UNJ dan Kemendukbangga/BKKBN Gelar Diskusi Pakar, Bahas Investasi Pembangunan Manusia untuk Indonesia Emas 2045

Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menjadi tuan rumah Diskusi Pakar bertajuk “Investasi Pembangunan Manusia Untuk Indonesia Emas 2045:

September 22, 2025 - 17:30
UNJ dan Kemendukbangga/BKKBN Gelar Diskusi Pakar, Bahas Investasi Pembangunan Manusia untuk Indonesia Emas 2045

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menjadi tuan rumah Diskusi Pakar bertajuk “Investasi Pembangunan Manusia Untuk Indonesia Emas 2045: Memastikan Komitmen Kebijakan dan Pembiayaan Keluarga Berencana Berkelanjutan” pada Senin, 22 September 2025, di Ballroom UTC UNJ by Hotel Naraya. Acara ini digelar dalam rangka memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia 2025 sekaligus menegaskan pentingnya peran strategis pembangunan manusia menuju Indonesia Emas 2045.

Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/ Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN), UNFPA Indonesia dan UNJ. Diskusi pakar dihadiri oleh jajaran pimpinan Kemendukbangga/BKKBN dan termasuk Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka selaku Wakil Menteri Kemendukbangga/BKKBN, pimpinan dan dosen UNJ, masyarakat umum, serta rekan-rekan media.

Pada kegiatan ini, keynote speaker yakni Dr. Wihaji selaku Menteri Kemendukbangga/BKKBN. Kegiatan ini menghadirkan beberapa narasumber terkemuka, diantaranya: Prof. Terence H. Hull selaku Pakar Demografi Australian National University, Dr. Hassan Mohtashami selaku UNFPA Representative in Indonesia, Prof. Budi Setiyono selaku Sekretaris Kemendukbangga/BKKBN, dan Prof. Hafid Abbas selaku Pakar Pendidikan dan Guru Besar UNJ. asementara itu penanggap pada sesi diskusi ini, yaitu Restuardy Daud selaku Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Prof. Omas Bulan Samosir selaku Pakar Kependudukan Universitas Indonesia, Prof. Budi Utomo selaku Pakar Kesehatan Masyarakat, dan Dr. Zahera Mega Utama selaku Tenaga Ahli Utama Deputi III Pemberdayaan Masyarakat Kantor Staf Presiden.

Pada kesempatan ini Dr. Wihaji selaku Menteri Kemendukbangga/BKKBN dalam sambutan pengantarnya mengatakan salah satu poin utama yang dibahas adalah pergeseran paradigma dalam isu kependudukan. Sebelumnya, fokus utama adalah pada slogan "dua anak cukup" yang menekankan pada pembatasan jumlah anak. Namun, kini terjadi pergeseran pemahaman menjadi "dua anak lebih sehat". Pergeseran ini mengindikasikan bahwa penekanan tidak hanya pada kuantitas, tetapi juga pada kualitas hidup keluarga, termasuk kesehatan ibu dan anak, serta kesejahteraan secara keseluruhan.

Diskusi-Pakar-UNJ-a.jpg

"Konsep ini mendorong keluarga untuk merencanakan jumlah anak yang optimal agar dapat memberikan perhatian dan sumber daya yang memadai bagi tumbuh kembang anak. Bonus demografi merupakan periode di mana proporsi penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan penduduk usia non-produktif. Kondisi ini menawarkan peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional. Namun, para pakar menekankan bahwa bonus demografi tidak akan memberikan manfaat maksimal tanpa perencanaan yang matang dan implementasi kebijakan yang tepat. Diperlukan investasi dalam pendidikan, kesehatan, dan penciptaan lapangan kerja untuk memastikan bahwa angkatan kerja yang melimpah dapat terserap dan berkontribusi secara optimal," ungkap Dr. Wihaji.

Ia mengatakan, investasi dalam KB dianggap sebagai langkah strategis untuk mencapai efisiensi anggaran jangka panjang. Dengan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan meningkatkan kualitas hidup keluarga, pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya secara lebih efektif untuk sektor-sektor pembangunan lainnya, seperti pendidikan dan kesehatan.

"Program KB yang kuat juga berkontribusi pada penurunan angka kematian ibu dan anak, serta peningkatan kesejahteraan keluarga. Selamat hari kotrasepsi sedunia,” ucap Dr. Wihaji dalam menutup sambutannya.

Sementara itu Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ dalam sambutannya mengatakan bahwa sebagai tuan rumah Diskusi Pakar “Investasi Pembangunan Manusia untuk Indonesia Emas 2045”, UNJ menegaskan posisinya sebagai pusat keunggulan akademik di bidang pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup. Melalui Program Doktor Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) di Sekolah Pascasarjana, UNJ berkomitmen menghasilkan riset berbasis bukti yang dapat memperkuat kebijakan kependudukan dan program Keluarga Berencana (KB).

"Dalam konteks diskusi pakar hari ini, keberadaan PKLH menjadi sangat relevan karena program ini tidak hanya menyiapkan kader akademisi, peneliti, dan praktisi yang memahami keterkaitan antara kependudukan, kesehatan reproduksi, pembangunan keluarga, dan keberlanjutan lingkungan, tetapi juga menjadi mitra strategis bagi BKKBN, UNFPA, dan kementerian terkait," ujar Prof. Komarudin.

Lanjut Prof. Komarudin menyampaikan bahwa dengan dukungan riset mutakhir dan analisis kebijakan berbasis data, UNJ mampu menyediakan rekomendasi kebijakan, program pelatihan, serta model implementasi yang membantu memastikan keberlanjutan pembiayaan dan efektivitas program KB.

"Sinergi akademik semacam ini mendukung upaya nasional dalam menekan disparitas Total Fertility Rate, meningkatkan kualitas SDM, dan memperkuat fondasi Indonesia menuju bonus demografi yang optimal pada 2045," tambah Prof. Komarudin.

Prof. Komarudin juga menyampaikan dengan dukungan dari Dr. Wihaji, Selaku menteri dan alumni program doktor PKLH UNJ serta Bapak Ibu sekalian yang hadir, ia yakin UNJ tidak hanya menjadi pusat pembelajaran, tetapi laboratorium kebijakan kependudukan yang relevan untuk menjawab tantangan Indonesia Emas 2045.

"Sebagai penutup sambutan, Saya selaku Rektor UNJ mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat komitmen pembiayaan dan kebijakan KB. Meski TFR nasional sudah ideal, program KB tetap perlu didukung penuh oleh semua pihak agar tidak hanya menjaga angka kelahiran, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup, kesehatan ibu-anak, dan ketahanan keluarga Indonesia. Dengan sinergi akademisi, pemerintah, masyarakat sipil, dan mitra pembangunan internasional, kita bisa memastikan program Keluarga Berencana menjadi investasi paling strategis bagi masa depan Indonesia," tutup Prof. Komarudin. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow