TRANS 7 Program ’Xpose Uncensored’ Apa Salah Pesantren dan Apa Salah Kami Para Santri dan Alumni?

Pesantren adalah lembaga pendidikan yang sangat berjasa di Indonesia, pesantren memiliki kontribusi dalam pendidikan Islam modern dan kaderisasi ulama. 

Oktober 15, 2025 - 15:30
TRANS 7 Program ’Xpose Uncensored’ Apa Salah Pesantren dan Apa Salah Kami Para Santri dan Alumni?

Pesantren adalah lembaga pendidikan yang sangat berjasa di Indonesia, pesantren memiliki kontribusi dalam pendidikan Islam modern dan kaderisasi ulama. Pesantren di indonesia berjasa dalam mempertahankan nilai-nilai agama dan membekali santri dengan ilmu yang luas.

Pesantren berjasa dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, seperti yang dicontohkan oleh para kiai dan santri seperti Bung Tomo, juga sangat signifikan, menjadikan pesantren sebagai "konservatorium nasionalisme dan patriotisme Indonesia.

Pesantren berperan mencetak generasi bangsa dengan membina moral, karakter, dan akhlak mulia para santri agar menjadi warga negara yang patriotik, berintegritas, dan berakhlak. Melalui pendidikan yang terpadu antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum, pesantren membentuk santri yang memiliki pemahaman agama yang kuat sekaligus unggul dalam ilmu pengetahuan modern. Selain itu, pesantren juga menjadi garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan, toleransi, dan kedamaian, serta menjadi pelopor perubahan positif di masyarakat. 

Hari ini pesantren di framing jahat oleh media nasional Trans 7 melalui program ’XPOSE UNCENSORED’, tanpa melihat yang sebenarnya, maka santri dan alumni tentunya bereaksi sebagai bentuk respons atas framing jahat yang disebarkan media nasional TV Trans 7 terhadap masyayikh pesantren, khusunya terhadap al mukarrom KH. Anwar Mansur Pengasuh pesantren Hidayatul mubtadien Lirboyo kediri Jawa Timur.

Penyajian berita yang sangat provokatif  dan menggiring opini negatif tentunya menyalahi kode etik jurnalis, karena mengambil berita tidak objektif tanpa memahami dan mendalami tradisi dunia pesantren, pengambilan informasi yang tidak adil dan menyeluruh terhadap dunia pesantren tentu menyakiti hati jutaan santri dan para alumni pesantren. Trans 7 seharusnya menjadi media yang jujur, beradab dan memahami serta menghormati dunia pesantren.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Penulis merespon bahwa trans 7 adalah pers yang terkadang tendensius, tidak netral dan cenderung mengkritisi ideologi ahlussunnah wal jamaah, pers semenjak awal selalu memberitakan miring terhadap trasdisi NU, ini bagaikan gurita, sebagaimana programnya yang kita lihat selalu menyakiti Nahdliyin, Dulu sudah pernah rame dengan TRANS7:

1. Dibalik acara berkedok  Islam TRANS7 ada kelompok Wahabi takfiri yang mencaci Allah (= karakter doktrin wahabi yang tajsim, tasybih & hulul) pemecah belah umat.

2. Acara BERITA ISLAMI MASA KINI Tengku Wisnu menyebut "keharaman amaliah ahlussunnah wal jama’ah (Aswaja) mengirim atau menghadiahkan bacaan Qur’an Surat Al-Fatihah untuk mayit" dan sudah mendapatkan teguran tertulis kedua kalinya oleh KPI.

3. Acara KHAZANAH  berjudul  "Kupas Tuntas Syirik Besar= kafir atas orang yang membaca shalawat nariyah dan bertawassul dengan nabi dan para wali  (menurut salah doktrin ngawur aqidah wahabi, ahlul bid'ah mujassimah musyabbihah takfiri khawarij zaman ini)  " yang menyudutkan NU dengan pengamal sholawat Nariyah dan Tawassul, ini terjadi di Tahun 2013.

4. Kini Trans7 berulah lagi melalui tayangan "Xpose Uncensored” edisi 13 Oktober 2025 yang dinilai menyinggung dan merugikan Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

"Maka apakah kita masih percaya dengan permintaan maaf trans7?

Mengutip tulisan Prof. H. nadirsyah hosen Menjelang Hari Santri Nasional, @trans7 justru memberi kado pahit bagi dunia pesantren. Tayangan mereka melecehkan para kiai—khususnya Romo Kiai kami, KH Anwar Manshur, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo sekaligus Rais Syuriah PWNU Jawa Timur.

Beliau adalah sosok sepuh yang setiap hari masih mengajar dengan penuh kasih dan ketulusan. Dan saya yakin, beliau tidak pernah menyinggung Trans7, apalagi pemiliknya, Bapak Chairul Tanjung. Namun apa yang dilakukan Trans7 bukan sekadar “salah tayang.” Ini penghinaan. Narasinya ngawur, dibacakan dengan gaya yang merendahkan, disertai visual dan caption yang secara sistematis membangun framing jahat terhadap para kiai.

Saya tidak bisa tinggal diam. Saya tumbuh dalam tradisi kritik dan kebebasan berpendapat ala akademik Barat, tetapi yang dilakukan Trans7 bukan kebebasan pers — ini serangan terencana terhadap kehormatan pesantren.

Prof nadirsyah hosen menuntut langkah tegas: Produser acara harus dipecat. Pembaca naskah dipecat. Trans7 wajib menayangkan program tandingan yang menampilkan konsep barokah, adab, disiplin, dan pendidikan karakter ala pesantren agar publik memperoleh gambaran yang berimbang. Lihatlah, rumah KH Anwar Manshur begitu sederhana, jauh dari kemewahan. Tapi Trans7 justru membingkai seolah beliau hidup dari amplop dan kemewahan. Itu fitnah! Itu penghinaan terhadap orang yang seluruh hidupnya diabdikan untuk ilmu dan umat.

Saya menangis menonton tayangan itu. Bukan karena Kiai kami diserang, tapi karena media sebesar Trans7 tega memproduksi penghinaan semacam ini di bulan ketika bangsa ini semestinya menghormati para santri. Dewan Pers dan Komisi Penyiaran Indonesia jangan diam. Ini ujian bagi kredibilitas lembaga Anda. Pak Chairul Tanjung, benahi manajemen Trans7 Anda.

Dan kepada para pengiklan, saya menyerukan: jangan pasang iklan di Trans7 sampai lembaga ini bertanggung jawab penuh. Permintaan maaf atau sowan belaka tidak cukup. Luka yang mereka goreskan terlalu dalam. Ini bukan hanya soal satu Kiai, tapi soal kehormatan seluruh dunia pesantren. 

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow