UM Tutup Program CLS-Indonesia, Mahasiswa Amerika Tampil dengan Tari dan Budaya Nusantara

Suasana meriah mewarnai Gedung Pusat Studi Bahasa dan Budaya Indonesia (PSBBI) Universitas Negeri Malang (UM), Kamis (14/8/2025).

Agustus 16, 2025 - 15:00
UM Tutup Program CLS-Indonesia, Mahasiswa Amerika Tampil dengan Tari dan Budaya Nusantara

TIMESINDONESIA, MALANG – Suasana meriah mewarnai Gedung Pusat Studi Bahasa dan Budaya Indonesia (PSBBI) Universitas Negeri Malang (UM), Kamis (14/8/2025). Acara Penutupan Program Critical Language Scholarship (CLS) – Indonesia digelar dengan istimewa. Dua puluh mahasiswa asal Amerika Serikat yang selama dua bulan belajar Bahasa Indonesia di UM menampilkan tarian tradisional, musik gamelan, hingga karya membatik, sebagai simbol persahabatan budaya antara Indonesia dan Amerika.

Direktur Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) UM, Prof. Dr. Gatut Susanto, M.M., M.Pd., menegaskan bahwa program CLS bukan sekadar kursus bahasa, tetapi juga media diplomasi budaya.

“Hari ini kami menutup program CLS-Indonesia dengan penuh kebanggaan. Mahasiswa tidak hanya menunjukkan kemahiran berbahasa Indonesia, tetapi juga kecintaan mereka pada seni, budaya, hingga kuliner Nusantara. Capaian ini adalah bukti kerja keras mahasiswa dan dosen pembimbing selama dua bulan,” ujar Prof. Gatut.

Program Kerjasama 16 Tahun

Program CLS-Indonesia di UM telah berjalan sejak tahun 2010, menjadikannya salah satu bentuk kerjasama pendidikan budaya terpanjang antara Indonesia dan Amerika Serikat. Tahun 2025 ini merupakan penyelenggaraan ke-16.

Prof. Gatut menambahkan, kerjasama yang sudah berlangsung selama 16 tahun ini menjadi bukti eratnya hubungan bilateral kedua negara, khususnya di bidang pendidikan bahasa dan budaya.

“CLS adalah jembatan diplomasi. Harapan kami, program ini terus berlanjut karena terbukti memberi manfaat nyata, baik bagi mahasiswa Amerika yang belajar di UM, maupun masyarakat Indonesia yang ikut berinteraksi langsung,” tegasnya.

Belajar Bahasa, Seni, dan Kuliner Indonesia

Selama dua bulan, para mahasiswa Amerika tidak hanya mempelajari Bahasa Indonesia di kelas, tetapi juga mengikuti berbagai kegiatan budaya, mulai dari membatik, menari, hingga memasak kuliner khas Nusantara.

Salah satu peserta, Isabel Friedl dari Los Angeles, California, mengaku pengalaman ini sangat berkesan.

“Saya senang bisa belajar Bahasa Indonesia sekaligus merasakan langsung budaya dan kehidupan masyarakatnya. Kami sempat mengunjungi Pantai Malang Selatan dan Gunung Bromo. Saya juga suka sekali makanan Indonesia, seperti nasi goreng dan sate,” ungkap Isabel.

Simbol Persahabatan Dua Negara

Penutupan program ditandai dengan penyerahan sertifikat kelulusan oleh Prof. Gatut kepada seluruh mahasiswa, disaksikan para dosen, serta orang tua asuh (host family) masing-masing peserta.

Acara ini juga dihadiri Rektor Universitas Negeri Malang, Prof. Dr. Haryono, yang memberikan apresiasi terhadap keberhasilan penyelenggaraan CLS-Indonesia tahun 2025.

Dengan pertunjukan budaya yang ditampilkan, mahasiswa CLS membuktikan bahwa bahasa Indonesia semakin diminati di kancah internasional. Program ini sekaligus menjadi simbol persahabatan dan diplomasi budaya antara Indonesia dan Amerika Serikat. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow