungan perjanjian dagang dan promosi ekspor intensif.
TEI 2025 menjadi bagian strategis dalam memperkuat tren positif tersebut, dengan harapan tercapainya nilai transaksi besar dan kesepakatan nyata antar mitra internasional.
Dalam tiga tahun terakhir, kinerja perdagangan Indonesia ke Australia menunjukkan perkembangan yang positif dengan tren defisit yang terus menurun. Pada tahun 2022, ekspor Indonesia ke Australia tercatat sebesar USD 3,9 miliar, sementara impor dari Australia mencapai USD 8,6 miliar, sehingga defisit perdagangan berada di angka USD 4,7 miliar. Tahun berikutnya, 2023, defisit berhasil ditekan menjadi USD 4,0 miliar, dengan nilai ekspor Indonesia sebesar USD 3,7 miliar dan impor dari Australia USD 7,7 miliar. Peningkatan signifikan terjadi pada tahun 2024, ketika ekspor Indonesia ke Australia naik menjadi USD 5,6 miliar dengan impor dari Australia sebesar USD 8,4 miliar, sehingga defisit menyempit tajam menjadi hanya USD 2,8 miliar.
Konsul Jenderal KJRI Sydney, Pendekar Leonard Sondakh, menyampaikan, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk membantu para pelaku usaha Indonesia yang berkeinginan mengekspor produk produknya ke pasar Australia melalui sejumlah fasilitasi dan desiminasi kepada para pelaku nasional untuk mendorong ekspor produk-produk Indonesia ke pasar Australia.
“Di bawah perjanjian IA-CEPA, Indonesia diuntungkan dengan penerapan tarif 0%. Namun, perlu diingat bahwa kita harus tetap comply dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah Australia,” ungkapnya dalam keterangan pers yang diterima TIMES Indonesia, Minggu (19/10/2025).
Kepala ITPC Sydney, Christhophorus Barutu menegaskan bahwa, kinerja perdagangan Indonesia terhadap Australia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan kemajuan yang signifikan dengan semakin memperkecil defisit perdagangan Indonesia terhadap Australia.
“Kami optimis dalam beberapa tahun depan ke depan, bukan tidak mungkin, perdagangan Indonesia akan menunjukkan nilai surplus melalui peningkatan kualitas produk-produk ekspor, peningkatan awareness pengetahuan bagi para pelaku usaha nasional agar dapat comply dengan peraturan dan standar Australia seperti packaging, labelling, aturan terkait SPS, dan hal hal terkait lainnya. Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Sydney siap membantu para pelaku usaha nasional dalam rangka peningkatan perdagangan Indonesia ke Australia,” ungkapnya.
Penutup
Trade Expo Indonesia 2025 tidak hanya menjadi panggung pameran, namun pusat dinamika perdagangan internasional yang memfasilitasi transformasi ekspor Indonesia. Dengan dukungan pemerintah, pelaku usaha, dan mitra global, TEI 2025 diharapkan mampu menjadi jembatan nyata antara produk unggulan Indonesia dan pasar dunia, termasuk Australia.
Apa Reaksi Anda?






